tag:blogger.com,1999:blog-66424477956186212322024-03-13T15:17:15.271-07:00Coretan IsmailmBelajar untuk berbagiIsmail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.comBlogger53125tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-79827777846945371262023-11-28T21:15:00.002-08:002023-11-28T21:15:31.694-08:00Catatan tentang Pindah [ke Luar Negeri]<p>Teringat, dulu bareng temen dekat, kami sering ejek-ejekan: "Sebenarnya mau jadi apalah kau nanti?" Candaan pas skripsian. Sekarang aku baru bisa menerjemahkan candaan itu. Aku ternyata jadi orang yang sering pindah-pindah. Sampe, sempat pernah dapat komentar: "Enaklah ya pindah-pindah terus hidupmu." </p><p><br /></p><p>Pindah dan tinggal ke luar negeri itu bisa memicu beragam perasaan dan emosi. Sebut aja seneng, frustrasi, bisa jadi lebih percaya diri, dan beragam masalah psikologis yang lain. Tapi sejatinya, "pindah" itu bisa jadi sebuah pilihan. Walaupun gak melulu harus ke negara lain. </p><p><br /></p><p>Dari semua alasan yang mungkin, kebanyakan orang mutuskan untuk pindah ke negara baru disebabkan karena peluang baru, karir baru, dan untuk kehidupan baru. Sebagian orang juga beranggapan bahwa pindah itu untuk -move on- dari masa lalu dan menata karakter diri lagi. Ya... sekedar untuk menata hidup. Tapi yang jelas, setiap kali ber-pindah, semuanya berubah. Semua beda. Dalam artian, kita [terkadang] dipaksa atau memaksa diri untuk belajar dari titik terbawah. Dan itu gak nyaman. Kangen orangtua dan keluarga. Kangen ini, itu, banyak! Tapi semua ditahan. Makanya, pindah bisa menempah cara pandang orang, merubah pembawaan diri, atau bahkan juga mungkin merubah cara orang bicara.</p><p><br /></p><p>Setiap orang punya masanya dan caranya sendiri untuk pindah. Kecil dengan orangtua, besar menikah, lalu pindah. Seenggaknya ini contoh yang paling mudah untuk menganalogikan "pindah" yang dimaksud. Adakah pilihan untuk gak pindah untuk kasus ini? Ada! </p><p><br /></p><p>Tapi, ada satu hal yang gak akan pernah ada pilihannya, selain harus siap untuk pindah: Mati. Dimana pada masanya, apapun yang hidup di dunia, akan "berpindah". Mudah-mudahan allah selalu berkenan memberikan hidayahnya untuk kita semua yang masih terlalu sering berpindah-pindah. Aamiin</p><div><br /></div><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-57822173919727737912023-06-08T12:30:00.004-07:002023-06-08T12:32:23.096-07:00Update Setelah 5 bulan di Kanada<p> Alhamdulillah kami sehat dan bahagia,,, Alhamdulillah...</p><p><br /></p><p>Yepp... itu bisa jadi jawaban singkat atau update singkat dari kami muehehe. Jadi,,, akhirnya terlewati sudah 5 bulan di Kanada. Gak terasa, masyaallah... Time flies for sure. Masih rasanya baru kemarin kami sering-sering update story instagram gimana kami dealing with jetlag gitu sampe di Kanada. Lah ini rasanya kayak tiba-tiba uda sampe di pertengahan tahun di sini. </p><p><br /></p><p>Eh,,, btw, bagi yang belum tau. Aku buat tulisan sebelumnya tentang mengapa akhirnya pindah ke Kanada di sini, silahkan bagi yang minat bisa singgah dan baca-baca ini: <i><span style="background-color: #cfe2f3; color: #ffa400;"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2023/02/we-finally-moved-from-south-korea.html" target="_blank">We Finally Moved from South Korea</a>.</span></i></p><p><i><br /></i></p><p>Well,,, setelah setengah tahun di sini, apa yang terjadi dengan kehidupan kami? Let's talk ....</p><p><br /></p><p>Kami masih agak kaget ya dengan winter, waktu, budaya, dan makanan di sini. Ada beberapa hal yang perlu sedikit adjustment dengan cara berfikir orang Asia dengan orang Barat. Kami di sini: aku, istri, dan anak. </p><p><br /></p><p>Dari segi musim dingin dulu ya. Kan tinggal di Korea Selatan ada winter tuh. Mungkin Korea Selatan adalah salah satu negara di Asia dengan suhu dingin yang lumayan ekstrim. Seenggaknya selama aku tinggal di sana, aku pernah ngerasain rasanya hidup dengan suhu -20 derajat celcius. Dengan mind set ini, aku ngerasa kalau kami akan bisa hidup dengan normal atau mirip dengan cara hidup kami pas winter di Korea Selatan. Jadi, awalanya mikir kalau winter di Kanada mirip-miriplah dengan winter di Korea Selatan. Ternyata TIDAK! Kami ketepatan tiba di kondisi winter terburuknya Kanada, khususnya Montreal City. Di minggu pertama setelah landing, struggle kami adalah jetlag, dan ngerasa winter di Montreal masih mirip dengan Korea. Di saat itu, aku masih kuat pakai satu layer baju + Jaket yang gak terlalu tebel dan pakai sepatu running biasa, kayak sepatu-sepatu yang orang Indonesia pake pada umumnya. Dari awal memang aku uda riset kalau suhu dingin di Kanada bisa lebih dingin dari Korea dan akan lebih panjang dari Korea. Jadi, uda nyiapin jaket-jaket tebel. Tapi ya itu.... karena rasanya dinginnya masih sama dengan dinginnya winter di Korea, aku masih ngerasa belum perlu untuk ngeluarin jaket tebel dari koper. Kami masih belum mengakui kalau Montreal lebih dingin dari pada Korea. Yang kami nikmatin banget adalah salju di Montreal lebih tebel dan lebih sering turun dari pada di Korea. Aku personally seneng, dan anakku juga masih demen banget main salju. Jadi belum berpikiran untuk ngeluarin jaket tebel. Karena bulky-kan kalau uda keluar dan capek di badan kalau uda dipakai. Tiba-tiba, begitu diakhir pekan pertama, suhu ngedrop dari -10 derajat ke -29 derajat, dan berlanjut sampai ke -40 derajat. Salju bisa turun terus-terusan selama 3 hari dari pagi ke pagi lagi. That was insane. Dan di saat itulah aku baru mengakui kalau winter di Montreal is another level dari winter di Korea. Winter di sini bisa sampe di bulan April rasa dinginnya. Bahkan di tahun ini, pernah hujan di bulan Maret atau April, no snow at all, just rain, tapi justru buat semuanya beku. Padahal suhunya gak sampe minus. Cuma kayak gerimis biasa gitu semingguan, tapi buat ranting-ranting pohon beku, dan ini sempat buat sekitar 100 ribuan warga harus ngungsi ke shelter-shelter karena ranting pohon (atau bahkan pohonnya sendiri) putus dan ambruk dan ngerusak kabel-kabel listrik rumah-rumah warga.</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3xnpqtpQAxYOI5deY6Ff4Sg_9DC4Pji-G8rr2qn4m4kL-gRlJnSGFjVOHMd8O0p37bbLFfwBAOFaLUcZoy1vKR-Dmz9eRPuDxgv2eoP9KAhHqDc2E0FBJawd-Copo7VQiufGhlVTlpdcz8mxDrIGo2x4diacadai1-5yxSN2Mvqaqw84iX9Nq7UK0lQ/s1599/16167e1c-7d11-4007-b048-c4f58de9c5f6.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="899" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3xnpqtpQAxYOI5deY6Ff4Sg_9DC4Pji-G8rr2qn4m4kL-gRlJnSGFjVOHMd8O0p37bbLFfwBAOFaLUcZoy1vKR-Dmz9eRPuDxgv2eoP9KAhHqDc2E0FBJawd-Copo7VQiufGhlVTlpdcz8mxDrIGo2x4diacadai1-5yxSN2Mvqaqw84iX9Nq7UK0lQ/w225-h400/16167e1c-7d11-4007-b048-c4f58de9c5f6.jpg" width="225" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiihCLs7-g2SMXHQVq1DGAiNURDT73WxMYj_XaTKwVFyyobrr7vbL-bIyaNaZilNPI74_5Tk2FCUp7vmfBM0rQ9w1QI6WLS5tkpRTQ6_j_YE2PRX8wdoTPRqXbpmXY8uY8dk4n_aSZ9PLRRb70a0x6zYbjKIjy2Ng5vkC6n2dL8YgbYaKd75Sp-n8EMQA/s1599/2123bbc7-a34c-42d7-9b3b-747484fc1336.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="899" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiihCLs7-g2SMXHQVq1DGAiNURDT73WxMYj_XaTKwVFyyobrr7vbL-bIyaNaZilNPI74_5Tk2FCUp7vmfBM0rQ9w1QI6WLS5tkpRTQ6_j_YE2PRX8wdoTPRqXbpmXY8uY8dk4n_aSZ9PLRRb70a0x6zYbjKIjy2Ng5vkC6n2dL8YgbYaKd75Sp-n8EMQA/w225-h400/2123bbc7-a34c-42d7-9b3b-747484fc1336.jpg" width="225" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Winter di Montreal sekitar di bulan Februari</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMsXBFVLrpJPqs9LMptW0Cz_7nzGdI_JKBDKgc7pejBrn-eavwiVphxq1cpcM01EZasDaJXhHZa2kPAVdDbLHgnmxdFCn8YpusfnbJjpwo5f79STbpJZZ5DmstX9sKDBY-NWv7J16_eEbiUeyDfLERFVbOSuL1sK8ouvjkKU8nMcghEKfuhk9f5S5XVQ/s1599/5447b75a-d4b9-4e96-a305-5bb8e59a8317.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="899" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMsXBFVLrpJPqs9LMptW0Cz_7nzGdI_JKBDKgc7pejBrn-eavwiVphxq1cpcM01EZasDaJXhHZa2kPAVdDbLHgnmxdFCn8YpusfnbJjpwo5f79STbpJZZ5DmstX9sKDBY-NWv7J16_eEbiUeyDfLERFVbOSuL1sK8ouvjkKU8nMcghEKfuhk9f5S5XVQ/w225-h400/5447b75a-d4b9-4e96-a305-5bb8e59a8317.jpg" width="225" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSr_pU2JhQbUuWu1ACk2R1NQdtZ_zpNTxhRbkGL1C1M-laG4Tl3L2rRc-KfNRMOW6W7uVQD6slyMiiQQuqHa2tzJFhy_JUFDOee7oeFwwEIWB8GplFshe0Aysp8_bV-t0CpE4mR3Y1LZaSDRId-zv3R7MY1AsTFxY4IBrmi-fg-tUpR93tZ8T8u9Hi7Q/s1599/b9936426-b2ae-4c45-9e44-8bffe62d4dff.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="899" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSr_pU2JhQbUuWu1ACk2R1NQdtZ_zpNTxhRbkGL1C1M-laG4Tl3L2rRc-KfNRMOW6W7uVQD6slyMiiQQuqHa2tzJFhy_JUFDOee7oeFwwEIWB8GplFshe0Aysp8_bV-t0CpE4mR3Y1LZaSDRId-zv3R7MY1AsTFxY4IBrmi-fg-tUpR93tZ8T8u9Hi7Q/w225-h400/b9936426-b2ae-4c45-9e44-8bffe62d4dff.jpg" width="225" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Hujan yang kemudian beku di ranting-ranting pohon di bulan Maret/April</div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnVPpliI5Zl7sk4WtxI0btBrsG2itgU1a33RY3x2AgQjG4W9ivU4POqFgHwGdmk8PEHAJ7ZKAFQ9LjFSUTBNDkItC6LCZ7DZgT16cR54oRlyaZu1BqKQokM5-4v4do2oSQsORrxqINcyjRUXOdzDLF2mf2ZQ8-z9P_ak2xnwPZ_FTemxtCgVaW2HNoBw/s1368/4867656e-ee90-40cb-936f-5a5d07bc5c91.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="912" data-original-width="1368" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnVPpliI5Zl7sk4WtxI0btBrsG2itgU1a33RY3x2AgQjG4W9ivU4POqFgHwGdmk8PEHAJ7ZKAFQ9LjFSUTBNDkItC6LCZ7DZgT16cR54oRlyaZu1BqKQokM5-4v4do2oSQsORrxqINcyjRUXOdzDLF2mf2ZQ8-z9P_ak2xnwPZ_FTemxtCgVaW2HNoBw/w640-h426/4867656e-ee90-40cb-936f-5a5d07bc5c91.jpg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Anakku bebas tiduran di Salju, karena salju bisa tebel sampe 25 cm, kemudian tertumpuk dengan salju baru, tingginya bisa lebih dari 25 cm</div><br /><p>Dari segi waktu.... apa ya? Mungkin karena masih terasa jetlag, jadi kami ngerasa kesulitan untuk bisa hidup di normal di minggu-minggu pertama. Aku yang memang belum mulai kerja, jadi masih ngerasa beban kerja belum ada kayak misal harus bangun pagi karena harus ngantor. Hal-hal kayak gini buat aku jadi lebih terbawa dengan adaptasi waktu di Kanada. Mungkin alasan lainnya adalaha karena kami masih ngerasa bahwa waktu di Kanada masih sama dengan waktu di Indonesia. Kami sempat mudik ke Indonesia selama 3 minggu. Jadi, somehow badan uda ngerasa beradaptasi dengan rutinitas jam di Indonesia. Trus balik dulu ke Korea dan tinggal selama 4 hari di Korea untuk packing lalalala lililili, jadi badan kami rasanya masih capek banget begitu sampe di Kanada, perjalanan panjang di pesawat, drama-drama kecil dengan koper, tiket, dan toddler. Kalau dibayangin lagi sekarang Eunnneugggh rasanya masihan. Tapi setelah mulai ngantor, kami baru mulai bisa ngikutin pola waktu kerja di sini. Cuma, one thing yang buat aku juga baru sadari kalau di Kanada masih punya istilah <i><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Daylight_saving_time" style="background-color: #cfe2f3;" target="_blank">Daylight Saving Time (DST)</a> </i>yang mulai dari minggu ke-2 di bulan Maret sampe dengan minggu pertama di bulan November. DST ini artinya Kanada akan memajukan jam di Kanada 1 jam lebih awal dari biasanya. Alasannya supaya orang Kanada bisa dapat lebih banyak ngerasai matahari di musim summer.</p><p><br /></p><p>Kalau dari segi budaya yang paling buat kaget itu adalah budaya tipping atau ngasih tips ke kasir di warung kopi atau ke pelayan restaurant. Karena jajan di Montreal itu lebih mahal dari pada jajan di Korea. Per Item barang atau jajanan yang kita beli akan kena province tax dan global tax totalnya 15% dari harga barang. Tentu harga barang akan jadi lebih mahal dari harga yang sebenarnya. Ditambah lagi dengan budaya tipping tadi yang bisa 1.5 atau 2.0% normalnya dari harga barang. Can you imagine????? Aku sih gak rela ya ngasih tipping ini. Karena budaya tipping di Korea itu gaada. Kasir dan pelayan itu malu kalau kita ngasih tips ke mereka. Sama dengan pelecehan dan merendahkan mereka kurang lebih. Tapi di sini kebalikannya. Kita gak ngasih tips dianggap rude dan gak sopan. Sempat aku kuatir dengan anggapan gak sopan karena gak ngasih tips tadi, tapi makin ke sini aku uda bodoh amat. Ibaratnya percuma gitu kalau gak iklas ngasih wkwkwk. Karena uda terkejut dulu dengan harga tiap kali jajan di sini. Sebenarnya ya, kalau pajak barangnya tadi gaada atau gak terlalu tinggi, jajanan di sini mirip dengan jajan di Korea harganya. Yang buat sakit itu pajaknya. Jadi bisa dikonversikan dengan besaran gaji bulanan orang-orang di sini. Gajinya bisa terlihat besar dari angkanya, tapi take home pay nya kecil banget. <a href="https://ca.talent.com/tax-calculator?salary=115000&from=year&region=Quebec" style="background-color: #cfe2f3;" target="_blank">Karena earning salary tax di sini bisa mendekati ke 40% dari gaji kita</a>. Tapi ini masih tergantung dengan besaran gaji tiap orang ya. Makin tinggi gaji, makin tinggi tax., dan sebaliknya. Terus ada lagi budaya ngerokok sembarangan. Aku uda terbiasa dengan cara orang Korea merokok di tempat yang seharusnya mereka bisa merokok. Tapi gitu ke Kanada, rasanya kayak di Indonesia wkwk. Tapi ini diperburuk karena weed atau ganja di sini di legalkan, jadi jangan heran kalau sesekali asap rokoknya bisa bau agak aneh, yang jelas bukan bau tembakau atau rokok pada umumnya. That's when you realize that someone is smoking weed.