Kali ini, aku mau bahas, kehidpuan nyata seorang mahasiswa PhD itu seperti apa. Setelah sebelumnya aku uda bahas pro dan kontra nya men...

Kehidupan Nyata Seorang Mahasiswa PhD



Kali ini, aku mau bahas, kehidpuan nyata seorang mahasiswa PhD itu seperti apa. Setelah sebelumnya aku uda bahas pro dan kontra nya menjadi seorang mahasiswa PhD, ditulisan ini aku mau bahas lebih sepesifik lagi kehidupanku sebagai seorang PhD.

So, what PhD life is really like?
Hmmm.... again, ini adalah salah satu pilihan hidup yang seharusnya merupakan pilihan hidup terbesarku. Jadi, kalau kamu pada akhirnya memutuskan untuk lanjut studi ke program PhD, bersiaplah untuk menghadapi "Pujian" dan "Dugaan" atau bahkan "Ujian" dan "Judgement". Misalnya apa? misalnya adalah pertanyaan berikut:

  1. Oh really? wowww.... kamu pasti sangat pintar? 
  2. Ya ampuuun... Jadi nanti gelar kamu apa? Doctor?
  3. Gileeeh,,, Kok bisa sih kamu pinter banget sekolah sampai S3?
Apapun pertanyaan yang mereka kasih ke kita (kita? Maksudnya aku) jangan hiraukan deh. Biarkan aja. Kalo mereka memang yakin kamu pinter, Aminin aja. Semoga kamu jadi insan yang berguna bagi banyak orang karena kecerdasanmu. Kalau orang tanya kayak tipe pertanyaan nomor 2, iyain aja, karena mereka cenderung basa-basi ajahhh... Yang tipe pertanyaan nomor 3, doakan aja supaya doanya yang mendoakan kamu menjadi pinter banget sekolah itu terkabul. Yakin atau enggak, mereka pada dasarnya cuma sekedar amaze, but dont really care to what happened to us. 

Kalau kamu sekarang sedang menjalani kehidupanmu di dunia PhD, semangat bertempur. Kalau kamu ngerasa sedang menunda-nunda pekerjaan dengan baca blog ini, keep calm cos I do the same thing when I write this page. hahah. Well, I am not here to judge, man, but let's face the truth, and I am now sharing what my PhD life is really like.

Gambar di atas menjelaskan apa isi kepala kebanyakan mahasiswa PhD loh.
Dan gambar di atas bisa menjelaskan banyak hal apa yang sedang dialami seorang mahasiswa PhD. Silahkan baca! 

Agak nyeremin memang, tapi itulah pilihan hidup. Rasanya asam kecut manis gurih!
Kita hidup di dunia ini juga mungkin kenyataannya akan lebih parah dari gambar itu, ya gak sih? So, jangan takut, jangan keder dulu untuk mulai. Kalo gak kuat, ya mulai lagi aja. heheheh

SUDAH TUA dan masih jadi MAHASISWA
Meeeen.... berat gak sih? mau ngapain coba kuliah lagi? uda tua juga? paling besok pas selesai PhD terus pensiun? #eh hahah. Maksudku adalah, kebanyakan mahasiswa PhD itu memang umurnya sudah cukup lanjut. Kebanyakan yak. Liat aja deh di Indonesia, kalau orang PhD dan umurnya masih 28an atau 30an awal, pasti mereka terus SHOCK! Ngaku-ngaku aja deh lo ke orang lain. Jadi kalian bisa nge-prank-in orang-orang aneh itu. PhD di usia muda kok shock, yakan? Dan kalau di Indonesia nih ya, mahasiswa PhD itu dianggap uda dewa. wkwkwk... gak lah. Maksudku uda dianggap pinter ngetts dan berduit. Apalagi kalau kuliahnya di luar negeri. Padahal pake beasiswa juga, yang notabenenya untuk orang-orang yang kurang berduit muehehehe #mupeng. Karena memang sekolah PhD itu mehong boyyy. Tapi tau gasih kalau kenyataannya justru terbalik 180 derajat kalau kalian ada atau kuliah di luar Indonesia. Contoh di Korea aja deh. Yang mau kuliah S3 itu lumayan banyak. Umurnya mudah-mudah. Dan mostly mereka nyebut karena mereka harus bayar utang studi S1 mereka ke pemerintah selama 10 tahun setelah studi sarjananya selesai. Makanya mereka bela-belain untuk kuliah tinggi-tinggi untuk bisa dapat kerjaan yang lebih baik. Catatan ya, kalau mereka kuliah dijurusan-jurusan seperti Science dan Engineering, biaya kuliah mereka di atas kertas memang lebih mahas dibandingkan jurusan-jurusan lain. Tapi mereka bisa dapat funding dari Kampus dan Laboratorium/professor mereka. Intinya sih ya sama, kami tuh perlu uang makanya sekolah. Aneh gasih? Aneh!

