Ada
satu hal yang mungkin bisa ku petik dari semua proses yang ada selama ini.
Bahwa menjaga semangat itu sangat penting. Terutama untuk tipikal-tipikal orang
kayak aku yang ngerasa gak ada apa-apanya dibanding mereka yang wah wah wah.
Aku jelasin lagi nanti gimana caraku maintain semangat. Hal lain adalah bahwa
menjadi a hunter itu mengajarkan aku untuk bisa agak disiplin sama waktu, karena kita harus tahu kapan beasiswa A akan dibuka lagi, dan apa yang harus kita persiapkan jauh-jauh hari.
Menjadi a hunter itu mengajarkanku untuk belajar bisa memahami diri, memperbaiki
diri, memantaskan diri, menghargai diri, dan rendah hati… #eeaak.. aku hatinya
kerendahan sih memang, makanya hatiku ngarep pindah utk dekat ke hatimu..
#krik. The last but not the least adalah bisa belajar arti dari sebuah proses. Anyways…
Jadi begini, satu semester terakhir ini aku masih aktif
sebagai mahasiswa Master. Prediksiku, aku bisa selesai lah disemester ini,
gitu. Dan sambil lalu, aku juga mulai hunting beberapa kampus di luar Korea,
dengan catatan penting kalau kampus-kampus yang ku idamkan ini punya research
area yang sama, prof dan lab nya aktif untuk bidang penelitian itu. Nilai
lebihnya adalah kampus-kampusnya di Eropa yang sepertinya lebih baik dari
kampusku sekarang. Sepetinya gitu sih. Dan meraka adalah University of Nantes
di France, Ghent University di Belgium, University of Tampere di Finland, Sheffield
University dan University of Bristol di UK, Purdue University di Indiana-USA, serta
beberapa universitas yang korespondensiku gak direspon seperti Queen Mary
University of London di UK dan kampus di Italy, USA, dan Ireland. Itu aja
kayaknya.
Well, semua kampus yang aku sebut tadi ku coba dengan proses
yang sama. Cari informasi di google dengan keywork like: open position for PhD for video
coding 2016 atau PhD Vacancies for video coding 2016 adalah hal pertama yang
aku lakukan. Cara lain adalah dengan berlangganan atau subscribing
advertisement job vacancies di Linkedlin, Research gate, atau forum-forum
diskusi video coding lain. Beberapa professor yang butuh mahasiswa juga
menyebarkan info atau advertisement tentang ini di sana. Jadi, kita tinggal
setting subscriber kita aja di beberapa research field di linkedlin, research
gate dsb. Setiap kali ada related info yang sesuai dengan bidang kita, kita
akan dapat notifikasinya via email. Easy breezy bukan?
Cara yang lain adalah
aku cek satu per satu kampus di negara yang aku mau tuju, misal untuk kasus UK.
Karena aku tahu kalau skema support funding di UK itu sama dengan di Malaysia,
yang sifatnya lebih ke Grant funding, makanya aku berniat untuk kuliah pake
beasiswa LPDP atau Mora scholarship dari Indonesia Government. Nah, untungnya
kalau LPDP kan uda punya list universitas terbaik versi LPDP kan, jadi aku cari
by university based on LPDP list. Satu per satu dicek, ada gak research video
coding di kampusnya. Yang ini agak makan banyak waktu sih sebenarnya. Oh ya,, Grant
funding itu maksudnya adalah kita bisa kuliah gratis selama lab dan professor kita
punya project. Sebagian uang projek itu nanti akan mengalir untuk kita yang bisa dimanfaatkan untuk live and school expenses. Artinya selama ada projek, amanlah
hidup kita. Kurang lebih begitu.
Butuh beberapa hari untuk ngelist nama-nama Professor dan
lab serta kampus yang sesuai dengan research area ku. Next adalah mempersiapkan
semua dokumen yang perlu disebar ke list yang ada. Standar sih dokumennya: CV
terbaru, Transcript akhir, research statement, dan beberapa publikasi paper.
Semua dokumen ini wajib aku attach bersama email yang aku kirim ke semua list
yang aku punya. Well, selanjutnya buat template email dengan Bahasa yang
hormat, singkat, padat, dan niat kita apa. Inti email yang aku kirim adalah bertanya tentang kemungkinan ada
gak peluang PhD di lab dan kampus dia. Beberapa ada yang kasih response cuma dalam
hitungan jam, beberapa merespon sampe dua-tiga harian, dan beberapa gak
merespon. Kenapa aku lakuin ini semua? Karena aku mau maintain semangat yang
aku punya. Di sisi lain, aku juga berharap ada keberuntungan di sana.