</p><p><br /></p><p>Gimana dengan makanan? Jangan harap kalau datang ke restoran-restoran di Kanada yang menunya ala-ala barat akan ada NASI. Kami harus cari restoran dengan menu-menu Asia, kayak restoran Korea, restoran India, Thai, Vietnam, China, atau Jepang, untuk bisa makan bermenu nasi. Kalau restoran barat jangan harap nemu nasi, which I think it's obvious. Karena balik lagi ke budaya orang barat yang memang jarang banget makan nasi. Jadi, kalau kalian nanti one day ke Kanada untuk nginep di hotel yang ada dapurnya, jangan berharap disediakan rice cooker wkwkwk. Dari sini, silahkan ditimbang-timbang lagi kebiasaan untuk bawa beras di koper. </p><p><br /></p><p>Tapi dari hal-hal yang buat kaget, ada hal-hal yang kami rasa lebih baik. I'll see when I can share the story with you guys. Untuk sekarang, sampe sini dulu ya.... </p><p><i><br /></i></p><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com0Montreal, QC, Canada45.5018869 -73.5673918999999917.191653063821157 -108.72364189999999 73.812120736178855 -38.41114189999999tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-43042404635516237472023-02-23T13:25:00.005-08:002023-05-31T12:16:32.523-07:00We Finally Moved from South Korea<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjNmTqHgZqEGCpr134S2OFq6uLh7F1AzQNrM65avtOBSqrJtPFztpgamigvzVkKQ9t1hhMYnbACHXsTNuef_0ZGmfiJeuSkyAJhDPO8quxP6-lrfQlILFC6mntxfqTFnJlXo05R2Nda6bwa6RAbYvL7_ugXZQerqPxQoyiuL8SGE_viHaotitgKrO5L0g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjNmTqHgZqEGCpr134S2OFq6uLh7F1AzQNrM65avtOBSqrJtPFztpgamigvzVkKQ9t1hhMYnbACHXsTNuef_0ZGmfiJeuSkyAJhDPO8quxP6-lrfQlILFC6mntxfqTFnJlXo05R2Nda6bwa6RAbYvL7_ugXZQerqPxQoyiuL8SGE_viHaotitgKrO5L0g=w640-h640" width="640" /></a></div><br /><br /><p></p><p>Rasanya uda lama kali gak nulis di sini. Keliatan kali mau nulis aja kalo ada bahannya hehe. Jadi yang mau dibahas itu adalah, it's obvious from the title, PINDAHAN! </p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="354" src="https://www.youtube.com/embed/P0v1_XUfzBw" width="666" youtube-src-id="P0v1_XUfzBw"></iframe></div><br /><p><br /></p><p>Beneran yak, kalo cerita tentang diri sendiri itu ngetiknya bisa cepeeeeettt hahahah. Ini kepalaku dari tadi uda kayak ngasih tau -- Eh habis nulis yang ini, coba tulis yang itu deh -- kykakakak. Tapi sebenarnya aku selalu berusaha untuk bisa nulis hal-hal yang lebih menarique dan bermanfaat untuk orang-orang. Topik-topik yang uda ku plan tinggal mulai diriset dan ditulis aja. Cuma ya ituuu, nulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan diri sendiri rasanya lebih effortless haha. Yang sini doyannya curhat soalnya wkwk.</p><p><br /></p><p>Balik lagi yok ke cerita pindahan tadi hehe.</p><p><br /></p><p><b></b></p><h3 style="text-align: left;">Pindah kemana kah gerangan dan mengapa pindah? </h3><div><b><br /></b></div><p></p><p>Aku dan keluarga akhirnya pindah dari Korea Selatan ke Kanada. Setelah hampir 10 tahun di Korea Selatan, gitu tau bisa pindah rasanya bangga sama diri sendiri dan seneng. Aku selalu bilang ke diri sendiri dan semua orang yang tanya, kalo aku gak mau ngabisin waktuku sampe 10 tahun di Korea. Kenapa? Karena aku ngerasa aku masih mau coba hal-hal baru lagi. Aku mau coba kerja di industri yang sesuai dengan bidang penelitianku. Aku pingin explore tempat-tempat baru, ketemu orang-orang baru dengan suasana yang baru, dan hal-hal baru. Dan 10 tahun di Korea itu adalah waktu yang cukup lama. Gak pernah nyangka aku bisa bertahan segitu lama di Korea. Tapi kadarullah dan alhamdulillah all stories passed. Bisa keluar dari Korea berarti doa dan mimpi yang terkabul. </p><p><br /></p><h3>Di Korea Selatan ngapai aja?</h3><p><br /></p><p>Aku mau coba flash back dulu deh, boleh ya. Awal ke Korea itu tahun 2013. Tujuannya adalah sekolah S2. Di tiga bulan pertama, rasanya pingin pulang terus. Aku inget, sempet beberapa kali ngerasa kok susah banget belajar di Korea. Ngimbangi cara kerja dan belajarnya orang-orang Korea itu kok berat ya. Jadi, dititik itu, aku justru mengerdilkan mentalku sendiri. Oh jelas, di bulan pertama dan kedua itu memang kayak mimpi bisa ke Korea. Tapi masuk bulan-3, mulai terasa, sebenarnya ke Korea itu ngapain maksudnya. Alhamdulillah bisa tamat S2, walau agak lelet 1 semester. Sejak tamat S2, bahkan sebelum bener-bener lulus, aku uda mulai cari-cari kesempatan S3 ke luar Korea. Punya pikiran, pokoknya Korea adalah opsi terakhir untuk S3. Aku pernah cerita di blog ini, kalau aku sempet diterima S3 ke UK. Gak ku lanjutin. Karena gaada beasiswanya. Akhirnya, balik lagi ke opsi terakhir, karena memang supervisorku uda nawarin juga untuk lanjut S3 di lab nya. Ternyata, betul euy, beban S3 itu rasanya lain banget. Aku ngalami titik terendahku pas sedang S3. Tapi ngalami turning point nya juga pas di S3. Pokoknya, lanjut S3 itu adalah salah satu keputusan terbesarku. Singkat cerita, lulus defense S3. Terus lanjut lagi Post-doc hampir 2 tahun. Jadi, proses cari-cari tempat untuk pindah setelah S3, baru bisa dimulai lagi di tahun pertama masa postdoc.</p><p><br /></p><h3>Kapan mulai kirim-kirim lamaran kerja?</h3><div><br /></div><p>Sebelum dinyatakan bener-bener tamat S3, aku sebernarnya uda mulai ngelempar lamaran-lamaran kerja. Cari-cari info dari LinkedIn dan ResearchGate secara umum. Tanya-tanya info loker kesana-sini. Yang penting segera dapat kerja aja waktu itu mikirnya, kalau bisa sebelum lulus uda dapat satu tempat untuk melanjutkan hidup. Gak terhitung berapa banyak lamaran yang ku kirim. Perkiraanku lebih dari 200 atau 300san gitu kali. Edan memang. Tapi yang dipanggil interview cuma beberapa. Mental ku juga sempat down. Ada pertanyaan-pertanyaan naluriah tentang diri sendiri: Am I a fraud? Am I that bad? Why no company wants to hire me? What's wrong with me? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang buat aku makin ngersuak self-esteem ku. </p><p><br /></p><h3>Kenapa gak balik ke Indonesia aja untuk bangun Negeri?</h3><div><br /></div><p>Akutu berharapnya langsung dapat satu di luar Korea dan bukan di Indonesia. Mindset dari awal uda gitu hehe. Maaf ya. Tapi alasannya adalah karena pingin coba ke industri dulu dengan bidang riset yang sama. Di Indonesia waktu itu belum ada perusahaan yang punya R&D di Video Coding. Kalau sekarang kurang tau. Kalau akhirnya di Indonesia, ceritanya menurutku akan begini: lamar ke Indonesia, mau-atau enggak, posisi yang paling sesuai itu ya ngedosen untuk lulusan S3. Ada orang memang yang bisa ke industri juga, tapi aku yakin pasti karena memang kerjaannya sesuai dengan apa yang dikerjakan waktu S3. Atau seenggaknya masih related. Bagiku, jadi akademisi rasanya cukup dulu deh, uda tau feel nya akan seperti apa, jadi ngedosen nanti dulu deh. S2 dan S3 kyak uda mati-matian di Kampus, ibaratnya. Jadi, akademisi nanti dulu deh, pikirku. Lulusan S3 luar negeri, trus ngelamar dosen ke Indonesia, insyaallah ada aja jalannya. Dan prosesnya mungkin bisa sangat cepet. Ibaratnya kalau mau PD-PDan, insnyaallah ada aja yang mau nampung. Sementara aku mikirnya masih mau nguji kemampuan diri sendiri. Sebisa apa aku kalau terlempar ke industri dengan bidang riset yang sama. Karena memang masih mau cari pengalaman industri dibidang risetku sendiri. Kalau suatu saat balik ke Indonesia dan pada akhirnya akan ngedosen, seenggaknya yang ku ajarkan gak teori muluk. Ada tambahan pengalaman dan knowledge yang bisa dibagikan ke orang lain. Berharap bisa dapat pembanding dari dua sisi dulu sebelum bisa terjun lagi ke akademik. Pun gitu, aku tetep kirim lamaran ke kampus-kampus di Indonesia kok. Dan bener aja, 3 universitas top 5 nya Indonesia, berani nyiapkan kontrak kerja untuk ku. Tapi waktu itu, aku masih mau terus coba cari yang lain. </p><p><br /></p><h3>Kalau di Korea, ada gak perusahaan yang sama dengan bidang penelitiannya?</h3><div><br /></div><p>Kalau di Korea ada, misal Samsung, LG, SK, KT, ETRI, dan lain-lain. Tapi mereka minta spek setinggi gunung Seoraksan. Ada satu perusahaan start-up di Korea yang sempet ngundang interview, tapi kemudian gagal. Gak rejeki. Kemudian setelah gagal bertubi-tubi ini, aku datang ke supervisorku, tanya posisi postdoc di Lab ada atau enggak. Atau ada gak di circle nya yang butuh postdoc. And I was so lucky to be selected as a postdoc researcher at KAIST. Thanks to my supervisor. From him, I finally landed my first Job ever after Ph.D. Walau masih di dunia akademisi. Well, that's OK; at least it was not a teaching position cos if it was, I would not know if I was ready for it. I probably would take it anyway, but just to get my life going. But I was fortunate; the postdoc that I got was only for research. And honestly, it was fascinating and ejoyable. There were ups and downs, of course, but overall, my postdoc experience was beautiful. </p><p><br /></p><h3>Kalau bukan ke Korea dan Indonesia, memang maunya dapat kerja dimana sebelumnya?</h3><p><br /></p><p>Aku mikirnya, kemana aja deh, yang penting jangan di Korea dan Indonesia dulu hahah. Well, untuk bidang-bidang penelitianku, perusahaan yang banyak itu ada di Eropa, US, China, Taiwan, dan Korea sebenarnya. Sebelum bener-bener lulus Ph.D dan dapat posisi Postdoc di KAIST, aku sempet coba dulu ke beberapa perusahaan di German, Finland, Belgium, France, US, China, dan Taiwan. Tapi semuanya gagal. Kalau yang di China dan Taiwan, spek yang mereka minta gak terlalu cocok dengan background ku, karena mereka mintanya hardware designer untuk video codec. Dan untuk perusahaan di luar Asia, mereka masih very welcoming untuk ngundang interview. Walau pada akhirnya gagal, but that's OK, karena prinsipnya memang ngelempar anak pancing lamaran kerja sebanyak-banyaknya. Gagalnya kenapa, aku kurang tau. Ada beberapa yang literaly menggagalkan aku setelah interview, tapi what makes me happy at that time was some of the companies I applied, they rejected me due to other circumstances, like Covid and Visa process. Not necessarily because I am not good at what I am doing. Ini naikkan kepercayaan diri lagi. Mungkin aku di interview di waktu yang kurang tepat. Dan aku cuma punya passport Indonesia yang kemana-mana harus urus visa untuk bisa pindah negara. </p><p><br /></p><p>Oh, aku perlu cerita ini. Jadi sebelumnya aku sempat apply ke perusahaan tempat aku kerja sekarang, tapi untuk kantor cabang di Rennes, Prancis. Aku masuk ke short listed mereka, dan ikut proses interviewnya dari awal sampe akhir. Prosesnya panjang, sampe sebulanan kalo gak salah untuk interviewnya sendiri. Kemudian hasilnya baru dikabari hampir dua bulan selanjutnya. It was a bad news though. Kemudian, akhirnya aku kerja di KAIST berkat supervisor PhD ku. Setelah di KAIST sekitar 3 bulanan, aku kaget pas tim dari perusahaan ku ini ngontak aku lagi, dan ngundang untuk diinterview lagi. Waktu itu covid uda mulai turun dimana-mana, karena uda ada vaksin dan lain sebagainya. Tapi aku tolak, karena aku baru join di KAIST, jadi aku ngerasa mau coba belajar di KAIST dulu untuk batu loncatan. Setelah hampir setahun di KAIST, aku coba cek lagi lowongan di perusahaan ku, ternyata posisinya belum terisi, atau mereka sedang cari talent baru aja lagi. Aku coba apply lagi, cuma kali ini untuk kantor cabang mereka yang di Kanada. Aku diiterview dengan manager dari Kanada, jadi aku gak mentioned apapun soal interview history, kuatir hasilnya malah gak mulus. Tapi somehow akhirnya managerku tau, dan aku ketemu lagi dengan tim interviewer yang sama dengan tim yang nginterview aku waktu coba ke cabang Rennes. Di sini aku baru dapat info kenapa mereka nolak lamaranku waktu itu. Jadi, alasan utamanya karena covid. But I was so lucky pas diinterview untuk ke Kanada. Prosesnya cepet banget jadinya. Beberapa interview diskip, karena ada interview history waktu itu. Dan ini alasan kami pindah ke Kanada sekarang. Cerita selanjutnya aku kayknya akan cover cerita-cerita seru tentang Kanada lebih banyak. hehe...</p><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-32209964693601240342020-08-24T06:43:00.004-07:002020-08-24T06:51:50.771-07:00It's OK to NOT be ok<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-F9MqFlHwr_o/X0O_tQQshBI/AAAAAAAAYl8/x9rI0wq4HLY64O1eX6sJ4n8pGIsURj0WQCLcBGAsYHQ/s2048/Capture.PNG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1180" data-original-width="2048" src="https://1.bp.blogspot.com/-F9MqFlHwr_o/X0O_tQQshBI/AAAAAAAAYl8/x9rI0wq4HLY64O1eX6sJ4n8pGIsURj0WQCLcBGAsYHQ/s640/Capture.PNG" width="640" /></a></div><p><br /></p><p>Ini judul drama Korea yang sempat jadi top 10 di Netflix. Istriku beberapa kali sempat berusaha meracuniku untuk nonton ini dengan pendekatan santai sampe yang mulai agak maksa wkwk. </p><p><br /></p><p>Pendekatan santai: "Yah, yok nonton drama ini yok. Banyak yang bilang ini bagus" (padahal uda nonton hampir setengah season do'i).</p><p><br /></p><p>Pendekatan agak maksa: "Dramanya ini bagus banget mas. Ada pelajaran yang bisa diambil dari sini, terutama untuk seorang Ayah biar tau gimana nanti ndidik anak tanpa harus pake kekerasan!!!" </p><p><br /></p><p>Lalu kami beradu argumen tentang cara mendidik anak hahaha.</p><p><br /></p><p>Aku sebenarnya pingin nonton dramanya juga, tapi kemudian males karena episodenya banyak, drama pulak. Ngertilah. Drama Korea kan bikin nagih. Dan aku gak mau kepancing ketagihan wkwkwk. Jadi kupikir nantilah nontonnya. Terlepas sekeren apapun dramanya, aku belum nonton! </p><p><br /></p><p>Dan sayangnya,,,, tulisan ini bukan tentang drama itu. Ini curhatan! hahah</p><p><br /></p><p>Yang ini sering ada dikepalaku. Tipe orang melankolis kayaknya biasa ya ngomong sama diri sendiri, trus kesel, atau pusing sendiri. Kalau ngobrol tentang sesuatu, jarang bisa <i>all out</i>, lalu memilih untuk berpendapat (dengan diri sendiri) tentang topik obrolan, demi menghindari panjangnya argumentasi. Siapa yang begini? Coba tanya sama diri sendiri deh!!! :))))))</p><p><br /></p><p>Jadi gini, belakangan aku suka bingung mengartikan kata "proud" atau kebanggaan. Entah bangga terhadap diri sendiri karena seabreknya <i>achievements</i>, atau mungkin bangga dengan orang terdekat kita (orang lain / anak / adik kakak / sahabat dekat). Kemudian <i>posted it everywhere</i>! Atau bahasa kerennya, pamer (?) hehehe. <i><span style="color: #800180;">It's good to be proud of something we are achieving, right? Cos it feels so great to just finally feel a shiny gold on our hands after taking some long runs. But, even if we've achieved much, we should refrain from boasting.