Source image:    https://80000hours.org/ So, ini part lain dari cerita ngejer sekolah gratis dan niatnya adalah untuk bercerita lebi...

Cerita Perburuan PhD Gratis

Source image:  https://80000hours.org/



So, ini part lain dari cerita ngejer sekolah gratis dan niatnya adalah untuk bercerita lebih dan berbagi kisah dari perburuan PhD gratis di tulisan sebelumnya. 

Ada satu hal yang mungkin bisa ku petik dari semua proses yang ada selama ini. Bahwa menjaga semangat itu sangat penting. Terutama untuk tipikal-tipikal orang kayak aku yang ngerasa gak ada apa-apanya dibanding mereka yang wah wah wah. Aku jelasin lagi nanti gimana caraku maintain semangat. Hal lain adalah bahwa menjadi a hunter itu mengajarkan aku untuk bisa agak disiplin sama waktu, karena kita harus tahu kapan beasiswa A akan dibuka lagi, dan apa yang harus kita persiapkan jauh-jauh hari. Menjadi a hunter itu mengajarkanku untuk belajar bisa memahami diri, memperbaiki diri, memantaskan diri, menghargai diri, dan rendah hati… #eeaak.. aku hatinya kerendahan sih memang, makanya hatiku ngarep pindah utk dekat ke hatimu.. #krik. The last but not the least adalah bisa belajar arti dari sebuah proses. Anyways…

Jadi begini, satu semester terakhir ini aku masih aktif sebagai mahasiswa Master. Prediksiku, aku bisa selesai lah disemester ini, gitu. Dan sambil lalu, aku juga mulai hunting beberapa kampus di luar Korea, dengan catatan penting kalau kampus-kampus yang ku idamkan ini punya research area yang sama, prof dan lab nya aktif untuk bidang penelitian itu. Nilai lebihnya adalah kampus-kampusnya di Eropa yang sepertinya lebih baik dari kampusku sekarang. Sepetinya gitu sih. Dan meraka adalah University of Nantes di France, Ghent University di Belgium, University of Tampere di Finland, Sheffield University dan University of Bristol di UK, Purdue University di Indiana-USA, serta beberapa universitas yang korespondensiku gak direspon seperti Queen Mary University of London di UK dan kampus di Italy, USA, dan Ireland. Itu aja kayaknya.

Well, semua kampus yang aku sebut tadi ku coba dengan proses yang sama. Cari informasi di google dengan keywork like: open position for PhD for video coding 2016 atau PhD Vacancies for video coding 2016 adalah hal pertama yang aku lakukan. Cara lain adalah dengan berlangganan atau subscribing advertisement job vacancies di Linkedlin, Research gate, atau forum-forum diskusi video coding lain. Beberapa professor yang butuh mahasiswa juga menyebarkan info atau advertisement tentang ini di sana. Jadi, kita tinggal setting subscriber kita aja di beberapa research field di linkedlin, research gate dsb. Setiap kali ada related info yang sesuai dengan bidang kita, kita akan dapat notifikasinya via email. Easy breezy bukan? 

Cara yang lain adalah aku cek satu per satu kampus di negara yang aku mau tuju, misal untuk kasus UK. Karena aku tahu kalau skema support funding di UK itu sama dengan di Malaysia, yang sifatnya lebih ke Grant funding, makanya aku berniat untuk kuliah pake beasiswa LPDP atau Mora scholarship dari Indonesia Government. Nah, untungnya kalau LPDP kan uda punya list universitas terbaik versi LPDP kan, jadi aku cari by university based on LPDP list. Satu per satu dicek, ada gak research video coding di kampusnya. Yang ini agak makan banyak waktu sih sebenarnya. Oh ya,, Grant funding itu maksudnya adalah kita bisa kuliah gratis selama lab dan professor kita punya project. Sebagian uang projek itu nanti akan mengalir untuk kita yang bisa dimanfaatkan untuk live and school expenses. Artinya selama ada projek, amanlah hidup kita. Kurang lebih begitu.

Butuh beberapa hari untuk ngelist nama-nama Professor dan lab serta kampus yang sesuai dengan research area ku. Next adalah mempersiapkan semua dokumen yang perlu disebar ke list yang ada. Standar sih dokumennya: CV terbaru, Transcript akhir, research statement, dan beberapa publikasi paper. Semua dokumen ini wajib aku attach bersama email yang aku kirim ke semua list yang aku punya. Well, selanjutnya buat template email dengan Bahasa yang hormat, singkat, padat, dan niat kita apa. Inti email yang aku kirim adalah bertanya tentang kemungkinan ada gak peluang PhD di lab dan kampus dia. Beberapa ada yang kasih response cuma dalam hitungan jam, beberapa merespon sampe dua-tiga harian, dan beberapa gak merespon. Kenapa aku lakuin ini semua? Karena aku mau maintain semangat yang aku punya. Di sisi lain, aku juga berharap ada keberuntungan di sana.

