Alhamdulillah kami sehat dan bahagia,,, Alhamdulillah...
Yepp... itu bisa jadi jawaban singkat atau update singkat dari kami muehehe. Jadi,,, akhirnya terlewati sudah 5 bulan di Kanada. Gak terasa, masyaallah... Time flies for sure. Masih rasanya baru kemarin kami sering-sering update story instagram gimana kami dealing with jetlag gitu sampe di Kanada. Lah ini rasanya kayak tiba-tiba uda sampe di pertengahan tahun di sini.
Eh,,, btw, bagi yang belum tau. Aku buat tulisan sebelumnya tentang mengapa akhirnya pindah ke Kanada di sini, silahkan bagi yang minat bisa singgah dan baca-baca ini: We Finally Moved from South Korea.
Well,,, setelah setengah tahun di sini, apa yang terjadi dengan kehidupan kami? Let's talk ....
Kami masih agak kaget ya dengan winter, waktu, budaya, dan makanan di sini. Ada beberapa hal yang perlu sedikit adjustment dengan cara berfikir orang Asia dengan orang Barat. Kami di sini: aku, istri, dan anak.
Dari segi musim dingin dulu ya. Kan tinggal di Korea Selatan ada winter tuh. Mungkin Korea Selatan adalah salah satu negara di Asia dengan suhu dingin yang lumayan ekstrim. Seenggaknya selama aku tinggal di sana, aku pernah ngerasain rasanya hidup dengan suhu -20 derajat celcius. Dengan mind set ini, aku ngerasa kalau kami akan bisa hidup dengan normal atau mirip dengan cara hidup kami pas winter di Korea Selatan. Jadi, awalanya mikir kalau winter di Kanada mirip-miriplah dengan winter di Korea Selatan. Ternyata TIDAK! Kami ketepatan tiba di kondisi winter terburuknya Kanada, khususnya Montreal City. Di minggu pertama setelah landing, struggle kami adalah jetlag, dan ngerasa winter di Montreal masih mirip dengan Korea. Di saat itu, aku masih kuat pakai satu layer baju + Jaket yang gak terlalu tebel dan pakai sepatu running biasa, kayak sepatu-sepatu yang orang Indonesia pake pada umumnya. Dari awal memang aku uda riset kalau suhu dingin di Kanada bisa lebih dingin dari Korea dan akan lebih panjang dari Korea. Jadi, uda nyiapin jaket-jaket tebel. Tapi ya itu.... karena rasanya dinginnya masih sama dengan dinginnya winter di Korea, aku masih ngerasa belum perlu untuk ngeluarin jaket tebel dari koper. Kami masih belum mengakui kalau Montreal lebih dingin dari pada Korea. Yang kami nikmatin banget adalah salju di Montreal lebih tebel dan lebih sering turun dari pada di Korea. Aku personally seneng, dan anakku juga masih demen banget main salju. Jadi belum berpikiran untuk ngeluarin jaket tebel. Karena bulky-kan kalau uda keluar dan capek di badan kalau uda dipakai. Tiba-tiba, begitu diakhir pekan pertama, suhu ngedrop dari -10 derajat ke -29 derajat, dan berlanjut sampai ke -40 derajat. Salju bisa turun terus-terusan selama 3 hari dari pagi ke pagi lagi. That was insane. Dan di saat itulah aku baru mengakui kalau winter di Montreal is another level dari winter di Korea. Winter di sini bisa sampe di bulan April rasa dinginnya. Bahkan di tahun ini, pernah hujan di bulan Maret atau April, no snow at all, just rain, tapi justru buat semuanya beku. Padahal suhunya gak sampe minus. Cuma kayak gerimis biasa gitu semingguan, tapi buat ranting-ranting pohon beku, dan ini sempat buat sekitar 100 ribuan warga harus ngungsi ke shelter-shelter karena ranting pohon (atau bahkan pohonnya sendiri) putus dan ambruk dan ngerusak kabel-kabel listrik rumah-rumah warga.