</span></i> Yeaaah... "boasting" adalah kata yang tepat untuk mengexpresikan kalimat panjang ini. </p><p><br /></p><p><i>Proud </i>dan <i>Boasting </i>adalah dua kata yang dekat maknanya, dan yang punya sedikit perbedaan. Paragrafku sebelum ini, kayaknya uda njelaskan, <i>Proud </i>itu apa. Kalau kalian cek web aplikasi: <i>thesaurus</i>, proud itu artinya bisa jadi <i>arrogant </i>loh. Sombong kalo di bahasa kita. Dan boasting itu lebih dekat ke pamer sih menurutku, walau artinya bisa jadi "make proud". Tapi tau gak alasan kenapa kita harus gak boasting? (1) Kalau kita pamer, kita bisa jadi sasaran empuk orang-orang yang punya sifat cemburu sama kesuksesan kita. Orang-orang gak perlulah terlalu tau kalau kita uda berhasil dapat mobil cantik karena usaha nabung bertahun-tahun, lalu posting mobil dan plat nomornya ke sosmed. REALLY? <b style="background-color: #cccccc;">Itu contoh ya!!</b> (2) Orang-orang bisa aja berpikiran kalau kita bisa dijadikan target kejahatan mereka, karena mereka tau siapa dan gimana kita. (3) Kita jadi terlalu mudah untuk berpuas diri kalau kita terlalu lama menghabiskan waktu untuk mengaggumi kehebatan kita sendiri. Malah jadi lupa gimana caranya untuk jadi sosok yang lebih baik. (4) <i>We may become a jerk</i>, karena kita mungkin jadi sosok yang suka meremehkan (atau terkesan meremehkan) orang lain yang belum bisa dititik kesuksesan seperti kita. </p><p><br /></p><p>Itu kasusnya kalau kita yang terlalu sering membual dengan kesuksesan kita sendiri. Terus, gimana kalo ternyata kita cuma pinter membual tentang kesuksesan adek atau orang terdekat kita sendiri. Padahal kita istilahnya cuma kecipratan kebahagiaan mereka secuil, lalu membual ke sana-sini, dan mengakibatkan mereka jadi target kejahatan orang lain. <i>Oh man</i>, mungkin anak, adek, kakak, sahabatmu gak pingin kebahagiaannya yang di-<i>share </i>ke kita diketahui orang lain. Mungkin mereka cuma mau berbagi kebahagiaan kecil mereka aja ke kita, tanpa harus pamer ke mana-mana. Yang berhasil orang (bukan diri kita sendiri), tapi seolah-olah kita punya andil besar dengan keberhasilannya? Atau malah akting seolah-olah kita lah yang berhasil? HAHAHAH. </p><p><br /></p><p>Huy, kayak yang aku bilang, <i>it's OK to NOT be ok</i>, dan aku mengartikan kalimat itu "gak apa-apa loh kalau kita keliatan gak keren," dari pada pamer <i>something </i>yang bukan seharusnya tempat kita untuk <i>feeling too proud till we boast it</i>. Kalau itu uda bagian dari karakter kita, <i>it's good to try to be a little bit more relax about it too.</i></p><p><i><br /></i></p><p><i><b>Well, it's also a gentle self-reminder</b></i></p><p><i><b><br /></b></i></p><p>ANYWAY, it's actually really good to be able to finally write something that's on our mind and inexpressible through our tongue. Thanks to a close close friend who had suggested this to me for a long time! I think I'll make this one under my<span style="background-color: #2b00fe;"> <a href="https://iam-ismail.blogspot.com/search/label/Healthy" target="_blank">Healthy category</a></span> too... </p><p><br /></p><p>See you later readers...</p><p><br /></p><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-17051529605112158152019-07-30T00:05:00.001-07:002019-07-30T00:34:09.150-07:00Beasiswa Pinokio<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-moINYTg_kv4/XT_sq-eaReI/AAAAAAAAYWU/-HG59XBxqws_ykql0aInBsynh54QQ8aTgCLcBGAs/s1600/SCHOLARSHIP%2Bpinocchio%2B%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" src="https://1.bp.blogspot.com/-moINYTg_kv4/XT_sq-eaReI/AAAAAAAAYWU/-HG59XBxqws_ykql0aInBsynh54QQ8aTgCLcBGAs/s1600/SCHOLARSHIP%2Bpinocchio%2B%25281%2529.jpg" /></a></div>
<br />
Barusan ada temen yang nge<i>share</i> berita dari <a href="https://d.kbs.co.kr/news/view.do?ncd=4251510&fbclid=IwAR0TMzIjcuH3UEXQn5jj1umRLQOqWzFLd4X50No7DvM4o79VapZA0fMYElQ" style="background-color: #f9cb9c;" target="_blank"><span style="color: blue;">KBS tentang kasus penipuan beasiswa</span></a>. Aku nyebutnya "Beasiswa Pinokio". Korbannya ya jelas dong mahasiswanya yak. Terus mahasiswanya ngaduh ke Media. Lalu terexpose kasusnya. Di kasus ini, salah satu mahasiswanya ada yang dari Indonesia. Hmm... sebenarnya kasus yang seperti ini bukan hal baru lagi. Dan aku yakin, ini gak cuma ada atau terjadi di Korea aja. <b>Catet</b>: gak cuma di Korea aja. Uda banyak kasus yang serupa/mirip sebelumnya, cuma gak sampe ke media begini (atau mungkin pernah sampe ke media, tapi kemudian terlupakan).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-Qh0f-Bn_b48/XT_k_VZg7gI/AAAAAAAAYV8/g4oh9fXKWjYGXw7HDmwh060aALcIzaeVACLcBGAs/s1600/Pic1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="938" data-original-width="791" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-Qh0f-Bn_b48/XT_k_VZg7gI/AAAAAAAAYV8/g4oh9fXKWjYGXw7HDmwh060aALcIzaeVACLcBGAs/s640/Pic1.JPG" width="537" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: <b><a href="https://d.kbs.co.kr/news/view.do?ncd=4251510&fbclid=IwAR0TMzIjcuH3UEXQn5jj1umRLQOqWzFLd4X50No7DvM4o79VapZA0fMYElQ" target="_blank">KBS News</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Curhat:</b> Tahun 2013 aku juga salah seorang contoh mahasiswa penerima beasiswa dengan skema yg sama untuk program S2. Dinjanjikan memang akan dapat 600K won per bulan untuk biaya hidup aja (gratis uang kuliah). Waktu itu masih setara dengan 6juta rupiah. Dulu, biaya hidup di Seoul segitu cukup-cukup aja. Dan aku bisa <i>survive</i> hingga selesai S2, malah sekarang lanjut S3 dengan skema beasiswa yang sama. Tapi, kemudian pelan-pelan beasiswa ku ini nambah, dan sekarang bisa boyong istri. HEYYY... tapi itu sekitar 5~6 tahun yang lalu. Sekarang? Seharusnya seminim-minimnya 800K won (sekitar 9,5juta rupiah) per bulan per kepala dengan <i>life style</i> yang pas dan seadanya, menurutku. Jadi, kata kunci <b>"gaya hidup"</b> di sini penting! Apalagi mau bawa istri/keluarga dengan beasiswa segitu? <b>Gak usah nekat!!!</b><br />
<b><br /></b>
<b>Kasus beritanya gimana: </b>Ini tulisan temanku, di <i>wall facebook-</i>nya. Baca <i>screenshot-</i>nya aja yak muehehehe.. Tapi pada intinya si mahasiswa merasa jadi korban penipuan. Karena jumlah beasiswa yang dijanjikan supervisornya waktu wawancara gak sama dengan yang dia dapat begitu dia mulai program studinya. Kasus yang seperti ini biasanya terjadi untuk kita yang ambil skema beasiswa profesor. Kita gabung di lab nya, lalu kita kerja dengan dia karena dia butuh mahasiswa untuk ngerjai projek-projenya atau untuk cari projekan baru. Ngerti dong ya skemanya kenapa kita nyebutnya beasiswa profesor dan gimana kita bisa dapat beasiswa? haha<br />
<br />
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-XCynGymFFv4/XT_ogJEk9yI/AAAAAAAAYWI/YShd7u0buDsMM_bc4Gl5-rqv7xC1W9BXQCLcBGAs/s1600/pic2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: right;"><img border="0" data-original-height="657" data-original-width="626" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-XCynGymFFv4/XT_ogJEk9yI/AAAAAAAAYWI/YShd7u0buDsMM_bc4Gl5-rqv7xC1W9BXQCLcBGAs/s400/pic2.JPG" width="380" /></a>Komentar dari tulisan temenku ini pun beragam. Kebanyakan merasa prihatin dengan kasus seperti ini. Tapi kalau aku pribadi masih mempertanyakan, kasus ini sebenarnya tahun berapa terjadinya? Kalau sekitaran tahun 2013, aku pikir 600K won per bulan untuk <i>living cost</i> untuk program S2 masih wajar sih. Karena di tahun itu, temen-temen seasramaku dulu 5 orang dari China nyatanya cuma dapat 550K won per bulan di awal-awal kuliah. Mereka ambil program integrasi S2-S3. Begitu mereka masuk di tahun-tahun studi S3, nambah jadi 2~3 kali lipatnya.<br />
<br />
<b>Mengapa bisa kejadian seperti ini?: </b>Ini opini ya, dari awal kita memang uda harus cerdas pilih program dan skema beasiswa. Apalagi sekolah di negeri orang dengan skema beasiswa seperti ini. Beasiswa ini masih berasaskan TRUST antara kita sebagai calon mahasiswa dan calon supervisor kita! Seharusnya ada dokumennya / sertifikatnya. Cerdas dalam artian: jumlah beasiswa yang kita dapat cukup gak untuk hidup hari-hari per bulan (kebutuhan primer: kosan, makan, asuransi kesehatan), harus bayar uang kuliah lagi gak, untuk jajan sedikit bisa gak, dan masih banyak lagi pertimbangan. Kalau kebutuhan primer gak cukup, apalagi kalau jumlah itu belum termasuk uang kuliah, ewwwh...pertimbangkan untuk cepetan ninggalin kesempatannya! Karena sama aja bo'ong kalau kita kuliah pake "beasiswa", tapi masih kepikiran: "makan utk bulan depan gimana ya?" Jadi harus benar-benar dipastikan dgn si pemberi beasiswa (calon supervisor). Kalau seandainya begitu sampai di negara tujuan dan sekolah, tapi ternyata komunikasi di awal berbeda dgn kenyataan, alias supervisornya bohong, pikir lagi untuk <i>stay</i> atau cepet-cepet deh cari prof lain. Kecuali kita punya side opinion atau punya uang lebih hehe.<br />
<br />
<b>Tipsnya apa?: </b>Di Korea, model beasiswa seperti ini masih sangat umum. "Kuliah, sambil ngulih" istilahnya. Kuliah aja uda susah, harus ngulih lagi dengan gaji yang minim? Mau? Jadi kalu mau ambil skema beasiswa yang seperti ini hati-hati ambil keputusan. Gak cuma di Korea ya, tapi bisa dimanapun, termasuk Indonesia. Mainkan kalkulatormu. Cari info biaya hidup per bulan di negara dan daerah/lokasi/kota dimana kampus berada. Lalu pertimbangkan lagi keputusan yang mau kamu ambil. Karena kalau seandainya kasus ini terjadi ke kita, yang rugikan kita sendiri. Di Korea sendiri banyak kok skema beasiswa yang layak, termasuk beasiswa "kuliah, sambil ngulih" ini, kayak aqiqa hahaha. Sebagai mahasiswa Internasional di Korea, kita akan bisa dapat potongan biaya kuliah 50%~100%, yang kemudian akan dievaluasi setiap semesternya. Dan banyak juga kok mahasiswa yang Non-Science and Non-Engineering yang kuliah dengan biaya sendiri, tapi kemudian mereka sangat bahagia di sini. Karena bisa sambil part time. Malah mungkin gaji part time nya bisa buat dia nabung dan lebih tajir dari yang dapat beasiswa. Well, itu hiperbola sih wkwk. Poinnya adalah, cerdas-cerdas cari informasi beasiswa kamu dan ambi keputusanmu ya. Kasus seperti ini mudah-mudahan jadi pembelaran kita semua.<br />
<br />
<br /><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-31157256712482325082019-07-09T01:32:00.001-07:002022-11-13T20:24:24.815-08:00Apa Keuntungan Belajar di Korea Selatan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-yYkMI5lhnUI/XSQ2S2yYKDI/AAAAAAAAAEo/vpXPgcpqHr43m2tC7p20CKP990usA1N7ACLcBGAs/s1600/korea.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="397" data-original-width="580" src="https://1.bp.blogspot.com/-yYkMI5lhnUI/XSQ2S2yYKDI/AAAAAAAAAEo/vpXPgcpqHr43m2tC7p20CKP990usA1N7ACLcBGAs/s1600/korea.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source: www.vistaeducation.com</td></tr>
</tbody></table>
Bagi beberapa pemburu beasiswa ke Korea Selatan, pasti penasaran banget dengan sistem pendidikan di Korea Selatan dan bagaimana rasanya bisa sekolah di Korea Selatan. Oya, aku pernah tulis sedikit juga <a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/mengapa-kuliah-ke-korea-selatan.html" target="_blank"><span style="background-color: #fce5cd; color: blue;">beberapa poin mengapa kuliah ke Korea Selatan</span></a>. Tapi kali ini, aku mau bahas lebih jauh keuntungan apa yang bisa kita peroleh kalau kita tinggal dan belajar di Korea Selatan, apakah kamu tahu kalau Korea Selatan adalah negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia? <span style="color: #e06666;"><b><a href="https://worldtop20.org/worldbesteducationsystem" target="_blank">worldtop20.org telah merilis 20 nama negara dengan sistem pendidikan terbaik</a>,</b></span> dan Korea Selatan berada di ranking pertamanya pada tahun 2018 lalu, yang diikuti oleh negara lainnya seperti (dari yang terbaik): Findlandia, Norwegia, Rusia, Hong Kong, Jepang, Estonia, Latvia, Israel, Swedia, Lithuania, Denmark, Irlandia, Taiwan, Kazakhstan, Slovenia, Georgia, Singapura, Cyprus, dan China. Di tahun ini, Korea Selatan masih berada pada ranking ke-3 besar. Jadi, kalau kamu berencana studi ke Korea Selatan, selamat, karena kamu sudah memilih negara yang tepat untuk melanjutkan studi. Lalu, apa keuntungan belajar di Korea Selatan? Dan bagi kamu yang uda belajar di Korea, hey.. you are studying in a country with the best education system in the world! Yup, kamu yang masih merencanakan study ke Luar Negeri, negara belahan Eropa atau Amerika bukan lagi satu-satunya destinasi pendidikan terbaik. Di Asia Timur, sudah ada negara-negara yang nangkring di posisi 20 besar. Jadi, kalau pilihanmu ada di Korea Selatan, artinya kamu sudah dapat satu keuntungan mengapa belajar di sini. hehe... Yok kita bahas keuntungan lainnya apa. Tapi aku cuma nge-list 9 sih, dan ini opini.<br />
<br />
<h3>
<b>1) Kualitas Pendidikan dan Penelitian yang sudah Teruji</b></h3>
Poin ini aku jadikan yang pertama karena faktanya bahwa Sistem Pendidikan di Korea Selatan memang salah satu yang terbaik. Setidakya ada risetnya atau ada orang-orang yang beranggapan seperti itu. Penilaian-peniliannya jelas, mulai dari rate jumlah siswa baru usia dini (3-4 tahun) s.d <i>environment </i>dan <i>free access</i> ke sekolahnya. Kualitas pendidikan dan penelitian Korea Selatan udah pernah dibahas sebelumnya di blog ini juga, bagi kamu yang belum baca, <a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perkembangan-science-dan-teknologi-di.html" target="_blank"><span style="background-color: #fce5cd;"><span style="color: blue;">silahkan cek tulisan singkatku sebelumnya</span></span>.</a> Terus, kalau kamu juga mau baca sedikit lagi, kamu bisa juga cek tulisanku yang lain tentang <a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perbandingan-sistem-pendidikan-korea.html" target="_blank"><span style="background-color: #fce5cd;"><span style="color: blue;">perbandingan sistem pendidikan antara Korea dan Indonesia</span></span>.</a> Bicara kualitas pendidikan di Korea, kamu gak perlu ragu lagi dengan sistemnya. Belajar di Korea sudah dengan dengan suasana Kemajuan Sains dan Teknologi. Pengajarnya sudah rata-rata profesor. Full access dan high speed wifi di penjuru wilayah tempat kamu sekolah, at least di kampusku yang memang kampus mungil di Seoul gitu hahah. Perpustakaan sangat memadai dengan beragam jenis buku, akses ke publikasi-publikasi terkenal, dan ruangan-ruangan multimedia, serta ruangan private untuk belajar kelompok. Buka 24 jam lagi. Support kampus dengan dana penelitian cukup melimpah. Kalau kamu adalah mahasiswa graduate studies, aku yakin akses kamu untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian cukup besar di sini. Apalagi kalau kamu memang jurusan sains dan engineering. Kamu akan dapat ruangan Laboratorium yang nyaman full set komputer di meja kerjamu. Dan kamu bisa kuliah gratis kalau bisa join di Lab.<br />