Hal lainnya adalah beberapa banyak mahasiswa PhD yang hampir dibilang "gak punya kehidupan" selain sekolahnya. Jangankan mikirin pacaran, malam mingguan aja enggak tau rasanya kayak apa, karena harus ngerasain stress dan anxious dulu untuk bisa ketawak hahahah hihihi.. Mikirin clubbing dan partying biar sama kayak waktu jaman Sarjana, boleh, tapi selalu ada kekhawatiran dengan Lab. hmmm....

Jadi, dengan memilih menjadi mahasiswa PhD, secara sadar atau tidak sadar, aku tuh udah memingit kebebesanku sendiri.

Apalagi bagi kita-kita yang uda berkeluarga. Mohon maaf dan berterimakasih banget deh ke keluarga yang mengerti kegalauan seorang mahasiswa Lab. Moody, dan jarang bisa punya waktu banyak untuk keluarga. Kalau keluarga kalian suka ngambek karena kalian terlalu mementingkan Lab dan Sekolah, berarti keluarga kalian tidak mengerti apa yang sedang kalian perjuangkan, dan gimana rasanya berjuang sendirian demi keluarga. Sotoy gueh. wkwkwk... Iya dong yak, keluarga yang ngerti susahnya jadi mahasiswa pasti mau juga ngerasa sakit-sakitnya punya waktu bareng-bareng yang minim, gak punya banyak uang jajan untuk jalan-jalan, dan lain sebagainya. Mudahan bukan kalian, bukan kita.... :)

Level Kegantengan meningkat atau menurun?
Hanya Tuhan dan dirimulah yang tau. hahaha...
Bayangin, dengan level setres yang meningkat, mungkin bisa dibilang dekat ke tittik poin depresi (halah), bagaimana bisa nambah kegantengan ku? Tidur jarang tepat waktu, makan kurang teratur, olahraga hampir gak pernah, males geraknya yang diperbanyak, badan cendureng melebar ke samping, wajah penuh daki dan jerawat. hahahah Kok ini kesannya menderita banget yak?

nooooo... gak segitunya banget lah. Itu lebay itu lebayyyyy... Tapi I think you may understand, jadi mahasiswa itu kadang susah ngurus diri sendiri. Lupa diri dah bahasa gaulnya hahah, karena memang load kerja otak itu lebih banyak dari orang pada umumnya. Kalian bisa bandingkan orang yang sudah bekeerja mapan dengna mahasiswa mapan, mana yang lebih bahagia? Orang yang punya banyak uang dong yg lebih bahagia yak. heheh...

Intinya gitu deh.
Pada akhirnya kita sendirilah yang menentukan diri kita itu akan seperti apa, iya gasih?
Kuliah atau enggakpun kalau memang gak ganteng, ya tetep aja jelek.
Dan kuliah tinggi itu bukan menjanjikan kita untuk punya banyak uang, tapi menjanjikan kita pada pilihan-pilihan hidup yang lebih luas. Apalagi setelah kita dapat degree. Pasti akan ada rezki yang lebih baik.

Aku tutup tulisan ini dengan SEMANGAT MAHASISWA... muehehe :D

2 comments:

  1. Nice to hear this. I very interested for the information

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Saluat,
      Thanks for stopping by on my blog :)

      Delete

Thank you for visiting my page. If you want to leave your track, please being a clever tracker and do not leave this page with any violent content.

Cheers