Source image:    http://www.academiaobscura.com Akhirnya ada hasrat untuk ngisi blog ini lagi setelah sekian lama vacuum ntah kare...

Beberapa Pertimbangan sebelum Kuliah PhD Gratis

Source image:  http://www.academiaobscura.com



Akhirnya ada hasrat untuk ngisi blog ini lagi setelah sekian lama vacuum ntah karena apa… kehkehkehkeh… Setelah agak merasa nyaman dengan gelar master yang Alhamdulillah akhirnya dapat juga, kali ini aku mau sharing pengalamanku ngejer kesempatan sekolah gratis lagi untuk S3. Prinsip utamaku adalah dapat sekolah gratis dimanapun negaranya. Tapi itu dulu, sebelum tahu bener kalau ternyata statement itu kurang baik sekarang. Sebelum aku tahu apa pentingnya sekolah di tempat yang terbaik di negara terbaik. Sebelum aku tahu kalau selain sekolah terbaik dan di negara yang terbaik, masih ada satu hal yang harus dipertimbangkan lagi, yaitu Lab, Profesor, dan research field kita.

Mari kita bahas satu-satu. Bagiku adalah kesempurnaan studi kayaknya ya kalau bisa dapat semua hal pertimbangan yang baru aku sebut tadi. Tapi, ada kalanya kita harus dengan terpaksa merelakan satu hal untuk satu hal lain yang lebih penting. Ini yang namanya pertimbangan. Untuk bahas ini, mungkin lebih mudah kalau kita melihatnya dari sisi kepentingan atau priority dulu, kemudian kita bahas kemungkinan adanya alternative lain. Karena ada mungkin beberapa orang yang beranggapan bahwa dirinya gak akan mampu bisa duduk di Kampus A di Negara A dengan nilai dan kemampuan dia yang dirasa gak setara dengan A – A yang tadi. Tapi sebagai scholarship hunter bukankah seharusnya kita gak boleh pantang mundur ya? Bukannya kita harus tetep memperjuangkan segala kemungkinan, sekecil apapun itu? Bukannya kita harus menempatkan bahwa kesempatan adalah jalan keberhasilan kita kelak? Pointku di sini adalah jangan meremehkan diri sendiri dengan menjustifikasi terlalu dini kalau kita gak berhak untuk Kampus A di Negara A. Ingat, ada faktor gambling dan luckiness yang juga bisa mempengaruhi keberhasilan seorang hunter. Jadi,,, perjuangkanlah terus kalau memang uda sreg sama Si A, tadi walau kita cuma punya something yang bernilai B atau bahkan Z. 

Sambil coba-coba si A, mungkin ada baiknya kita juga coba Kampus B di Negara B atau negara manapun yang mungkin bisa dan mau nerima kita secara professional dengan apa adanya (#adaGitu? :D). Ini yang namanya alternative. Oh,, mungkin di Kampus B Negara B kita uda pasti diterima, tapi kalau hati kita terlalu mendambakan Kampus A Negara A, terus gimana? Inget kalau kita adalah a hunter, jadi behave lah seperti a professional hunter… #gayaKali aku bah#. Hahaha. Intinya, coba dan tetep coba apapun kemungkinannya.

Jadi, mulailah untuk menentukan jawaban atas pertanyaan “sebenarnya kemana sih arah hidup kita?” Caranya gimana? Salah satunya bisa kita jawab dengan tiga prioritas tadi. That works for me, so I m sure it would work for you too. Otherwise, you would like to try another way which I don’t really know what is that. Kalau dulu aku pernah bilang kalau aku bakalan ok untuk belajar dari nol lagi, tapi untuk S3, NO WAY! (tuh pake capital letter segala). Research field is suggested to be the first priority, then meet the lab and expert to cover and help our research interest. Then university and country are the last option. Tapi kalau aku boleh memilih dan kalau kesempatannya ada ya, aku berharap bisa kuliah di Kampus A Negara A dengan lab, professor, dan research field yang juga A. #ya iyalaaah..# Tapi no matter mau sepertia apalah nilai-nilai dan kemampuan ku, yang penting hunting dulu dan tetep memperbaiki diri… you should have loved to be a hunter, shouldn’t you?

Salam semangat hunter~


Selanjutnya aku mau bahas prioritas lain, yaitu Lab, Professor, dan research field nya. Setelah sadar kalau Kampus A dan Negara A enggak lah cukup, tiga prioritas ini sangat ngebantu banget untuk nentuin kemana kita (kita..?) akan hanyut dan terbuai dalam lamunan sekolah #halah opo toh >..<? Well, untuk case ku, ini malah jadi prioritas utama sih sekarang. Karena aku uda tau research area ku apa, goalnya mau kemana dan jadi apa, terus kenapa aku masih perlu menjadikan kampus sebagai prioritas utama. Udah enggak lagi!!! Ketiga prioritas ini jauh lebih penting sekarang. Kampus terbaik tetep harus diidam-idamkan dan dipertimbangkanlah, tapi apalah arti kampus TOP kalau ternyata kita gak bias belajar pelajaran yang kita demenin banget. Apalah artinya harta tanpa ilmu…? #eeaak,, padahal OOT! :D. 






2 comments:

  1. Kenapa harus mengambil kuliah PhD bg?? kenapa tidak yang lain?.
    Tolong di jawab y bg?. Buat pertimbanggan saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang perlu dijelaskan adalah bahwa Sekolah tidak menjamin untuk punya uang banyak, kaya raya, dan sukses bingits. hehe Tapi dengan sekolah, kita jadi punya banyak pilihan untuk hidup. Kenapa kuliah PhD? ini jelas jawabannya personal banget. Tiap orang punya goal masing-masing untuk sukses dalam hidup. Goal kamu apa? Kalau sudah nemu goal, tinggal cari tahapan-tahapan yang searah dengan goal kamu.

      Karena pertanyaannya untuk saya, jadi yang bisa jawab adalah berdasarkan goal saya. hehe. Intinya adalah saya kuliah PhD tanpa ada paksaan dari siapapun. Menurut saya ini penting karena saya mau kuliah dengan kemauan diri saya sendiri dan inilah pilihan hidup saya. Ortu saya tidak memaksa untuk kuliah sampai S3. Saya senang dunia akademik dan riset. Nah menjalani kuliah diprogram S3 sangat menunjang pengetahuan dan skill riset saya. Dengan mendapatkan gelar Doktor, akan sangat mudah bagi saya mendapat pekerjaan atau posisi dibidang-bidang penelitian di institusi Perusahaan atau Pemerintah. Saya ingin mendapatkan pilihan itu, makanya saya sekarang berusaha keras untuk mendapat gelar itu. Doain ya... heheh. Dan masih banyak lagi alasannya. Sepertinya saya akan jelaskan di artikel yang berbeda. Ide tulisan ini.. hahah Thank you!

      Semoga membantu dan terimakasih sudah singgah di blog ini.

      Delete

Thank you for visiting my page. If you want to leave your track, please being a clever tracker and do not leave this page with any violent content.

Cheers