Dari segi waktu.... apa ya? Mungkin karena masih terasa jetlag, jadi kami ngerasa kesulitan untuk bisa hidup di normal di minggu-minggu pertama. Aku yang memang belum mulai kerja, jadi masih ngerasa beban kerja belum ada kayak misal harus bangun pagi karena harus ngantor. Hal-hal kayak gini buat aku jadi lebih terbawa dengan adaptasi waktu di Kanada. Mungkin alasan lainnya adalaha karena kami masih ngerasa bahwa waktu di Kanada masih sama dengan waktu di Indonesia. Kami sempat mudik ke Indonesia selama 3 minggu. Jadi, somehow badan uda ngerasa beradaptasi dengan rutinitas jam di Indonesia. Trus balik dulu ke Korea dan tinggal selama 4 hari di Korea untuk packing lalalala lililili, jadi badan kami rasanya masih capek banget begitu sampe di Kanada, perjalanan panjang di pesawat, drama-drama kecil dengan koper, tiket, dan toddler. Kalau dibayangin lagi sekarang Eunnneugggh rasanya masihan. Tapi setelah mulai ngantor, kami baru mulai bisa ngikutin pola waktu kerja di sini. Cuma, one thing yang buat aku juga baru sadari kalau di Kanada masih punya istilah Daylight Saving Time (DST) yang mulai dari minggu ke-2 di bulan Maret sampe dengan minggu pertama di bulan November. DST ini artinya Kanada akan memajukan jam di Kanada 1 jam lebih awal dari biasanya. Alasannya supaya orang Kanada bisa dapat lebih banyak ngerasai matahari di musim summer.
Kalau dari segi budaya yang paling buat kaget itu adalah budaya tipping atau ngasih tips ke kasir di warung kopi atau ke pelayan restaurant. Karena jajan di Montreal itu lebih mahal dari pada jajan di Korea. Per Item barang atau jajanan yang kita beli akan kena province tax dan global tax totalnya 15% dari harga barang. Tentu harga barang akan jadi lebih mahal dari harga yang sebenarnya. Ditambah lagi dengan budaya tipping tadi yang bisa 1.5 atau 2.0% normalnya dari harga barang. Can you imagine????? Aku sih gak rela ya ngasih tipping ini. Karena budaya tipping di Korea itu gaada. Kasir dan pelayan itu malu kalau kita ngasih tips ke mereka. Sama dengan pelecehan dan merendahkan mereka kurang lebih. Tapi di sini kebalikannya. Kita gak ngasih tips dianggap rude dan gak sopan. Sempat aku kuatir dengan anggapan gak sopan karena gak ngasih tips tadi, tapi makin ke sini aku uda bodoh amat. Ibaratnya percuma gitu kalau gak iklas ngasih wkwkwk. Karena uda terkejut dulu dengan harga tiap kali jajan di sini. Sebenarnya ya, kalau pajak barangnya tadi gaada atau gak terlalu tinggi, jajanan di sini mirip dengan jajan di Korea harganya. Yang buat sakit itu pajaknya. Jadi bisa dikonversikan dengan besaran gaji bulanan orang-orang di sini. Gajinya bisa terlihat besar dari angkanya, tapi take home pay nya kecil banget. Karena earning salary tax di sini bisa mendekati ke 40% dari gaji kita. Tapi ini masih tergantung dengan besaran gaji tiap orang ya. Makin tinggi gaji, makin tinggi tax., dan sebaliknya. Terus ada lagi budaya ngerokok sembarangan. Aku uda terbiasa dengan cara orang Korea merokok di tempat yang seharusnya mereka bisa merokok. Tapi gitu ke Kanada, rasanya kayak di Indonesia wkwk. Tapi ini diperburuk karena weed atau ganja di sini di legalkan, jadi jangan heran kalau sesekali asap rokoknya bisa bau agak aneh, yang jelas bukan bau tembakau atau rokok pada umumnya. That's when you realize that someone is smoking weed.
Gimana dengan makanan? Jangan harap kalau datang ke restoran-restoran di Kanada yang menunya ala-ala barat akan ada NASI. Kami harus cari restoran dengan menu-menu Asia, kayak restoran Korea, restoran India, Thai, Vietnam, China, atau Jepang, untuk bisa makan bermenu nasi. Kalau restoran barat jangan harap nemu nasi, which I think it's obvious. Karena balik lagi ke budaya orang barat yang memang jarang banget makan nasi. Jadi, kalau kalian nanti one day ke Kanada untuk nginep di hotel yang ada dapurnya, jangan berharap disediakan rice cooker wkwkwk. Dari sini, silahkan ditimbang-timbang lagi kebiasaan untuk bawa beras di koper.
Tapi dari hal-hal yang buat kaget, ada hal-hal yang kami rasa lebih baik. I'll see when I can share the story with you guys. Untuk sekarang, sampe sini dulu ya....
0 comments:
Thank you for visiting my page. If you want to leave your track, please being a clever tracker and do not leave this page with any violent content.
Cheers