<br />
<h3>
<b>2) Biaya Kuliah Murah (gratis) dan Biaya Hidup Terjangkau</b></h3>
Dibandingkan dengan negara-negara maju lain yang terdaftar di 20 negara dengan sistem pendidikan di dunia, Korea memang terbilang lebih murah dan terjangkau biaya hidup untuk seorang mahasiswa. And you know what, bagi kamu mahasiswa Internasional di Korea, kamu bisa dapat potongan biaya kuliah sebesar 100% setiap semesternya kalau kamu memang bisa mencapai threshold nilai. Rata-rata mahasiswa S-1 Indonesia di Korea, setidaknya dapat 50% potongan biaya kuliah. Dan rata-rata mahasiswa S-2 dan S-3 bisa bahkan gratis. Oke, aku sepertinya perlu nulis part ini diartikel yang lain nanti, yang khusus bahas berapa sih biaya hidup mahasiswa di Korea per bulan. Tapi sebagai gambaran, dulu di tahun 2013, aku hidup per bulan dengan 600K won per bulan, dan itu masih bisa nabung sekitar 100K won. Rate waktu itu 1 IDR = 10 KRW. Jadi sekitar 6juta rupiah per bulan. Lumayan murah kan yak. Dan itu sudah include semuanya: Biaya kosan, internet, uang makan per bulan, jajan, jalan-jalan, asuransi kesehatan, bioskopan, karokean, dan sebagainya. Tentu tergantung gaya hidup. Untuk bisa bergaya ala-ala K-Pop di Korea murah kok, kosmetikpun sangat terjangkau bagi yang tampil cantik. Kamu juga bisa ambil Part-Time. Tapi harus dapat permit dulu dari kampus dan pihak imigrasi. Aku nanti juga akan bahas gimana bisa dapat part-time di Korea.<br />
<br />
<h3>
<b>3) Dukungan Karir yang Cukup Luas</b></h3>
Sejak nama Korea Selatan booming sekitar tahun 1960an, ekonomi Korea sudah menjadi magnet tersendiri bagi para investor lokal dan asing. Pertumbuhan ekonomomi sejak saat itu juga terus mengalami peningkatan terus-menerus secara signifikan hingga saat ini. Jadi, silahkan bayangkan sendiri, dengan kondisi pertumbuhan ekonomi dan ketertarikan para investor tersebut, apakah karir di Korea Selatan menjadi tidak kompetitif? Oh jelas dengan banyaknya jumlah mahasiswa internasional di Kroea, jumlah persaingan di dunia kerja juga terus meningkat, tapi bukan berarti ini menjadi halangan, karena semua kembali ke diri kita masing-masing, seberkualitas apa kita. Belajar di Korea memberi kamu pengalaman dan keterampilan bahasa lokal. Ini bisa jadi tantangan tersendiri. Tapi kalau kamu bisa bahasa lokal, peluang kamu untuk bisa berkompetisi dan berkarir di Korea Selatan akan lebih mudah.<br />
<br />
<h3>
<b>4) Kaya Budaya dan Gaya Hidup yang Dinamis</b></h3>
Korea adalah negara yang sangat menghargai warisan budayanya. Tidak sedikit orang-orang Korea yang paham dengan sejarahnya. Dan jangan heran, ketika kamu berada di kota-kota besar di Korea, kamu masih akan bisa melihat situs-situs sejarah mereka. Istana-istana kerajaan masih menjadi magnet wisata terkenal. Dan aktivitas-aktivitas kerajaan tempo dulu juga menarik bagi para wisatawan. Kamu sebagai internasional, pasti akan tertarik untuk menjajal sekian banyak wahana wisata budaya Korea. Atau, kalau kamu tipikal orang modern style, gak usa khawatir juga. Gaya hidup di Korea sudah sangat modern. Kiblat fashion sudah di Korea bukan? hahaha.. Jadi sangat dinamis life style di sini.<br />
<br />
<h3>
<b>5) Komunitas Indonesia yang Luas</b></h3>
Tipikal orang Indonesia itu adalah doyan kumpul-kumpul, iya gak sih? Kalau kamu berada di negara asing, pasti yang akan kamu lakukan pertama kali adalah bagaimana cara mengenal negaranya melalui orang-orang yang kamu kenal. Tentu dong kamu kan cari komunitas Indonesia di sini. TIPS nih, cari Komunitas Pelajar Indonesianya. Di Korea, di setiap kampus, punya perwakilan orang Indonesia. Gak cuma kampus-kampus di Seoul, kampus-kampus di Luar Kota Seoul juga ada. Karena sekarang Komutias Pelajar Indonesia di Korea a.k.a PERPIKA uda ada gubernur dan perangkat-perangkat pengurus per kampusnya. Yang penting, dapat akses aja deh ke PERPIKA, kamu akan aman di Korea dan gak akan merasa kesepian<br />
<br />
<h3>
<b>6) Makanan dan Travel</b></h3>
Yang doyan makan tapi kuatir dengan culture shock di Korea ada? Spoiler nih, makanan di Korea banyak kok yang rasanya sama dengan rasa Indonesia. Kita di Korea masih makan nasi. wkwkwk.. Oh iya, orang Korea doyan kimchi, kamu gak perlu suka kimchi dulu untuk bisa tinggal nyaman di Korea. Di negara ini cukup kaya cita rasa. Dan terbilang murah sebenarnya, apalagi kalau kamu tinggal di sekitaran kampus. Budget makan sebulan bisa jauh lebih murah. Makan-makanan Indonesia justru terbilang lebih mahal di sini. Iya dong yak. Tapi jangan khawatir, di Korea kamu masih bisa nemu tempe dan indomie kesukaanmu. Untuk urusan jalan-jalan, Korea juga terbilang sangat terjangkau. Kita bahas aja dari ongkos transportasi yak. Moda utamanya adalah Subway dan bus. Ongkos per sekali naik untuk 10 km pertama adalah 1,250 won dan tambahan 100 won di setiap 10km tambahannya, murah beeett kan? Ongkos subway dan bus sudah terintegrasi lagi. Artinya, kalau kamu awalnya naik subway, lalu transitnya harus naik bus, ongkos busmu akan gratis kalau belum ada 10km kedua jaraknya. Akomodasi-akomodasi perjalanan juga standard harganya. Belum lagi di event-event tertentu, Korea punya gratisan untuk para wisatawan. Yang penting update info aja.<br />
<br />
<h3>
<b>7) Masyarakat dan orang-orang Korea</b></h3>
Masyarakat Korea terkenal cukup ramah dan baik. Selama aku tinggal di sini, aku sih gak pernah di reseh-in sama penduduk lokal. Beberapa orang pernah mengalami tindakan rasis, tapi itu hanya beberapa. Yang penting kamu bisa respek dan menghargai orang lain, pasti kamu akan mendapat penghargaan yang sama. Untuk kamu yang muslim juga gak perlu khawatir. Penduduk lokal semakin hari semakin open minded kok. Sudah banyak komunitas muslim di Korea. Dan orang-orang Korea sendiri sudah tidak lagi terkejud dengan penampilanmu kalau kamu memang berhijab syar'i. Akan ada yang bertanya dan memandangimu heran, bisa jadi. Tapi kebanyakan orang-orang di sini gak peduli. Mereka bisa cukup toleran kalau kamu kasih pengertian yang tidak terlalu fundamentalis tentang kepercayaanmu.<br />
<br />
<h3>
<b>8) <i>Comfort zone and safety</i></b></h3>
Kamu yang doyan pergi jauh dan pulang lewat tengah malam. Korea juga masuk ke negara yang cukup aman di dunia. Subway memang jam operasinya hanya sampai jam 12 malam, tapi Korea punya bus yang beroperasi 24 jam. Kamu juga bisa memanfaatkan Taxi kalau kepepet. Perlu diingat, kamu tetep harus hati-hati dan waspada ya. Maling dan kejahatan terjadi biasanya karena ada kesempatan toh? Untuk mahasiswa, kamu sudah diwajibkan untuk join dengan asuransi kesehatan di Korea. Artinya kamu harus bayar per bulan untuk asuransi. Ini penting, dan kamu bisa pakai kapan saja. Aku pernah melakukan operasi di Korea karena sakit, diinapkan selama 4 hari, tapi bayar hanya 30% dari semua total biaya pengobatan.<br />
<br />
<h3>
<b>9) Terciprat <i>Korean Wave (Hallyu)</i></b></h3>
Suka atau gak suka, kamu pasti terciprat dengan hallyu hahaha. Drama Korea kapanpun bisa kamu akses. Kamu bisa nonton konser grup-grup band mu lebih sering dan lebih dekat. Bisa jadi kamu masuk ke kamera TV pas lagi jalan-jalan. Ummm... apa lagi yak? Oh ya, kamu bisa nonton konser-konser gratis pas musim Spring. Setiap tahun, biasanya kampus-kampus di Korea punya event tahunan gitu, sebutannya Annual Festival. Setiap kali festival, kampus-kampus akan ngundang artis-artis K-Pop untuk konser. Dan kamu gratis menikmati itu. Yang kamu lakukan hanya perlu hunting tanggal-tanggal menariknya.<br />
<br />
<br />
<h3>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #e06666;"><b>Kembali ke konten Beasiswa ke Korea:</b></span></h3>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/p/sekapur-sirih.html" style="color: #0000ee;"><b>1. Sekapur Sirih: Revolusi Hidup</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/motivasi-mengapa-ke-korea.html" style="color: #0000ee;"><b>2. Motivasi: Mengapa Ke Korea?</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/p/oops.html" style="color: #0000ee;"><b>3. Persiapan Beasiswa</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/p/oops.html" style="color: #0000ee;"><b>4. Jenis-jenis Beasiswa</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/p/oops.html" style="color: #0000ee;"><b>5. Aplikasi Beasiswa</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b style="color: #0000ee;"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/p/oops.html" style="color: #0000ee;">6. Biaya dan Visa</a></b></span><br />
<div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/02306904013022954526noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-46147604740792536162019-03-15T10:31:00.001-07:002022-11-13T20:22:26.046-08:00Perbandingan Sistem Pendidikan Korea Selatan dan Indonesia<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-XjogF4X7XGw/XIvZNq38z1I/AAAAAAAAACo/UnsVDVoylNctRhiYczcvyzQcXOQ-ckbfACLcBGAs/s1600/South-Korea-Education-System.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="800" src="https://2.bp.blogspot.com/-XjogF4X7XGw/XIvZNq38z1I/AAAAAAAAACo/UnsVDVoylNctRhiYczcvyzQcXOQ-ckbfACLcBGAs/s1600/South-Korea-Education-System.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Source: https://worldtop20.org</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Beberapa orang mungkin juga tertarik untuk tau perbandingan sistem pendidikan di Korea Selatan dengan di Indonesia. Mari kita bahas di sini juga ya :). Perlu dicatat bahwa Indonesia dan Korea Selatan merdeka ditahun yang sama. Indonesia merdeka 2 hari lebih awal dari pada Korea. Hmm.... bagaimana ya sistem pendidikan kita dengan negara Korea ini? Nah, untuk bahas ini, aku bagi jadi dua sesi. Sesi yang pertama akan bahas perkembangan sistem pendidikan di Korea Selatan, lalu lanjut ke sesi yang kedua pembahasan tentang sistem pendidikan kita di Indonesia.</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<b><b><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: large;">1) Perkembangan Sistem Pendidikan di Korea Selatan</span></b></b><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Jadi, Korea melalui pendidikan dan penelitiannya telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan. Kita bisa liat dari angka dan persitensinya. Sejak awal 1960, pertumbuhan ekonomi Korea terus merangkak naik dikisaran angka 7-8% per tahunnya. Wajar dong kalau dengan pertumbuhan yang relatif stabil seperti ini setiap tahunnya, Korea pada akhirnya bisa menunjukkan wajah kumuhnya menjadi negara industri yang menawan bagi para pebisnis, wisatawan, dan para penyedia jasa. Perubahan-perubahan ini juga sebenarnya merambah sampai ke kebijakan pemerintahan, kejelasan hukum, dan tentu didukung oleh sumber daya manusianya. Semua proses panjang ini sudah dimulai dari awal mereka merdeka, sejak tahun 1945-an.</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> </div>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-74E3BhG5V4Q/XIvYm_JaFbI/AAAAAAAAACg/4NyHxr7Q4eghvzXAohUs_h7T2qJaTyE4ACLcBGAs/s1600/Picture1.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><img border="0" data-original-height="1117" data-original-width="1596" height="446" src="https://2.bp.blogspot.com/-74E3BhG5V4Q/XIvYm_JaFbI/AAAAAAAAACg/4NyHxr7Q4eghvzXAohUs_h7T2qJaTyE4ACLcBGAs/s640/Picture1.png" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Source: www.worldbank.org</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="text-align: justify;">Rahasia lain dari kemajuan negara ini adalah disebabkan karena faktor sosio-kultur. Yakni adanya paradigma yang baik dari masyarakat lokal terhadap pendidikan. Dalam arti lain, masyarakat Korea memang sangat mengapresiasi pendidikan. Tidak hanya sebagai sarana untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, tapi juga sebagai bentuk pengakuan sosial (simbol harkat martabat atau kehormatan seseorang). Beberapa sumber bahkan menyebutkan dengan <i>statement</i> yang lebih kuat kalau orang-orang Korea memang <i>obsesive </i>dengan pendidikan. Hal ini bisa kita lihat dari tingginya peminat masyarakat di Korea Selatan terhadap dunia pendidikan. Mereka sudah melek kalau pendidikan itu sangat penting. Jadi, jangan heran kalau good readers pernah dengar, anak-anak di Korea ada yang sudah dimasukkan ke sekolah sejak umur setahun atau bahkan lebih mudah dari itu. Di Indonesia juga sudah ada sepertinya? Juga,,, jangan heran mengapa banyak jumlah orang Korea, khususnya anak-anak umuran sekolahan, yang nekat bunuh diri karena mereka gak bisa masuk ke universitas A atau B dan C. Tapi itu dulu. Rate bunuh diri dikalangan siswa dan mahasiswa dulu memang cukup tinggi di Korea. Karena <i>obsesive</i> tadi. Biasanya dipicu oleh keinginan orangtuanya. Tapi intinya adalah bahwa perkembangan SDA di Korea sudah menjadi fokus utama bangsa ini sejak lama. Dan ini terus berlanjut hingga sekarang. Integritas dan kemandirian berfikir telah dan terus ditanamkan di Korea. </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="text-align: justify;">Unik ya, mereka sudah sadar ini dari awal. Sejak dulu. Seharusnya kita punya kesadaran ini lebih besar, karena kita terjajah lebih lama dari pada Korea. Ya gak sih?</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"></span><br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Karena obrolan kita tentang motivasi, maaf ya kalau tulisannya jadi lebih serius dikit 😅😅😅. Tujuanku sebenarnya supaya kita juga tau kalau Korea itu juga pernah susah dan gambarannya seperti apa sehingga mereka menjadi developed seperti saat ini. Well, negara mana yang enggak, ya kan? Tapi Korea berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan mereka melalui pendidikan dan penelitiannya. Negara kita gimana? Silahkan tuliskan opini kamu sendiri di kolom komentar yaaa hehe. </span>Semoga menjadi motivasi untuk kita semua.<br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