University of Nantes di France. Aku gak ingat ini kampus keberapa yang aku coba. Dan diskusi tentang pengalaman ini gak berdasarkan dengan urutan email ya.. Cuma intisarinya aja yang aku bahas. Jadi, ketepatan setelah googling dengan keyword yang aku sebut tadi, nemulah satu kesempatan dari Unviersity of Nantes. Kampus ini punya satu projek yang disebut dengan istilah Provision. Ini projek adalah semacam kolaborasi projek dengan beberapa kampus di Eropa kayak University of Bristol dari UK dan satu university di German, juga dengan Microsoft di China. Peluang ini emas banget sebenarnya, karena ada kesempatan untuk tinggal di German dan China beberapa bulan. Well, aku coba submit dan apply ini. Dan ada beberapa stage penyaringan untuk candidate PhD yang berminat, seperti document screening dan wawancara. Mereka (red: projek kolaborasi) punya beberapa list projek yang berkaitan dengan video coding dan University of Nantes sepertinya punya 4 atau 5 list projek. Tahap pertama adalah document screening. Di tahap ini, candidate cuma perlu kirim email dan kirim beberapa document kayak yang aku sebutkan tadi ke satu professor yang membutuhkan mahasiswa PhD di University of Nantes. Candidate yang dinyatakan lulus di tahap ini akan mendapat konfirmasi email untuk wawancara. Dan aku satu diantaranya. Ini adalah kali perdanaku diwawancarai demi sekolah PhD gratis. Kita (aku dan satu orang professor dari University of Nantes) ngobrol via Skype, dan aku harus mempresentasikan dua topik projek yang mereka tawarkan. Aku diagendakan dengan dua kali wawancara karena diwawancara pertama aku ngerasa gak siap untuk mempresentasikan satu topik projek yang ada. Tapi professor nya menyetujui permintaanku dengan mengagendakan jadwal wawancara lagi seminggu setelah wawancara pertama. Singkat cerita, wawancara ini sukses dan berakhir dengan email konfirmasi kelulusan dan kapan aku harus berangkat ke universitas tersebut serta gaji per bulan dan sebagainya. Kendalanya adalah projek dimulai terlalu dini, sementara aku belum menyelesaikan master ku waktu itu. Jadi jelas gak bias ku follow up. Say good bye untuk kesempatan Kece ini. Tapi sambil nangis dan ngelus dada sih... belum rezki!

Ghent University di Belgium. Satu lab dari universitas ini punya projek juga di bidang video coding. Nah, informasi kalau Ghent University ini lagi buka lowongan aku dapat dari Research gate via email. Tahapan untuk proses ke Ghent University ini juga sama dengan University of Nantes. Document screening dan kemudian wawancara via Skype. Singkat cerita, di tahap wawancara, aku harus berhadapan dengan tiga orang examiners. Bagiku, wawancara di sini lebih menegankan karena aku harus ngobrol dan presentasi dengan satu orang professor, satu orang Doctor, dan satu orang mahasiswa PhD. Permintaannya ditahap wawancara ini adalah ada ujian tertulis yang aku gak punya ide sebelumnya akan seperti apa test nya, interview biasa, dan presentasi thesis ku terakhir. Ada kesulitan sendiri untukku di test writing. Waktunya singkat dan dikasi topik yang aku sendiri gak begitu nguasai. Maklum, sekolah master ku lebih sering main-mainnya dari pada nge lab… #ngeles haha#. Jadi uda taulah ya kesimpulannya apa. Tapi diakhir cerita Professor nya tanya apakah aku uda berkeluarga atau belum, ada berencana bawa berkeluarga selama studi atau enggak, dsb, karena mereka akan mempertimbangkan berapa besar biaya atau gaji yang akan didapat. Pertanyaan ini bagiku berasa seperti sebuah harapan tersendiri dibalik rasa kekhawatiran akan kegagalan dari test tertulisku. Dan bener aja, setelah beberapa hari, email konfirmasi dari Ghent University ku terima. Dan Alhamdulillah aku masih gagal. Uda ngaca diri sendiri sih kalau aku akan gagal. Tapi kenapa Alhamdulillah? Karena dari test ini aku bisa mengukur diri dan belajar dari semua proses yang ada. Intinya, gagal pun ya masih baiklah,, karena ada hal yang bisa bikin kita naik satu level untuk tantangan lain.

So far sih dua universitas ini yang sangat berkesan bagiku. Prosesnya ituloh,, professional banget. Dan ada tantangan di sana. Karena kampus-kampus lainnya ku apply memang ketepatan gak ada projek. Atau gak ada informasi kalau mereka sedang butuh mahasiswa PhD dalam waktu dekat. Aku negelist kampus-kampus lainnya cuma berdasarkan: "Oh prof dan lab di kampus ini punya bidang penelitian yang sama denganku." Udah sesimple itu. Kemudian kirim email personal ke professornya.

