Salam semangat temans hunter... Artikel kali ini aku mau postingkan paragraph panjang yang sangat benar adanya beberapa poin yang dituli...

Berbagi Salam dan Semangat dari Paris #Hiyeeeh



Salam semangat temans hunter...Artikel kali ini aku mau postingkan paragraph panjang yang sangat benar adanya beberapa poin yang dituliskan di sini. Banyak kekhwatiran yang secara tersurat dipaparkan di tulisan kali ini.  Semoga bisa menggugah semangat kita lagi untuk bisa berjuang sampe darah penghabisan #halah-_-", sampe dapat beasiswanya. Dia adalah salah seorang Dosen senior di Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Teknik Elektro, UIN Sultan Syarif Kasim Riau yang merupakan salah satu penerima Beasiswa Dikti S3 ke Universite de Mulhouse Colmar Alsace (UHA) di Paris, Harris Simaremare namanya. Agak mupeng aku. 

TUlisan beliau ini sebenarnya adalah balasan e-mail yang beliau tulis di milist Dosen fakultas kita (ketepatan aku juga join di milist tersebut). Kemudian salah seorang peraih gelar Doctor dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) menyingguh prihal studi lagi bagi dosen-dosen senior di fakultas kita. Jadilah Pak Harris dengan semangat membara menuliskan paragraph panjang yg menggugah semagat ini.

Amat benar adanya tulisan beliau ini dibeberapa point yang beliau tulis. Dan kamu akan menjumpai satu paragraph yang sengaja aku "Quote", karena aku juga memiliki perasaan yang sama. Aku bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa dari sekian banyak Lulusan di jurusan Teknik Informatika, UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Dibandingkan dengan teman-teman seangkatanku lainnya, aku memiliki banyak kekurangan skill. Dan orang-orang dan teman-teman terdekatku pasti tau ini. Point yang mau aku sampekan diparagraph ini adalah no matter who we are, we must have faith to show how we are. #makin_abstrak#. hehehe

Hemm,,, aku ngerasa bersyukur banget dengan semua kesempatan yang aku dapat dan raih selama ini. Yah,,banyak dari teman-temanku bilang kalau aku beruntung bisa dapat kesempatan ini. Aku cuma tersenyum waktu dengar beberapa dari mereka bilang ini, karena memang itu benar adanya. I am the lucky one. Karena aku memang berusaha dan mengejar keberuntungan itu. Anyway,, kepanjangan mukaddimah ku. Nih,,baca tulisan beliau dengan seksama ya.. semoga kita bisa belajar dari beliau.Semangat terus....


===========================================
Sesungguhnya pertanyaan mendasar bagi kita ketika akan melanjutkan studi adalah pertanyaan Mental kita. Apakah kita siap meninggalkan kondisi stabil atau kondisi zona aman kita saat ini ke kondisi baru dengan berbagai macam tantangan. Mulai dari tantangan studi, keluarga dan lingkungan baru. Perlu untuk diingat ketika orang ingin melakukan langkah "step forward" dalam hidupnya, dia harus melakukan dobrakan-dobrakan kecil maupun besar untuk keluar dari zona amannya tersebut. Jika tidak siklus hidup kita akan begitu-begitu saja.
"Sebelum saya lanjutkan, ada Kesimpulan kecil awal saya terkait studi ini. Bagi saya lulus S3 itu adalah gabungan antara keberuntungan, kejelian mengambil keputusan dan kecerdasan. Faktor kecerdasan saya jadikan variable terakhir karena nilai signifikannya lebih rendah dari yang dua sebelumnya. karena saya percaya setiap manusia diberi modal awal kecerdasan sama, yang menjadi pertanyaan adalah seberapa konsisten dia belajar dan mengulang. Itu saja."
~Harris Simaremare ~

Setelah fase awal ini tuntas dalam diri kita, fase berikutnya mengenai ide riset, sumber pendanaan dan lain sebagainya Insya Allah jalannya akan dibukakan Allah swt.Contoh Ide riset. masalah ini kita tidak perlu buat detail dan lengkap. yang penting buatlah profesor kita tau kita akan bekerja di bidang keahlian dia. dengan cara rencana riset kita terkait erat dengan domain risetnya pembimbing. Berjalan waktu pembimbing akan mengarahkan atau bahkan mengubah judul kita. Kalau proposal awalnya sudah detail, apa gunanya promotor atau supervisor

Bagi saya menyelesaikan S3 itu selain tantangan akademis, pelajaran utama yang diambil adalah bagaimana kita bisa mengatur waktu, mengatur ide penelitian dan keluarga secara bersamaan.

Bagi beberapa orang tantangan keluarga lebih besar porsinya. Sebagai contoh dia kuliah di eropa, musim panas pula, rasanya dunia seperti "kamar mandi" berjalan dan perusahaan kain seperti gak bakalan laku. Penting bagi mereka untuk membawa pendamping sebagai penyemangat dan saling menjaga satu sama lain.