</div>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-2gbp7XTvQTo/XIvem7GECiI/AAAAAAAAAC0/tZZp7K9nVAYvV5CyvyyA2XSKV41rkUe8wCLcBGAs/s1600/Picture2.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><img border="0" data-original-height="547" data-original-width="920" height="377" src="https://3.bp.blogspot.com/-2gbp7XTvQTo/XIvem7GECiI/AAAAAAAAAC0/tZZp7K9nVAYvV5CyvyyA2XSKV41rkUe8wCLcBGAs/s640/Picture2.png" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Source: www.english.moe.go.kr</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="text-align: justify;">Mari kita bahas gambar dari </span><a href="http://www.english.moe.go.kr/" style="font-family: "helvetica neue", arial, helvetica, sans-serif; text-align: justify;">www.english.moe.go.kr</a><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="text-align: justify;"> di atas. Gambar di atas mengilustrasikan tentang kebijakan pendidikan di Korea yang didesain secara bertahap. Pertama, dimulai dengan penerapan kewajiban bersekolah bagi anak usia sekolah dasar di tahun 1950-an. Pembebasan biaya sekolah untuk siswa-siswi SD ini sudah dikembangkan di tahun yang sama looooh. Hebat bukan? Dampak nyatanya adalah adanya peningkatan jumlah siswa SD pada tahun 1960-an. Rasio penerimaan siswa SD juga melampaui angka 90%. Tapi pemerintah Korea gak berhenti disitu aja. Anjaiiii banget memang. Karena pengembangannya terus dibenahi hingga ke pendidikan menengah pertama, tepatnya pada tahun 1979, yang juga mencapai 90% level penerimaan siswanya. Sedangkan untuk siswa sekolah menengah atas baru ada sejak tahun 1980-an. Rasio penerimaan untuk siswa SMA juga mencapai 90% di tahun 1990an. Hal yang sama dengan rahasia capaian di level perguruan tinggi yang mencapai 60% sejak tahun itu. Gak habis fikir gw, catatan penting seperti ini untuk negara kita, dimana sih bisa kita dapat? Ini penting loh menurutku. Karena kita jadi tau perkembangan revolusi pendidikan kita. hmmm...</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Nah, nah.. sekarang yok kita bandingkan berapa lama siswa-siswa sekolah ini mengenyam pendidikan dari SD s.d. selesai S-1. Dan tau gak sih, ternyata lamanya waktu masa sekolah anak-anak di Korea sama persis dengan di Indonesia? SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, dan S-1 rata-rata 4 tahun, S-2 rata-rata 2 tahun, S-3 rata-rata 5 tahun (jarang yang banget yang bisa lulus 4 tahun, dan gak pernah tau ada yang bisa lulus 3 tahun untuk Ph.D). Tapi Korea bisa jauh lebih unggul dari segi pendidikannya dibandingkan dengan sistem pendidikan di Indonesia. I think so yeaaah. Mengapa? Karena mereka memang sudah memikirkan jangka pajang perkembangan SDA-nya. Perencanaan mereka ini loh yang cukup matang, konsekuensinya ya jelas mereka akan menghasilkan guru-guru terbaik untuk penerusnya. Support pemerintah juga menjadi sangat penting, termasuk juga effort pemerintah dan sosialnya untuk meningkatkan kesadaran belajar yang tinggi.TOP markotop!</span></div>
<b></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<b><b><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: large;">2) Perkembangan Sistem Pendidikan di Indonesia</span></b></b><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Strategi kebijakan pendidikan Indonesia tertinggal 50 tahun dibanding Korea Selatan 😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱<b> (SHOCK!!!) </b>Hal ini bisa kita lihat dari kebijakan pembebasan biaya sekolah dasar. Isu pembebasan biaya sekolah dasar baru hangat di awal tahun 2004 dan sampai saat ini mungkin belum sepenuhnya terlaksana? Mohon dikoreksi yaa. Tapi yang aku dengar memang SD - SMA (negeri ya, belum include dah tu sekolah-sekolah swastanya), sekolah sekarang sudah gratisss. Tapi ini baru terjadi di beberapa tahun terakhir kan ya? Mohon koreksi lagi deh pokoknya heheh. </span></div>
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kemudian jika kita bandingkan angka partisipasi atau rasio penerimaan siswa, Indonesia juga masih tertinggal. Berdasarkan data tahun 2008, rasio penerimaan pendidikan dasar mencapai 90%, pendidikan menengah pertama mencapai 60%, dan pendidikan menengah atas baru mencapai 40%. Rasio tersebut tertinggal dari Korea Selatan yang telah mencapai angka 90% untuk jenjang pendidikan dasar sampai menengah atas semenjak akhir 1990-an. Investasi pemerintah Indonesia dibidang pendidikan pun masih tergolong rendah yaitu berada di angka 3.5% (terhadap GDP), sedangkan Korea berada di angka 4.2%. Hal ini mungkin bisa ditangkal karena luasnya negara Indonesia, tapi ayoklaah... ada gak sih angka-angka yang realistis dari ini????</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-jopS0irdW9Y/XIvjuav42fI/AAAAAAAAADA/UHoK1qzLoIInLKrDd71xB4AF2RRAS0DsgCLcBGAs/s1600/485354-sad-condition-of-schools-in-rural-indonesia.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="654" data-original-width="986" height="424" src="https://2.bp.blogspot.com/-jopS0irdW9Y/XIvjuav42fI/AAAAAAAAADA/UHoK1qzLoIInLKrDd71xB4AF2RRAS0DsgCLcBGAs/s640/485354-sad-condition-of-schools-in-rural-indonesia.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source: https://en.brilio.net/</td></tr>
</tbody></table>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kebijakan ekonomi di Indonesia pun gak berjalan dengan baik. Rencana Pembangunan Lima Tahunan (Repelita) yang pernah diusulkan diperiode pemerintahan Soeharto gak menunjukkan hasil yang memuaskan. Keberlanjutannya praktis terhenti semenjak Soeharto gak lagi menjabat sebagai Presiden. Padahal jika dilihat lebih detail rencana pembangunan ini gak jauh berbeda dengan rencana pembangunan di Korea Selatan. Kondisi ekonomi Indonesia berada pada level terendah ketika terjadi krisis moneter di tahun 1997, oleh karena itu, beberapa industri yang disiapkan sebagai industri lokal yang akan menjadi penggerak kegiatan ekonomi juga terkena dampak serius dari krisis tersebut.</span></div>
</div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kebijakan pendidikan dan ekonomi di Korea Selatan lebih terarah dan sistematis, dimana perbaikan dilakukan hampir setiap 7-8 tahun. Kurikulum yang mereka pergunakan saat ini dikenal sebagai “Sixth Revised Curriculum”. Sedangkan kebijakan pendidikan dan ekonomi yang diambil di Indonesia selepas krisis moneter 1997 lebih mirip sebagai kebijakan temporer, dimana selalu berganti seiring pergantian kepemimpinan. <span style="color: #e06666;"><b>Dan sampai saat ini pun pemerintah belum sanggup untuk memetakan strategi kebijakan pendidikan dan ekonomi jangka panjang.</b></span> Perencanaan kebijakan yang tidak berencana menyiapkan Indonesia jauh ke depan dan tidak selaras antara kebijakan pendidikan, ekonomi dan pemerintahan tidak akan menghantarkan Indonesia pada pencapaian yang maksimal.</span></div>
</div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"> </span> <br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Faktor sosio-kultur pun ikut berpengaruh dalam keberjalanan pendidikan dan ekonomi di Indonesia. Pendidikan masih belum mendapatkan apresiasi yang baik dari seluruh masyarakat Indonesia. Rendahnya minat bersekolah masih sangat terasa di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini terjadi akibat kurangnya pemerataan pembangunan dan informasi di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah seharusnya mulai menggerakan semua sektor baik publik ataupun swasta untuk mengubah cara pandang mengenai pendidikan ini.</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-sis-zpCbXCg/XIvkbpDjUMI/AAAAAAAAADU/lHl6SMoRJr8SglKERGfBDVw5i75dpq6tACLcBGAs/s1600/485360-sad-condition-of-schools-in-rural-indonesia.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="638" data-original-width="964" height="418" src="https://2.bp.blogspot.com/-sis-zpCbXCg/XIvkbpDjUMI/AAAAAAAAADU/lHl6SMoRJr8SglKERGfBDVw5i75dpq6tACLcBGAs/s640/485360-sad-condition-of-schools-in-rural-indonesia.jpg" width="640" /></a></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-brXzRaMrVfs/XIvkarKBR6I/AAAAAAAAADI/jnzl8qPYHWMh8obHc9Wu-tJBl4eRENBRACLcBGAs/s1600/485357-sad-condition-of-schools-in-rural-indonesia.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div style="text-align: center;">
Source: https://en.brilio.net/</div>
</div>
</div>
<ol></ol>
</div>
</div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"> </span> <br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Pemerintah Indonesia masih menjadi faktor dominan penentu keberhasilan penerapan kebijakan pendidikan dan ekonomi ini, dimana seharusnya sanggup untuk mengolaborasikan pemerintahan, pendidikan dan industri dalam kerangka tujuan yang sama. Selama kebijakan ketiganya masih dalam kerangka yang terpisah, pengembangan sumber daya manusia Indonesia menjadi manusia unggul seperti yang dicita-citakan konstitusi tidak akan pernah tercapai. Dengan kondisi tersebut, produktivitas masyarakat pun tidak akan pernah meningkat sehingga pada akhirnya berimbas kepada kondisi ekonomi yang tidak kunjung membaik.</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Lalu, mengapa harus belajar dari Korea? Pengalaman yang dimiliki Korea sesungguhnya memiliki makna pembelajaran yang sangat dalam. Kesungguhan dalam membangun Negara, dibuktikan hanya dalam waktu 50 tahun. Waktu yang cukup singkat untuk mengembangkan sumberdaya manusia. Indonesia dalam hal ini bisa mengambil pelajaran dan kemudian diterapkan di Indonesia, tentunya dengan proses adaptasi terlebih dahulu disesuaikan dengan karakter dan nilai-nilai bangsa kita. Sangat tepat, jika kita, orang Indonesia belajar dari Korea, melihat dari dekat bagaimana mereka mengembangkan pendidikan, ekonomi, dan teknologi mereka. Korea Selatan, negara yang sedang membenahi diri menuju negara maju yang bermartabat.</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br />
<br />
<h3 style="background-color: white; border: medium none; color: #6c6c6c; font-family: Oswald, Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 22px; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; list-style: outside none none; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="border: medium none; color: #e06666; list-style: outside none none; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px;"><b>Lanjut ke Sub-konten lainnya:</b></span></h3>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b style="color: #0000ee;"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/mengapa-kuliah-ke-korea-selatan.html" target="_blank">1. Mengapa Kuliah ke Korea Selatan</a></b></span><br />
<span style="color: #e06666;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perkembangan-science-dan-teknologi-di.html" target="_blank">2. Perkembangan Science dan Teknologi di Korea</a></b></span></span><br />
<span style="color: #e06666;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perbandingan-sistem-pendidikan-korea.html" target="_blank">3. Perbandingan Sistem Pendidikan Korea Selatan dan Indonesia</a> </b></span></span><br />
<a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/07/apa-keuntungan-belajar-di-korea-selatan.html" style="color: #0000ee; font-family: "helvetica neue", arial, helvetica, sans-serif;" target="_blank"><b>4. Apa Keuntungan Belajar di Korea Selatan</b></a></div>
</div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"> </span><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/02306904013022954526noreply@blogger.com3Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-26756335082790487412019-03-14T08:20:00.002-07:002022-11-13T20:11:04.614-08:00Perkembangan Sains dan Teknologi di Korea<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <br />