Ambil contoh University of Tampere di Finland dan Purdue University di Indiana-USA. Setelah aku kirimin email, professornya balas dengan "Unfortunately, currently my lab is not seeking for a new student. I will inform you personally if I have the vacancies as your query." Kurang lebih begitulah. Oh ya, University of Tampere aku dapat infonya dengan baca forum diskusi di linkedlin. Di forum itu dituliskan kalau satu professor di sana sedang butuh mahasiswa PhD utk video coding. Tapi kayaknya aku telat deh. Posisinya uda keburu diisi orang lain.

Sheffield University dan University of Bristol di UK. Dua kampus kenamaan dari UK ini aku search berdasarkan list university LPDP. Yang ini caranya mesti ngubek-ubek web site kampusnya, dan cari research area yang sesuai dengan yang ku punya. Biasanya ada di menu Research gitulah di websitenya. Atau kita bisa cari dengan cara browsing daftar professor atau daftar lab di website kampusnya. Precisely, ke website jurusannya. Nah untuk dua kampus ini, aku harus daftar online melalui system pendaftaran mereka. Tapi sebelum ke sana, pertama kali aku tetep kirim email dan dokuemen yang aku sebut tadi ke professornya. Kemudian mereka menyarankan untuk daftar melalui system, selanjutnya mereka akan mempertimbangkankan aplikasi bersama dengan tim faculty mereka. Keuntungannya dari kirim email dan kirim dokumen dulu ke professor yang kita tuju adalah kita melakukan korespondensi dengan cara memperkenalkan diri. Dengan mengirim dokumen yang kita punya, professor mungkin bisa menilai kita lebih awal. Jadi, kemaslah dokumen kalian serapih, dan sejelas, juga selengkap mungkin. Usahakan bikin orang-orang “terpana” atau merasa tertarik dengan dengan dokumen yang kita punya. Dan Alhamdulillah kedua kampus ini memberiku conditional offer karena aku belum melengkapi IELTS.

Kwangwoon University di Korea. Muehehe.. ini adalah kampusku sekarang. Aku dapat gelar master dari jurusan Computer Engineering di kampus ku ini. Selama studi di Korea, aku dapat beasiswa partial dari kampus berupa 50% potongan uang kuliah sebagai mahasiswa international, 50% sisanya di cover sama lab ku sekarang, biaya hidup per bulan dan biaya publikasi juga di support sama lab. Keuntungan kuliah dengan skema ini adalah jelas yang pertama kuliah gratis. Yang lainnya adalah kita punya ikatan professional dengan lab dan professor kita. Jadi, sebelum aku coba semua kampus yang aku sebutkan di atas tadi, professorku di Kwangwoon University menawarkan ku untuk kembali belajar di Lab nya dengan skema funding yang sama seperti master degree, tapi dengan living expenses support yang lebih besar. Tapi waktu itu aku masih pingin coba apply phd ke negara-negara di luar Korea. Alasannya karena Bahasa pengantar dan kesulitan lainnya. Sangat bersyukur bisa belajar di lab dan kenal dengan professorku yang sekarang. Walau aku bilang kalau aku sedang mempertimbangkan untuk kuliah di negara lain, tapi kemudian professorku menanggapi dengan Bahasa yang sangat manis: You may try first other universities in western, but if you don’t get any, you may back to our lab. Sejak itulah aku ngerasa sudah dapat home-based utk phd akan kemana dan mulai mencari kampus yang mungkin aku bisa bilang akan ngebantu aku lebih mudah belajar video coding tanpa kendala Bahasa. Tapi kalau aku harus mencari kuliah di Korea, aku gak akan cari kampus atau mendaftarkan diri ke kampus lainnya. Lab aku ini the best. Professor aku the best, dan temen-temen lab aku juga the best. Berasa suda seperti keluarga di lingkungan labku, jadi gak pingin untuk mencoba kampus lain. Karena aku uda belajar bersama expert yang aku mau. Tinggal bagaimana cara menyelesaikan kendala Bahasa korea ku sahaja. Anyways, sekarang aku uda daftar ke Kwangwoon University, tinggal nunggu kabar dari pihak kampus.


So, that’s all cerita perburuan PhD gratisku. Salam semangat hunter~

2 comments:

  1. Huhu. . . . Kerennn bapak nihhh. . . .
    Saran sih pak, mending ambil yang Di Sheffield University, dan University of Bristol. . .
    Kayaknya lebih menantang. :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Faisal! Thanks uda mampir. Urusan studi, liat nanti rezkinya kemana.

      Delete

Thank you for visiting my page. If you want to leave your track, please being a clever tracker and do not leave this page with any violent content.

Cheers