*** Layaknya bumi yang berputar pada porosnya. Ia akan terus berputar hingga nanti. Enggak tau sampai kapan. Hingga nanti. B...

Sekapur Sirih: Revolusi Hidup



***

Layaknya bumi yang berputar pada porosnya. Ia akan terus berputar hingga nanti. Enggak tau sampai kapan. Hingga nanti. Begitulah kita, manusia. Yang akan terus menurus menggunakan akal pikiran kita untuk belajar. Karena pada dasarnya, manusia memang diwajibkan untuk terus belajar dari lahir sampai waktu menjemput, Mati. Kalau boleh meminjam istilah ilmu kebumian: ketika bumi terus melakukan perputarannya, bumi akan melakukan revolusi-revolusi besar dan kecil terhadap makhluk yang menghidupinya. Dan kita, sebagai insan yang terus berpikir, juga akan terus berevolusi: Dengan cara belajar. Banyak atau sedikit ilmu yang kita pelajari, di saat itulah kita melakukan perubahan baru dalam hidup kita. Let's say, Revolusi Hidup. Begitulah aku menyebutnya.

Dalam belajarnya manusia, apa yang membedakan kita dengan teman atau saudara atau dengan orang lain? M.O.T.I.V.A.S.I. Menurutku, inilah yang membedakan kita dengan orang lain dalam belajar. Setiap orang memiliki motivasi yang unik untuk terus mempelajari sesuatu hal. Dan dengan motivasi, kita jadi bisa mengukur seberapa banyak kita telah belajar. Semakin besar motivasi, semakin besar keinginan untuk keep learning and digging ilmu yang sedang kita pelajari. Kesimpulannya, motivasilah yang akan menghantarkan kita ke tujuan dimana kita menginginkan titik terakhir revolusi hidup kita saat itu. Lalu, titik terakhir kita dimana? Menurutku, titik terakhir kita terletak ketika kita tidak lagi memiliki motivasi untuk berpikir. Atau dalam arti lain, ketika kita gak lagi mampu menggunakan jasad kita untuk terus berpikir. Dan disaat itulah revolusi kita berhenti. 

***


Seoul - Korea Selatan, 09 Maret 2019

Ismail M-