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Korea Selatan adalah salah satu negara yang memiliki level penelitian global yang sudah diakui di dunia. Perkembangan penelitian di Korea dimulai dari tahun 1960an, dimana negara ini waktu itu masih dianggap “miskin” dan banyak melakukan imitasi. Dan sejak saat itu, Korea terus meningkatkan kualitas-kualitas penelitiannya. Hingga sekarang, Korea sudah menjadi contoh bagi banyak negara berkembang. Bahkan menjadi salah satu negara destinasi dengan jumlah mahasiswa asing yang cukup banyak. Per April 2017, ada sekitar 124,000 mahasiswa asing dari manca negara yang tersebar ke 43 universitas negeri dan sekitar 180-an universitas-universitas swasta. Hal ini menunjukkan bahwa Korea selatan telah menjadi destinasi Pendidikan popular dan rumah bagi para pecinta ilmu pengetahuan dan teknologi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-7eQNhZmeOJs/XIpwTRBW3hI/AAAAAAAAACU/tHfSpQn8WwYKFEorpNH0AoivCcKtma6fACLcBGAs/s1600/20180206000834_0.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><img alt="" border="0" data-original-height="625" data-original-width="650" src="https://1.bp.blogspot.com/-7eQNhZmeOJs/XIpwTRBW3hI/AAAAAAAAACU/tHfSpQn8WwYKFEorpNH0AoivCcKtma6fACLcBGAs/s1600/20180206000834_0.jpg" title="http://www.koreaherald.com" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://www.koreaherald.com/"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: x-small;">http://www.koreaherald.com</span></a></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Korea sekarang sudah memiliki kekuatan <i>Research & Development (R&D) </i>yang sangat mumpuni. Bahkan hampir disemua bidang ilmu dan disiplin ilmu, khususnya untuk bidang-bidang IT, komunikasi, transportasi, dan <i>civil engineering</i>. Hal ini juga didukung oleh keterbukaan dan keseriusan pemerintah Korea sendiri yang secara <i>massive </i>memberikan investasi pada pusat-pusat R&D di Korea, termasuklah diantaranya pusat penelitian yang berdiri di kampus-kampus. Dukungan investasi pemerintah Korea bisa dilihat dengan berdirinya Lembaga atau institusi<b><i> Basic Research: </i></b><i>Ministry of Science, ICT and Future Planning, National Research Foundation of Korea, Institute for Basic Science, the INNOPOLIS,</i> dan lain sebagainya. Dari Lembaga-lembaga penelitian ini, Korea telah banyak menghasilkan produk-produk penelitian yang penggunaannya diperuntukkan bagi negara Korea sendiri. Beberapa produk juga sudah berkali-kali diexport ke negara lain. Kreativitias, kebebasan meneliti, dan lahirnya<i> start up</i> atau transfer teknologi juga terus berkembang hingga saat ini. </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Dari sini, masihkah kamu meragukan Korea Selatan? Oh iya tentu, jika dibandingkan dengan negara-negara di benua Eropa dan Amerika, mungkin Korea bukan jadi destinasi menarik. Apalagi jika good readers sempat pernah mendengar bagaimana culture study-nya Korea. Tapi, bagi kamu yang haus dan lapar dengan ilmu dan pengalaman, khususnya dibidang-bidang ilmu yang aku sebutin tadi, aku sih yakin, Korea Selatan akan sangat cocok untuk dijadikan destinasi studi. Aku lanjut sedikit lagi yak beberapa hal lain tentang perkembangan sains dan teknologi di Korea.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #cc0000; font-size: x-large;">Apakah kamu tahu bahwa:</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0px;">
<ol>
<li><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="text-indent: -0.25in;">Pada tahun 2011, Korea Selatan berinvestasi sebesar 0.73% dari total GDP nya untuk pengembangan Lembaga-lembaga Basic Research, dan menempatkan Korea mejadi negara dengan jumlah penelitian terbesar ke-2 di dunia setelah Switzerland dengan 0.77% nilai investasi</span></li>
</ol>
<ul>
<li><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Korea menduduki ranking ke-9 pada daftar Gross Domestic Expenditure on Research and Development (GERD) per kapita populasi</span></li>
</ul>
<ol>
<li><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Korea memiliki patent yang diakui dunia luas dengan urutan ke-3 di dunia dengan jumlah patent 640,412 patent</span></li>
</ol>
<ul>
<li><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kemudian, Korea terus meningkatkan nilai investasinya sebanyak 4% untuk research dan development negara ini, dan berhasil menduduki posisi ke-2 pada daftar GERD setelah Israel</span></li>
</ul>
<ol>
<li><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Graduation rate dari seluruh universitas di Korea yang berusia 24-34 tahun adalah 63% dan menjadikan Korea sebagai negara paling berpendidikan di level OECD. Hal ini sekaligus menjadikan Korea sebagai negara yang memiliki jumlah peneliti tertinggi di dunia.</span></li>
</ol>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -0.25in;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Masih mau bukti yang lain?</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">hmmm.. please do your homework. hahaha</span><br /><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">My point here: kalau good readers pada akhirnya memutuskan untuk studi di Korea, kamu gak perlu khawatir dengan masalah funding. Korea sudah punya skema yang menurutku sangat baik dan foreigner friendly. Itu positifnya. Tapi kalau dari segi culture, I believe everyone will need to fight their own struggles!</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<br />
<h3 style="background-color: white; border: medium none; color: #6c6c6c; font-family: Oswald, Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 22px; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; list-style: outside none none; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="border: medium none; color: #e06666; list-style: outside none none; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px;"><b>Lanjut ke Sub-konten lainnya:</b></span></h3>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b style="color: #0000ee;"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/mengapa-kuliah-ke-korea-selatan.html" target="_blank">1. Mengapa Kuliah ke Korea Selatan</a></b><br />
</span> <span style="color: #e06666;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perkembangan-science-dan-teknologi-di.html" target="_blank">2. Perkembangan Science dan Teknologi di Korea</a></b></span></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perbandingan-sistem-pendidikan-korea.html" style="color: #0000ee;" target="_blank"><b>3. Perbandingan Sistem Pendidikan Korea Selatan dan Indonesia</b></a></span><br />
<a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/07/apa-keuntungan-belajar-di-korea-selatan.html" style="color: #0000ee; font-family: "helvetica neue", arial, helvetica, sans-serif;" target="_blank"><b>4. Apa Keuntungan Belajar di Korea Selatan</b></a><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"></span><br />
<br /></div>
<br /><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/02306904013022954526noreply@blogger.com0Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-57845163613128907022019-03-14T00:51:00.007-07:002022-11-13T20:04:41.030-08:00Mengapa Kuliah ke Korea Selatan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-Iu-frATRLCk/XIoGArXKLbI/AAAAAAAAYKk/jk4gbGqIuVIhW8Lo2s99lT7m8W9SBo8iACLcBGAs/s1600/20190101022045_IMG_3053.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" src="https://2.bp.blogspot.com/-Iu-frATRLCk/XIoGArXKLbI/AAAAAAAAYKk/jk4gbGqIuVIhW8Lo2s99lT7m8W9SBo8iACLcBGAs/s1600/20190101022045_IMG_3053.JPG" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Berikut adalah beberapa contoh tentang hal-hal yang sangat baik dari Korea Selatan yang bisa dijadikan motivasi untuk belajar di Korea.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b>1. Perkembangan Riset Engineering</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Setelah <span style="color: #2b00fe;"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/motivasi-mengapa-ke-korea.html" style="background-color: #ffa400;" target="_blank">tiga periode kemandirian Korea dalam hal pendidikan dan penelitian</a></span> bener-bener terorganisir rapih, sekarang ini Korea Selatan tinggal perlu meneruskan pegembangan teknologi mereka ke-era <i>Next Generation Research</i>. Hampir semua teknologi yang terkenal saat ini ada di Korea Selatan. Sebut saja <i>smart phone</i> dan <i>smart TV</i>. Korea merupakan salah satu <i>leader </i>teknologi ini. Yang terkenal lainnya adalah jaringan internet Korea yang masih menjadi yang terbaik dari negara maju lainnya. Bahkan jaringan 5G sedang direncanakan komplit ditahun 2020. Atau kita sebut aja yuk teknologi lainnya, mobil besutan korea, Hyunday, yang pertama kali diexport ke North Amerika di tahun 1970an. Dan sekarang menjadi perusahaan mobil terbesar di Korea dan terkenal di manca negara. Termasuk juga lah dengan sistem transportasi dan <i>control signal </i>transportasi Korea yang terus up-to-date. Yang terbaru apa? Korea Selatan dalam waktu dekat juga akan menjadi rumah bagi para pecinta bidang <i>Artificial Intelligent (AI)</i>. Karena kabarnya pemerintah Korea sedang menggodok rencana untuk membuat satu jurusan khusus untuk bidang AI. Keren gak? Jadi cocok untuk kamu yang memang bidangnya relate ke Engineering atau Computer Science, dan ICT.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b>2. Perkembangan Riset Science dan Bioteknologi</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kamu mau lihat kemajuan teknologi dari sisi mana lagi? Kosmetik? Pasti sudah banyak yang tahu kalau negara gingseng ini punya banyak produk-produk kecantikan yang terbesar di dunia. Alat-alat kecantikannya juga makin mutakhir. Apakah ada diantara good readers yang menjadi salah satu konsumen produk-produk kecantikan asal Korea juga hehe. Produk-produk pertanian negara ini juga terus diteliti sehingga bisa menjadi bahan dasar dan bahan baru untuk produk-produk makanan atau kosmetik lagi. Bioteknologi mereka terus berkembang di sini. Lab basah dan Lab kering sangat aktif di Korea.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b>3. Perkembangan Seni dan Kebudayaan Korea</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Dari sisi fashion dan entertainment industry? Bagi yang doyan K-POP dan Drama Korea, pasti setuju banget kalau negara ini disebut sebagai negara yang paling sering bikin baper karena artis-artisanya cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Apa??? Cute?? Cute juga boleh deh. Dan masih banyak lagi. Termasuk wisata dan kulinerinya. Semua bisa menjadi motivasi tambahan untuk bisa studi di Korea. Jadi bagi yang berminat dengan bidang Seni dan Budaya, hal ini mungkin bisa menjadi salah satu motivasi untuk menjadikan Korea sebagai negara studi destinasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><b>4. Perkembangan Sistem Pemerintahan Korea</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Gimana dengan sistem pemerintahan dan Pendidikan di Korea? Korea adalah salah satu negara yang sudah menerapkan <i>open data government </i>dan transparasi system pemerintahan. <i>Smart city</i> juga sudah tidak asing lagi di sini. Jadi bagi yang tertarik dibidang-bidang studi terkait, bisa memilih salah satu kampus di Korea yang memang menyediakan jurusan-jurusan khusus seperti ini untuk menggali ilmu dan wawasan di bidangnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Jadi sekarang tinggal goo readers nih. Doyan Korea dari sisi mana. Tapi sekali lagi kalau boleh menyarankan, sebaiknya duluankan misi belajar good readers dulu. Mau apapun jurusannya nanti, good readers akan bisa menikmati semua yang ada di sini. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div><div class="MsoNormal"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Ah... satu hal lagi, orang-orang Korea doyan banget kerja. Mereka bisa mendedikasikan diri mereka di Lab-lab, perpustakaan-perpustakaan, atau bahkan cafe-cafe yang tujuannya adalah untuk belajar. Ini adalah salah satu hal unik dan akan menjadi pemandangan yang berbeda nanti ketika good readers sudah sampai di Korea. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div><div class="MsoNormal"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Oya, kalau menurutmu masih ada motivasi lain, cerita dong di kotak komentar 😍<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<br />
<h3>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #e06666;"><b>Lanjut ke Sub-konten lainnya:</b></span></h3>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #e06666;"><b><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/mengapa-kuliah-ke-korea-selatan.html" target="_blank">1. Mengapa Kuliah ke Korea Selatan</a></b></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perkembangan-science-dan-teknologi-di.html" style="color: #0000ee;" target="_blank"><b>2. Perkembangan Science dan Teknologi di Korea</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perbandingan-sistem-pendidikan-korea.html" style="color: #0000ee;" target="_blank"><b>3. Perbandingan Sistem Pendidikan Korea Selatan dan Indonesia</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/07/apa-keuntungan-belajar-di-korea-selatan.html" style="color: #0000ee;" target="_blank"><b>4. Apa Keuntungan Belajar di Korea Selatan</b></a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></o:p></div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-75067350893482878282019-03-09T01:50:00.001-08:002022-11-13T19:49:42.081-08:00Motivasi: Mengapa ke Korea<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-kRKVXAeHgbM/XIRv-TXH9YI/AAAAAAAADGc/i1Q-RtUsjmUIPNjmC4CVMNJ4nEWopJZDACLcBGAs/s1600/editor_201610103347125.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://1.bp.blogspot.com/-kRKVXAeHgbM/XIRv-TXH9YI/AAAAAAAADGc/i1Q-RtUsjmUIPNjmC4CVMNJ4nEWopJZDACLcBGAs/s1600/editor_201610103347125.jpeg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source: http://www.daelim.co.kr</td></tr>