University of Nantes di France. Aku gak ingat ini kampus
keberapa yang aku coba. Dan diskusi tentang pengalaman ini gak berdasarkan dengan
urutan email ya.. Cuma intisarinya aja yang aku bahas. Jadi, ketepatan setelah
googling dengan keyword yang aku sebut tadi, nemulah satu kesempatan dari
Unviersity of Nantes. Kampus ini punya satu projek yang disebut dengan istilah
Provision. Ini projek adalah semacam kolaborasi projek dengan beberapa kampus
di Eropa kayak University of Bristol dari UK dan satu university di German, juga dengan
Microsoft di China. Peluang ini emas banget sebenarnya, karena ada kesempatan untuk tinggal di German dan China beberapa bulan. Well, aku coba submit
dan apply ini. Dan ada beberapa stage penyaringan untuk candidate PhD yang
berminat, seperti document screening dan wawancara. Mereka (red: projek kolaborasi) punya beberapa list projek yang
berkaitan dengan video coding dan University of Nantes sepertinya punya 4 atau
5 list projek. Tahap pertama adalah document screening. Di tahap ini, candidate cuma perlu kirim email dan kirim beberapa document kayak yang aku sebutkan tadi
ke satu professor yang membutuhkan mahasiswa PhD di University of Nantes. Candidate yang dinyatakan lulus di
tahap ini akan mendapat konfirmasi email untuk wawancara. Dan aku satu
diantaranya. Ini adalah kali perdanaku diwawancarai demi sekolah PhD gratis. Kita
(aku dan satu orang professor dari University of Nantes) ngobrol via Skype, dan
aku harus mempresentasikan dua topik projek yang mereka tawarkan. Aku
diagendakan dengan dua kali wawancara karena diwawancara pertama aku ngerasa
gak siap untuk mempresentasikan satu topik projek yang ada. Tapi professor nya
menyetujui permintaanku dengan mengagendakan jadwal wawancara lagi seminggu setelah wawancara
pertama. Singkat cerita, wawancara ini sukses dan berakhir dengan email konfirmasi
kelulusan dan kapan aku harus berangkat ke universitas tersebut serta gaji per
bulan dan sebagainya. Kendalanya adalah projek dimulai terlalu dini, sementara
aku belum menyelesaikan master ku waktu itu. Jadi jelas gak bias ku follow up. Say
good bye untuk kesempatan Kece ini. Tapi sambil nangis dan ngelus dada sih... belum rezki!
Ghent University di Belgium. Satu lab dari universitas ini
punya projek juga di bidang video coding. Nah, informasi kalau Ghent University
ini lagi buka lowongan aku dapat dari Research gate via email. Tahapan untuk
proses ke Ghent University ini juga sama dengan University of Nantes. Document
screening dan kemudian wawancara via Skype. Singkat cerita, di tahap wawancara,
aku harus berhadapan dengan tiga orang examiners. Bagiku, wawancara di sini
lebih menegankan karena aku harus ngobrol dan presentasi dengan satu orang
professor, satu orang Doctor, dan satu orang mahasiswa PhD. Permintaannya
ditahap wawancara ini adalah ada ujian tertulis yang aku gak punya ide
sebelumnya akan seperti apa test nya, interview biasa, dan presentasi thesis ku
terakhir. Ada kesulitan sendiri untukku di test writing. Waktunya singkat dan
dikasi topik yang aku sendiri gak begitu nguasai. Maklum, sekolah master ku
lebih sering main-mainnya dari pada nge lab… #ngeles haha#. Jadi uda taulah ya
kesimpulannya apa. Tapi diakhir cerita Professor nya tanya apakah aku uda
berkeluarga atau belum, ada berencana bawa berkeluarga selama studi atau enggak, dsb, karena mereka akan
mempertimbangkan berapa besar biaya atau gaji yang akan didapat. Pertanyaan ini
bagiku berasa seperti sebuah harapan tersendiri dibalik rasa kekhawatiran akan kegagalan
dari test tertulisku. Dan bener aja, setelah beberapa hari, email konfirmasi dari Ghent
University ku terima. Dan Alhamdulillah aku masih gagal. Uda ngaca diri sendiri
sih kalau aku akan gagal. Tapi kenapa Alhamdulillah? Karena dari test ini aku bisa
mengukur diri dan belajar dari semua proses yang ada. Intinya, gagal pun ya
masih baiklah,, karena ada hal yang bisa bikin kita naik satu level untuk
tantangan lain.
So far sih dua universitas ini yang sangat berkesan bagiku. Prosesnya
ituloh,, professional banget. Dan ada tantangan di sana. Karena kampus-kampus
lainnya ku apply memang ketepatan gak ada projek. Atau gak ada informasi
kalau mereka sedang butuh mahasiswa PhD dalam waktu dekat. Aku negelist
kampus-kampus lainnya cuma berdasarkan: "Oh prof dan lab di kampus ini punya
bidang penelitian yang sama denganku." Udah sesimple itu. Kemudian kirim email
personal ke professornya.