Tapi sebelum memutuskan membawa keluarga yang perlu dipertanyakan ke-diri masing masing adalah Apakah memang benar dengan hadirnya keluarga itu akan menjadikan kita semakin produktif atau malah semakin sibuk dengan urusan keluarga, sehingga perkembangan akademis menjadi lambat. Pertanyaan ini yang bisa menjawab diri kita masing masing. Karena ada sebagian membuat jadi lebih baik dan ada sebagian justru sebaliknya membuat konsentrasinya buyar karena banyak urusan keluarga, dan anak di negri orang.

Tantangan berikutnya yang juga sering jadi pertimbangan adalah besaran nilai beasiswa. yang saya alami khususnya di Eropa dan dapat beasiswa dari dikti, semua nilai beasiswa dipukul rata yaitu 1000 euro perbulan baik untuk S2 maupun S3. dan persiapkan mental untuk dikirim sekali dalam 6 bulan. 

Sebagai gambaran berapa posisi 1000 euro itu bagi kecukupan layak hidup?? Gaji UMR contohnya di Prancis perbulan adalah 1300 euro. tergantung provinsi dan negaranya bisa berbeda. Jadi harga psikologis 1000 euro itu kira kira 1 sampai 5 euro per item dan komparasinya dengan di Indonesia kita dapat gaji 2,5 juta dan harga barang kebutuhan sehari hari di swalayan sekitaran 30 sampai 40 ribu per item.

Di eropa yang paling mahal itu adalah biaya Appartemen. Ini tergantung luasan yang akan kita sewa dan kota tempat kita tinggal. Biasanya negara maju memiliki standar luasan layak hidup agar keluarga kita diizinkan ikut dan diberikan visa pendamping student. misalnya di Prancis luasan layak hidup satu orang adalah 11 meter persegi. Aturannya ukuran rumah berdasarkan jumlah anggota keluarga plus 1 (sebagai ruangan umum). Contohnya sekeluarga ada 3, ayah, ibu dan anak, maka luasan minimal apartemen adalah 33 meter persegi tambah 11 meter persegi lagi. jadi minimal harus sewa 43 meter persegi. Aturan ini sangat tergantung kondisi negara, beda negara beda aturannya. nanti bisa ditanyakan ke kedutaan di Indonesia

Kalau dilihat memang pas pasan lah uang yang diberikan oleh pemberi beasiswa. Tapi jangan khawatir, percayalah, masalah rezeki itu ada saja jalannya yang penting kita siap mental dulu. Bab ini agak sulit untuk menjelaskan, tapi saya mengalami ada saja jalan rezeki datang dan munculnya kreatifitas ditengah kesempitan dana dari pemberi beasiswa. Dan Insya Allah masih bisa jalan jalan touring :). 

Apalagi sekarang ada beasiswa LPDP yang at cost sesuai negara tempat studi dan dikirimkan setiap bulan. Jauuh lebih memudahkan.

Kembali ke cost yang paling mahal yaitu apartemen. untuk ukuran 43 meter persegi di kota kecil sekitar 400 euro. separuh beasiswa sudah habis setiap bulannya apalagi kalau kita gerbongnya banyak tentu rumah harus lebih besar lagi. Tetapi seperti yang saya jelaskan diawal selalu ada jalan. Misalnya saya awalnya tidak pernah membayangkan masalah ini. Di negara maju, bagi yang penghasilan bulanannya dibawah UMR, jika kita ingin sedikit repot berurusan, kita akan dapat tunjangan rumah dan tunjangan anak. Sekali lagi ini tergantung kondisi dimana negara kita melanjutkan studi. 

Jadi saran saya Jeli-lah dalam memilih negara dan kota tujuan. sebagai contoh, diawal saya mengajukan dua aplikasi kedua universitas di Prancis yaitu ke Univ Piere marie curie (UPM) dan UHA. dan diterima di keduanya. UPM itu ada dikota Paris dan rangkingnya lebih top dari UHA. Tapi saya pilih UHA dengan pertimbangan di kota kecil dan berefek kepada biaya hidup dan biaya apartemen. lebih kecil dari biaya hidup di kota megapolitan seperti Paris.

Saya harus menghentikan tulisan ini nanti kalau kepanjangan inti ceritanya malah tidak dapat. Point yang saya ingin sampaikan adalah :

  1. Persiapkan mentalitas
  2. Masalah dana dan segala macamnya Insya Allah bisa teratasi. karena biasanya dana diberikan sesuai standar hidup negara tujuan.
  3. Sebagian dari kita terasa berat dengan kondisi keluarga saat ini apalagi bagi Ibu Ibu, dan bapak bapaknya juga.. Tapi yakinlah selalu ada jalan.
Pertanyaannya beranikah kita melakukan dobrakan-dobrakan kecil dalam siklus hidup kita???


Salam hangat dari Colmar. dan selamat beraktifitas

NB. Hari kamis ini liburan memperingati hari pahlawan. Long weekend



=================================================

2 comments:

Thank you for visiting my page. If you want to leave your track, please being a clever tracker and do not leave this page with any violent content.

Cheers