</tbody></table>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Setelah sekian tahun aku bertahan di Korea, sampai sekarang pun masih ada yang tanya "Kok Korea?". </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Enggak tau alasan pastinya apa, tapi dulu aku dihadapkan dengan dua pilihan: Malaysia dan Korea Selatan. Kedua-duanya menjanjikan untuk ku bisa terus sekolah. Waktu itu, aku cuma mau bisa kuliah ke Luar Negeri gratis. Malaysia menjanjikan skema beasiswa berupa <i><b>grant</b></i>, supaya mahasiswa sepertiku bisa hidup layak dan tetep sekolah. Berbeda debgab Korea Selatan yang tidak mengenal istilah <i>grant</i>. Apa bedanya? Nanti kita bahas 😊</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Jadi gini, kalau kalian bandingkan nilai tukar uang antara Malaysia dan Korea sekarang ini, (sebenarnya dulu ditahun 2013 juga, tahun ketika aku galau memilih antara Malaysia dan Korea), nilai uang Malaysia terhadap US Dollar lebih mahal dibanding Won. Tapi yang aku lihat waktu itu adalah prospek kapan aku bisa mulai kuliah. Cerita sedikit nih ya, jadi sebelum aku sampai ke Malaysia, aku uda sempet kirim berkas dulu ke Korea Selatan, kampus ku yang sekarang. Karena terlalu sering gagal dengan pencarian beasiswa, aku pasrah, dan memutuskan nekat ke Malaysia. Bekal ku waktu itu adalah peluang sekolah <i>by Grant Scheme</i> dengan salah satu dosen di UTM, yang gak lain adalah kakak seniorku dulu waktu masih di Kampus S-1. </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Enem bulan lamanya aku nunggu dan menjalani profesi sebagai Scholar Visit di Universiti Teknologi Malaysia (UTM).</span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"> </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Sampai di Malaysia, akhirnya dapat email dari Korea Selatan yang menginformasikan kalau aku diterima. Enem bulan lamanya aku nunggu email itu. </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Padahal waktu itu, aku juga sedang mulai ngenalin projek ku di Malaysia. Tapi belum terdaftar sebagai mahasiswa. Galau. Bingung mau pilih mana. Tapi kemudian pertimbangan jatuh ke Korea. Karena aku pikiri, peluang lebih besar untuk bisa mengenal teknologi terbaru di Korea. Beda toh dengan beberapa orang yang sudah sekolah ke Korea. Mereka justru memang uda jatuh hati banget dengan Korea melalui K-Pop dan drama-daramanya. Aku, masih emmm... i dunno.. muehehe.</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Nah ini poinnya. Apa motivasi sebenarnya ke Korea?</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Enggak sedikit yang memang ngerasa terjebak dengan image Korea dan semua hal tentangnya yang kesannya kinclong. Katakanlah teknologi dan industri musik - perfilman / drama Korea. Mereka yang gak bisa <i>survive</i>, maka akan otomatis gagal. Seleksi alam! Sekolah bukan untuk jalan-jalan. Bukan untuk ketemu artis. Bukan untuk keluar masuk konser gratis. <i>Well</i>, yang seperti itu bisa,,, semuanya bisa kita dapat setelah kita di Korea. Tapi untuk bisa <i>survive</i> di Korea dengan modal hedonisme itu aja, ya gak bisa. Modal semangat belajar dulu yang harus dibawa. Yang lainnya tadi adalah hadiahnya, karena kita bisa bertahan di Korea, dan pada akhirnya tau gimana caranya untuk bisa jalan-jalan dan menikmati apa yang memang uda ada di Korea. Poin pentingnya adalah: Motivasi untuk belajar harus dikuatkan dulu. </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Yok kita bahas pelan-pelan di sini :)</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Tau gak sih kalau pertumubuhan pendidikan, penelitian, dan yang kemudian menggairahkan pundi-pundi kemajuan ekonomi Korea, tidak terjadi dalam sekejap mata? Pernah dong nonton drama-drama Korea kolosal yang sering menunjukkan gimana Korea tempo <i>doeloe</i>? Banyak yang kelaparan waktu itu. Karena memang negara ini, dulu nya sangat terpuruk. Banyak bayi yang meninggal di-umur kurang dari setahun karena kurang gizi. Dan juga banyak bayi, balita, dan anak-anak zaman dulu yang kemudian harus berpisah dengan keluarganya untuk diadopsi oleh orang-orang dari negara maju, seperti: USA. Ini adalah salah satu praktek yang banyak tidak diketahui sebelum Korea menjadi negara maju seperti saat ini. Dan Amerika punya cerita khusus untuk kisah anak-anak yang di adopsi dari Korea Selatan. Ada banyak kisah dimana keturunan Korea yang sudah menjadi warga negara USA melalui proses adopsi tadi, kemudian kembali ke Korea untuk mencari orangtua atau keluarga kandung mereka. Dengan kondisi yang seperti ini, Korea kemudian mulai berbenah dan membutuhkan waktu sekitar 50 tahun untuk kemudian bisa bertransformasi dari negara miskin, berkembang, dan sekarang menjadi salah satu Singa di Asia 😊. Kita bisa lihat dari perubahan struktural yang menjadi platform atau blueprint transformasi ini. Transformasi platform ini melalui proses yang sangat panjang, kurang lebih sekitar 30 tahunan - dan terjadi dalam 3 periode: </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">- (1960-1970) Periode mencotek atau imitasi teknologi asing</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">- (1980-1990) Periode pembentukan pola riset dan pengembangan (R&D) industri</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">- (1990-2000) Periode pengembangan riset dasar</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-jBHDxy3Xwkg/XIRzQaqkPlI/AAAAAAAADGo/bmTvuoPMd0M6xyFPTJsLQ9w4vfRuY4c1QCLcBGAs/s1600/Capture.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="811" data-original-width="1203" height="427" src="https://2.bp.blogspot.com/-jBHDxy3Xwkg/XIRzQaqkPlI/AAAAAAAADGo/bmTvuoPMd0M6xyFPTJsLQ9w4vfRuY4c1QCLcBGAs/s640/Capture.JPG" width="640" /></a></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><strike>bersambung dulu yaaa... heheh :)</strike>. Ini aku sambung tulisan motivasi sekolah ke Korea Selatannya ya. Penjelasan mengenai ketiga priode yang aku maksud, bisa dicek di sub-link berikut. Dari ketiga link itu, aku berharap kalian bisa menarik poin penting gimana caranya Korea Selatan bisa terus memperbaiki diri a.k.a berevolusi. Dan smoga kalian juga bisa tau betapa menggiurkannya perkembangan penelitian dan pendidikan Korea saat ini. Waktu aku memutuskan untuk sekolah ke Korea, pertimbangan sejarah seperti ini gak pernah ada di kepalaku hahah... Yang aku tau, Korea lebih maju dari Malaysia. Korea adalah tempatnya para engineer hebat. Korea punya internet nomor wahid kecepatannya. Untuk tujuan penulisan projek ini, I do some homeworks. Hope you can see a broad wide view of how Korea can really survive on their struggles. </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br />
</span> <br />
<h3>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #e06666;"><b>Ke Sub-konten lainnya:</b></span></h3>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/mengapa-kuliah-ke-korea-selatan.html" style="color: #0000ee;" target="_blank"><b>1. Mengapa Kuliah ke Korea Selatan</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perkembangan-science-dan-teknologi-di.html" style="color: #0000ee;" target="_blank"><b>2. Perkembangan Science dan Teknologi di Korea</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/03/perbandingan-sistem-pendidikan-korea.html" style="color: #0000ee;" target="_blank"><b>3. Perbandingan Sistem Pendidikan Korea Selatan dan Indonesia</b></a></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2019/07/apa-keuntungan-belajar-di-korea-selatan.html" style="color: #0000ee;" target="_blank"><b>4. Apa Keuntungan Belajar di Korea Selatan</b></a></span><br />
<br /></div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Unknownnoreply@blogger.com0Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-82386804127050957732018-09-04T18:02:00.001-07:002019-02-08T05:19:53.265-08:00Kehidupan Nyata Seorang Mahasiswa PhD<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-wdhLEWwtPh8/W48rCiGI_SI/AAAAAAAAX30/CpP5moaKXg4JnoIN807CLBnrfI6j4i_gQCLcBGAs/s1600/studenty-sfu-na-zanyatiyah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" data-original-height="800" data-original-width="1200" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-wdhLEWwtPh8/W48rCiGI_SI/AAAAAAAAX30/CpP5moaKXg4JnoIN807CLBnrfI6j4i_gQCLcBGAs/s640/studenty-sfu-na-zanyatiyah.jpg" title="Souce Image: https://fr.rbth.com" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
Kali ini, aku mau bahas, kehidpuan nyata seorang mahasiswa PhD itu seperti apa. Setelah sebelumnya aku uda bahas <a href="http://iam-ismail.blogspot.com/2018/09/plus-minusnya-menjadi-mahasiswa-phd-dan.html" target="_blank">pro dan kontra nya menjadi seorang mahasiswa PhD</a>, ditulisan ini aku mau bahas lebih sepesifik lagi kehidupanku sebagai seorang PhD.<br />
<br />
<b>So, what PhD life is really like?</b><br />
Hmmm.... again, ini adalah salah satu pilihan hidup yang seharusnya merupakan pilihan hidup terbesarku. Jadi, kalau kamu pada akhirnya memutuskan untuk lanjut studi ke program PhD, bersiaplah untuk menghadapi "Pujian" dan "Dugaan" atau bahkan "Ujian" dan "Judgement". Misalnya apa? misalnya adalah pertanyaan berikut:<br />
<br />
<ol>
<li>Oh really? wowww.... kamu pasti sangat pintar? </li>
<li>Ya ampuuun... Jadi nanti gelar kamu apa? Doctor?</li>
<li>Gileeeh,,, Kok bisa sih kamu pinter banget sekolah sampai S3?</li>
</ol>
<div>
Apapun pertanyaan yang mereka kasih ke kita (kita? Maksudnya aku) jangan hiraukan deh. Biarkan aja. Kalo mereka memang yakin kamu pinter, Aminin aja. Semoga kamu jadi insan yang berguna bagi banyak orang karena kecerdasanmu. Kalau orang tanya kayak tipe pertanyaan nomor 2, iyain aja, karena mereka cenderung basa-basi ajahhh... Yang tipe pertanyaan nomor 3, doakan aja supaya doanya yang mendoakan kamu menjadi pinter banget sekolah itu terkabul. Yakin atau enggak, mereka pada dasarnya cuma sekedar amaze, but dont really care to what happened to us. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kalau kamu sekarang sedang menjalani kehidupanmu di dunia PhD, semangat bertempur. Kalau kamu ngerasa sedang menunda-nunda pekerjaan dengan baca blog ini, keep calm cos I do the same thing when I write this page. hahah. Well, I am not here to judge, man, but let's face the truth, and I am now sharing what my PhD life is really like.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-NILbodJYw5w/W6BN6fd_ALI/AAAAAAAAX44/ueZoQXlHWbAQUWcNn9vdits3iijo_UicgCLcBGAs/s1600/Grad%2BStudent%2BMotivation%2BLevel.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="940" height="475" src="https://4.bp.blogspot.com/-NILbodJYw5w/W6BN6fd_ALI/AAAAAAAAX44/ueZoQXlHWbAQUWcNn9vdits3iijo_UicgCLcBGAs/s640/Grad%2BStudent%2BMotivation%2BLevel.jpg" width="640" /></a></div>
<div>
Gambar di atas menjelaskan apa isi kepala kebanyakan mahasiswa PhD loh.</div>
<div>
Dan gambar di atas bisa menjelaskan banyak hal apa yang sedang dialami seorang mahasiswa PhD. Silahkan baca! </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Agak nyeremin memang, tapi itulah pilihan hidup. Rasanya asam kecut manis gurih!</div>
<div>
Kita hidup di dunia ini juga mungkin kenyataannya akan lebih parah dari gambar itu, ya gak sih? So, jangan takut, jangan keder dulu untuk mulai. Kalo gak kuat, ya mulai lagi aja. heheheh</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>SUDAH TUA dan masih jadi MAHASISWA</b></div>
Meeeen.... berat gak sih? mau ngapain coba kuliah lagi? uda tua juga? paling besok pas selesai PhD terus pensiun? #eh hahah. Maksudku adalah, kebanyakan mahasiswa PhD itu memang umurnya sudah cukup lanjut. Kebanyakan yak. Liat aja deh di Indonesia, kalau orang PhD dan umurnya masih 28an atau 30an awal, pasti mereka terus SHOCK! Ngaku-ngaku aja deh lo ke orang lain. Jadi kalian bisa nge-prank-in orang-orang aneh itu. PhD di usia muda kok shock, yakan? Dan kalau di Indonesia nih ya, mahasiswa PhD itu dianggap uda dewa. wkwkwk... gak lah. Maksudku uda dianggap pinter ngetts dan berduit. Apalagi kalau kuliahnya di luar negeri. Padahal pake beasiswa juga, yang notabenenya untuk orang-orang yang kurang berduit muehehehe #mupeng. Karena memang sekolah PhD itu mehong boyyy. Tapi tau gasih kalau kenyataannya justru terbalik 180 derajat kalau kalian ada atau kuliah di luar Indonesia. Contoh di Korea aja deh. Yang mau kuliah S3 itu lumayan banyak. Umurnya mudah-mudah. Dan mostly mereka nyebut karena mereka harus bayar utang studi S1 mereka ke pemerintah selama 10 tahun setelah studi sarjananya selesai. Makanya mereka bela-belain untuk kuliah tinggi-tinggi untuk bisa dapat kerjaan yang lebih baik. Catatan ya, kalau mereka kuliah dijurusan-jurusan seperti Science dan Engineering, biaya kuliah mereka di atas kertas memang lebih mahas dibandingkan jurusan-jurusan lain. Tapi mereka bisa dapat funding dari Kampus dan Laboratorium/professor mereka. Intinya sih ya sama, kami tuh perlu uang makanya sekolah. Aneh gasih? Aneh!<br />
<br />
Hal lainnya adalah <strike>beberapa </strike>banyak mahasiswa PhD yang hampir dibilang "gak punya kehidupan" selain sekolahnya. Jangankan mikirin pacaran, malam mingguan aja enggak tau rasanya kayak apa, karena harus ngerasain stress dan anxious dulu untuk bisa ketawak hahahah hihihi.. Mikirin clubbing dan partying biar sama kayak waktu jaman Sarjana, boleh, tapi selalu ada kekhawatiran dengan Lab. hmmm....<br />
<br />
Jadi, dengan memilih menjadi mahasiswa PhD, secara sadar atau tidak sadar, aku tuh udah memingit kebebesanku sendiri.<br />
<br />
Apalagi bagi kita-kita yang uda berkeluarga. Mohon maaf dan berterimakasih banget deh ke keluarga yang mengerti kegalauan seorang mahasiswa Lab. Moody, dan jarang bisa punya waktu banyak untuk keluarga. Kalau keluarga kalian suka ngambek karena kalian terlalu mementingkan Lab dan Sekolah, berarti keluarga kalian tidak mengerti apa yang sedang kalian perjuangkan, dan gimana rasanya berjuang sendirian demi keluarga. Sotoy gueh. wkwkwk... Iya dong yak, keluarga yang ngerti susahnya jadi mahasiswa pasti mau juga ngerasa sakit-sakitnya punya waktu bareng-bareng yang minim, gak punya banyak uang jajan untuk jalan-jalan, dan lain sebagainya. Mudahan bukan kalian, bukan kita.... :)<br />
<br />
<b>Level Kegantengan meningkat atau menurun?</b><br />
Hanya Tuhan dan dirimulah yang tau. hahaha...<br />
Bayangin, dengan level setres yang meningkat, mungkin bisa dibilang dekat ke tittik poin depresi (halah), bagaimana bisa nambah kegantengan ku? Tidur jarang tepat waktu, makan kurang teratur, olahraga hampir gak pernah, males geraknya yang diperbanyak, badan cendureng melebar ke samping, wajah penuh daki dan jerawat. hahahah Kok ini kesannya menderita banget yak?<br />
<br />
nooooo... gak segitunya banget lah. Itu lebay itu lebayyyyy... Tapi I think you may understand, jadi mahasiswa itu kadang susah ngurus diri sendiri. Lupa diri dah bahasa gaulnya hahah, karena memang load kerja otak itu lebih banyak dari orang pada umumnya. Kalian bisa bandingkan orang yang sudah bekeerja mapan dengna mahasiswa mapan, mana yang lebih bahagia? Orang yang punya banyak uang dong yg lebih bahagia yak. heheh...<br />
<br />
Intinya gitu deh.<br />
Pada akhirnya kita sendirilah yang menentukan diri kita itu akan seperti apa, iya gasih?<br />
Kuliah atau enggakpun kalau memang gak ganteng, ya tetep aja jelek.<br />
Dan kuliah tinggi itu bukan menjanjikan kita untuk punya banyak uang, tapi menjanjikan kita pada pilihan-pilihan hidup yang lebih luas. Apalagi setelah kita dapat degree. Pasti akan ada rezki yang lebih baik.<br />
<br />