Ambil contoh University of Tampere di Finland dan Purdue
University di Indiana-USA. Setelah aku kirimin email, professornya balas dengan "Unfortunately, currently my lab is not
seeking for a new student. I will inform you personally if I have the vacancies
as your query." Kurang lebih begitulah. Oh ya, University of Tampere aku
dapat infonya dengan baca forum diskusi di linkedlin. Di forum itu dituliskan
kalau satu professor di sana sedang butuh mahasiswa PhD utk video coding. Tapi kayaknya
aku telat deh. Posisinya uda keburu diisi orang lain.
Sheffield University dan University of Bristol di UK. Dua
kampus kenamaan dari UK ini aku search berdasarkan list university LPDP. Yang ini
caranya mesti ngubek-ubek web site kampusnya, dan cari research area yang
sesuai dengan yang ku punya. Biasanya ada di menu Research gitulah di
websitenya. Atau kita bisa cari dengan cara browsing daftar professor atau
daftar lab di website kampusnya. Precisely, ke website jurusannya. Nah untuk
dua kampus ini, aku harus daftar online melalui system pendaftaran mereka. Tapi
sebelum ke sana, pertama kali aku tetep kirim email dan dokuemen yang aku sebut
tadi ke professornya. Kemudian mereka menyarankan untuk daftar melalui
system, selanjutnya mereka akan mempertimbangkankan aplikasi bersama dengan tim
faculty mereka. Keuntungannya dari kirim email dan kirim dokumen dulu ke professor
yang kita tuju adalah kita melakukan korespondensi dengan cara memperkenalkan
diri. Dengan mengirim dokumen yang kita punya, professor mungkin bisa menilai
kita lebih awal. Jadi, kemaslah dokumen kalian serapih, dan sejelas, juga
selengkap mungkin. Usahakan bikin orang-orang “terpana” atau merasa tertarik
dengan dengan dokumen yang kita punya. Dan Alhamdulillah kedua kampus ini
memberiku conditional offer karena aku belum melengkapi IELTS.
Kwangwoon University di Korea. Muehehe.. ini adalah kampusku
sekarang. Aku dapat gelar master dari jurusan Computer Engineering di kampus ku
ini. Selama studi di Korea, aku dapat beasiswa partial dari kampus berupa 50%
potongan uang kuliah sebagai mahasiswa international, 50% sisanya di cover sama
lab ku sekarang, biaya hidup per bulan dan biaya publikasi juga di support sama
lab. Keuntungan kuliah dengan skema ini adalah jelas yang pertama kuliah
gratis. Yang lainnya adalah kita punya ikatan professional dengan lab dan
professor kita. Jadi, sebelum aku coba semua kampus yang aku sebutkan di atas
tadi, professorku di Kwangwoon University menawarkan ku untuk kembali belajar
di Lab nya dengan skema funding yang sama seperti master degree, tapi dengan
living expenses support yang lebih besar. Tapi waktu itu aku masih pingin coba
apply phd ke negara-negara di luar Korea. Alasannya karena Bahasa pengantar dan
kesulitan lainnya. Sangat bersyukur bisa belajar di lab dan kenal dengan
professorku yang sekarang. Walau aku bilang kalau aku sedang mempertimbangkan
untuk kuliah di negara lain, tapi kemudian professorku menanggapi dengan Bahasa
yang sangat manis: You may try first
other universities in western, but if you don’t get any, you may back to our
lab. Sejak itulah aku ngerasa sudah dapat home-based utk phd akan kemana
dan mulai mencari kampus yang mungkin aku bisa bilang akan ngebantu aku lebih
mudah belajar video coding tanpa kendala Bahasa. Tapi kalau aku harus mencari
kuliah di Korea, aku gak akan cari kampus atau mendaftarkan diri ke kampus
lainnya. Lab aku ini the best. Professor aku the best, dan temen-temen lab aku
juga the best. Berasa suda seperti keluarga di lingkungan labku, jadi gak
pingin untuk mencoba kampus lain. Karena aku uda belajar bersama expert yang aku
mau. Tinggal bagaimana cara menyelesaikan kendala Bahasa korea ku sahaja. Anyways,
sekarang aku uda daftar ke Kwangwoon University, tinggal nunggu kabar dari
pihak kampus.
So, that’s all cerita perburuan PhD gratisku. Salam semangat
hunter~
Huhu. . . . Kerennn bapak nihhh. . . .
ReplyDeleteSaran sih pak, mending ambil yang Di Sheffield University, dan University of Bristol. . .
Kayaknya lebih menantang. :v
Hi Faisal! Thanks uda mampir. Urusan studi, liat nanti rezkinya kemana.
Delete