Aku tutup tulisan ini dengan SEMANGAT MAHASISWA... muehehe :D</div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-41781157665095866282018-09-04T18:01:00.000-07:002019-03-20T19:59:31.990-07:00Plus Minusnya Menjadi Mahasiswa PhD dan Setelah Mendapat Gelar PhD<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-6OgfMuhtjt0/W48qZuYjVqI/AAAAAAAAX3s/7JUyTMnsuR4Tly7pESHvW6voINdYGOSNwCLcBGAs/s1600/man-thinking-sociology-anthropology_DPC_block.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" data-original-height="700" data-original-width="1050" height="425" src="https://1.bp.blogspot.com/-6OgfMuhtjt0/W48qZuYjVqI/AAAAAAAAX3s/7JUyTMnsuR4Tly7pESHvW6voINdYGOSNwCLcBGAs/s640/man-thinking-sociology-anthropology_DPC_block.jpg" title="Source Image: https://www.canterbury.ac.nz" width="640" /></a></div><br />
<amp-auto-ads type="adsense"
data-ad-client="ca-pub-7371333545064287"><br />
</amp-auto-ads><br />
<br />
<div style="text-align: center;">Jika kamu masih merasa bingung dengan pilihan antara mengambil PhD atau enggak, ini nih aku coba list kan pro dan kontra menjadi seorang mahasiswa PhD hehehe...</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">----------------------</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><b>Pro sebagai PhD Student</b><br />
<ol style="text-align: left;"><li>Kalau kamu senang dengan sebuah titel atau embel-embel gelar di belakang namamu, nah menjadi seorang PhD, kamu akan dengan bangga menggandengkan gelar Dr. namamu atau Namamu, PhD. Di dunia profesional (pekerjaan), gelar ini menjadi magnet yang canggih. Kedengarannya terlalu cetek memang, tapi banyak yang memang suka membangga-banggakan gelar Dr atau PhD nya. Kamu mau gak? hihi</li>
</ol><ul><li>Dengan menjadi seorang insan PhD (<i>#tsaaaahh... Insan) </i>kebanyakan kita akan menjadi cukup kuat dan tangguh secara mental dari semua tekanan, kritik, dan bahkan ejekan orang lain. Hal ini bisa diuji dengan beragam macam kritik dan penilaian skeptis terhadap kerjaan atau research seorang PhD Student. PhD adalah ladang amal untuk kita sendiri hahaha.. tapi memang harus bermental baja. Susah memang kalau terpaksa harus sering-sering menjadi manusia yang baperan. Aku udah ngalami kok waktu aku ngerasa down banget dengan kerjaan lab ku. Tapi kemudian aku sadar, aku belum siap untuk mendapat kerjaan yang baik.</li>
</ul><ol style="text-align: left;"><li>Kamu akan belajar banyak hal. PhD pada dasarnya adalah tentang belajar. Dan menjadi seorang mahasiswa PhD, kamu akan belajar banyak hal, you will learn tons of things!!!! Tidak harus melulu tentang riset, kalau kamu mau dan bisa memanage waktumu, tapi segala hal yang tujuannya untuk mempersiapkan dirimu menjadi manusia yang banyak pengetahuan. Jika kamu benar-benar belajar selama PhD, kamu akan memperoleh banyak hal di luar dari sepesifik disertasi dan bidang penelitianmu, misalnya critical thinking, independence, and time management. Now you see... research skills need an advanced degree.</li>
</ol><ul><li>Tergantung dari siapa pembimbingmu. Kamu bisa melakukan dan menyelesaikan tugas-tugasmu sebagai mahasiswa PhD dimanapun dan kapanpun. Jadi untuk beberapa orang, menjadi seorang mahasiwa PhD itu sangat flexible. Karena kamu memang dituntut untuk memiliki kemampuan time management yang baik. Hal ini sangat menyenangkan pasti. Misal, sambil jalan-jalan kamu bisa nyambi ngerjain kerjaan Lab mu mueheheh.. gueh pun mahuuuu!</li>
</ul><ol style="text-align: left;"><li>Bidang studi dan riset yang semakin fokus. Jelas banget ini mah, kalau kamu menjadi seorang mahasiswa PhD, kamu hanya dihadapkan pada satu spesifik bidang penelitian saja. Dan sepanjang PhD mu, kamu akan hanya benar-benar belajar dan mendalami topik penelitianmu. Makanya, pastikan kamu sudah memutuskan dan memastikan topik yang akan kamu kerjakan nanti menyenangkan untukmu. Dengan begitu, kamu bisa mendorong kemampuan terbesarmu untuk menemukan innovative solusi dan berimpact besar untuk bidang penelitianmu.</li>
</ol><ul><li>Gobal perspective. Dengan menjadi seorang PhD student, kamu akan melihat dunia dengan perspective yang berbeda. Kamu akan belajar bahwa semuanya perlu data dan otakmu akan terlatih untuk berbicara banyak hal berdasarkan fakta. Data! Selain itu, daya analisismu juga akan berkembang terhadapt bidang apapun. Karena kamu akan terlatih untuk selalu skeptis pada kebanyakan hal.</li>
</ul><ol style="text-align: left;"><li>Interkasi dengan dunia akademik yang semakin luas. Kamu pasti bisa menjelaskan hal ini berdasarkan perspektifmu sendirikan? Menjadi mahasiswa PhD akan memberikanmu kesempatan yang luas untuk benar-benar menikmati enak-enggaknya dunia akademik. Enaknya ya jelas, kamu akan punya kesempatan untuk belajar banyak hal dari orang-orang yang memiliki bidang yang sama dengan penelitianmu (misalnya), kamu punya kesempatan untuk menjajal forum-forum diskusi internationally, dan kalau kamu beruntung, kamu bisa keliling dunia sambil belajar. Hmmmm..... </li>
</ol><ul></ul><div><br />
</div><div><b>Cons sebagai PhD Student</b></div><ol style="text-align: left;"></ol><ul style="text-align: left;"><li>Yang paling terasa menurutku adalah kamu akan memiliki support funding yang minimal deh selama menjadi mahasiswa PhD. Dalam hal keuangan, PhD student akan hidup dengan life style yang serba pas-pasan. Oooh... kamu mungkin bisa juga dapat beasiswa dari kampus atau dari sponsor-sponsor yang lain. Tapi percayalah, kamu tidak bisa menjanjikan dirimu akan dapat uang yang berlimpah dibandingkan teman-temanmu yang bekerja di luar.</li>
</ul><ul style="text-align: left;"></ul><ol style="text-align: left;"><li>Tekanan hidup yang tinggi. High level stress in life everrrrrr muehehe... Dan itu kayak endless. Kalau kamu gak siap dengan pernyataan atau penjelasan ini, ya kamu baca ajalah biar kamu tau. Yang penting sekedar tau. hahah.. Jadi, mahasiwa PhD itu mendapat tekanan mental dari segala sisi: tekanan diri sendiri (misal target riset, target tabungan, target nikah, target haji, target sukses, target mati #EH), tekanan dari profesor atau pembimbingmu atau senior-senior mu di Lab (karena harus publikasi paper, misal setahun 2 paper, atau karena projek lab mmmanyak jadi terus bertarung dengan dealine projek dan riset tiap minggu), tekanan mental dari keluarga (kalau kamu sudah nikah ini akan terasa banget, menjadi mahasiswa PhD full time butuh tingkat fokus level tinggi, kalau di rumah ada problem, kemungkinan besar akan ngefek ke kampus dan risetmu, gitu juga sebaliknya), tekanan dari sosial (ditanya kapan lulus, kapan nikah, kapan publikasi paper, kapan jalan-jalan, dsb. Dan kamu hanya bisa bilang F**K lah wkwkwk), tekanan ekonomi, tekanan kesehatan, dsb lah...</li>
</ol><ol style="text-align: left;"></ol><ul style="text-align: left;"><li>Kemungkinan besar, kamu akan sangat susah untuk memiliki waktu ngehedon... dan siap-siaplah untuk dijauhi dari teman-temanmu. Percayalah sama gueh.</li>
</ul><ul style="text-align: left;"></ul><ol style="text-align: left;"><li>Sometime, your research is just too hard to do, needs more time and hard work with unclear results. Kadang kerjaan PhD itu diibaratkan ngerjain sesuatu yang abstrak. Terlalu banyak berasumsi dan berhipotesis hanya untuk nemukan sebijik ide. Dan itu bisa berhari-hari mikirinnya. Udalah di lab kena marah profesor, di rumah tidur gak enak pulak, dicemberutin istri lagi #EH.. hahah Hajablah.. wkwk</li>
</ol><ol style="text-align: left;"></ol><ul style="text-align: left;"><li>No boss, no working time. Kamu harus siap mental untuk ini. PhD itu harus benar-benar mandiri. Prof mu kadang susah untuk bertukar pikiran. karena dia punya kesibukan sendiri. Anyway, this is not good for everyone for sure. Bahkan kamu tidak sadar kalau kamu hanya bengong seharian with no results. Dan gak sadar tau-tau uda sebulaaaan aja tanpa ada hasil apapun. Nangis!!!!!</li>
</ul><ul style="text-align: left;"></ul><ol style="text-align: left;"><li>Love life. By now, you should've realized that science and love rarely walk together. Your life is only for your life at school ***not love! Bersiap-bersiap orang yang paling kamu kasihi juga akan kabur dari kehidupan nyatamu. Mudah-mudahan bukan kita. Tapi ada banyak cerita dan kisah yang pada akhirnya harus divorce atau break dari pacarnya. Karena yang jadi mahasiswa PhD itu kadang egois banget dengan diri sendiri dan Lab atau kehidupan sekolahnya. Sementara pacarmu nuntut selalu untuk jalan-jalan dan nge date di pinggir empang! Ta*k banget kan? Banyak orang yang susah ngatur love and your real life as a student. Just be ready OKAY! Intinya kalau putus, ya pokoke kamu tau aja kalo dia bukan untuk mu dan in the nearly future, dia akan sadar kalau kamu better than his boyfriend. haha...</li>
</ol><ul style="text-align: left;"><li>Banyak waktu kamu akan menjadi lebih melankolis. Apalagi waktu kamu sadar uda sebulanan kamu belum punya results. Deng deng deng..... #Musik horor... Pas kamu gak punya kerjaan, dan gak punya hasil apapun, rasakanlah neraka dunia akademik. Hidupmu seolah-olah ntah jadi apa.... sometime you do feel like a lazy idiot guy! Again, just be ready and make sure you wont be in that position.</li>
</ul><ol style="text-align: left;"></ol><div style="text-align: center;"><br />
----------------------<br />
<br />
</div><ul></ul><div><div style="text-align: center;">Gitu deh kalau menurutku. Oya, kalau kamu punya cerita sendiri dan pandangan sendiri, monggo tulis dikotak komen ya. Panjang juga gapapa... Aku sering kok kabur dari kehidupanku sebagai mahasiswa ke halaman blog ini. Kadang cuma untuk baca tulisan aku lagi dan nemuin ada yang error di tulisanku. wkwkwk. </div></div></div><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-65446366652090134962018-09-03T16:59:00.002-07:002018-09-04T17:37:27.863-07:00Alasan Mengapa Kamu Harus Sekolah Sampai PhD<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-sVcLK9y6v_0/W43M70KTjGI/AAAAAAAAX3I/9hNWuCWIfwUq_sTMkLchVCg6G7dNs35-QCLcBGAs/s1600/phd-student.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Phd Student" border="0" data-original-height="565" data-original-width="849" src="https://2.bp.blogspot.com/-sVcLK9y6v_0/W43M70KTjGI/AAAAAAAAX3I/9hNWuCWIfwUq_sTMkLchVCg6G7dNs35-QCLcBGAs/s1600/phd-student.jpg" title="Source image: https://www.timeshighereducation.com" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Artikel ini aku buat karena ada satu sahabat blog IsmailMz yang menanyakan tentang alasan mengapa kuliah sampai PhD, alias S3, ditulisan ku yang ini: <i><b><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2015/12/beberapa-pertimbangan-sebelum-kuliah.html" target="_blank">Beberapa Pertimbangan sebelum Kuliah PhD Gratis</a></b></i><br />
<i><br /></i>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-2WzCFRSEq1s/W43EhXO2DNI/AAAAAAAAX20/ASYYTGlzYoEWsdKkEoJNtM2jDBqNnmurACLcBGAs/s1600/pic1.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="177" data-original-width="784" src="https://4.bp.blogspot.com/-2WzCFRSEq1s/W43EhXO2DNI/AAAAAAAAX20/ASYYTGlzYoEWsdKkEoJNtM2jDBqNnmurACLcBGAs/s1600/pic1.PNG" /></a></div>
<i><br /></i>
<i><br /></i>
Di halaman artikel itu, aku juga sempat jawab dan jelasin alasanku mengapa aku memilih kuliah sampai ke jenjang S3. Bukan pertimbangan yang singkat, bahkan ketika aku sudah mulai menjalani program S3 ku, tantangan untuk memotivasi diripun terkadang juga berkurang. Nah, ditulisanku itu, aku jawabnya begini nih:<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-KfSS0pjFKMY/W43FUyQURrI/AAAAAAAAX28/hiC_tzDWYKsxZFEGbId-yx49f-CSPTANwCLcBGAs/s1600/pic2.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="784" data-original-width="680" src="https://3.bp.blogspot.com/-KfSS0pjFKMY/W43FUyQURrI/AAAAAAAAX28/hiC_tzDWYKsxZFEGbId-yx49f-CSPTANwCLcBGAs/s1600/pic2.PNG" /></a></div>
<br />
<br />
Jadi karena komen dan pertanyaan ini lah aku membuat tulisan khusus yang akan menjelaskan beberapa alasan general mengapa kamu harus sekolah sampai S3. Seperti yang sudah dituliskan juga oleh seorang penulis artikel untuk kategori PostGraduate Articles, <a href="https://www.postgraduatesearch.com/article-search?p_author_id=2804525" style="background-color: #f3f5f4; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #007faa; font-family: Georgia, arial, verdana, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Lucinda Borrell</a>, bahwa menjadi seorang mahasiswa atau memilih menjadi seorang mahasiswa S3 adalah sebuah perjalanan hidup yang penuh tantangan, butuh keberanian untuk tetap bisa survive, dan sebuah pilihan hidup yang cukup panjang di dunia akademik. Jelas dong ya, kehidupan seorang mahasiswa PhD itu hingga mendapat gelarnya bisa mencapai 3 - 7 tahun. Well, normalnya di kebanyak negara, jenjang penyelesaian S3 itu 3 tahun, tapi negara-negara seperti Korea, China, dan beberapa kampus di Jepang dan Jerman untuk program studi Engineering, program PhD biasa ditempuh paling cepat 4 atau 5 tahun. Itu normal loh. Bahkan ada dan sebenarnya cukup banyak yang sampai 7 tahun. Lebih panjang dari masa kuliah zaman S1 kan? atau bahkan kalau memang harus molor, bisa jadi sama dengan atau bahkan lebih lama dengan zaman sekolah SD kamu. So, if you come to this decision, you have to make sure that PhD is something that you really want. Not because somebody pushes you to do so. It might be really so damn hard if you know that PhD/research is not your passion!<br />
<br />
Oleh karena itu, kalau kita kuliah S3 di Luar Negeri, kita tuh justru dibayar, bukan kita yang bayar kuliah (walau dibayar murah ya muehehe). Well, kind of dapat bayaran dueh. Let's say, kehidupanku di Korea yang sekarang, sebagai mahasiswa PhD di Computer Engineering Department. Aku kuliah ikut Lab seorang professor di Kampus Kwangwoon University. Aku melakukan research, publikasi, dan belajar di kampus (tepatnya di Lab) yang memiliki funding. I don't think I want to do such job if I don't get any funds. Karena berat kerjaannya. Jadi, secara financial, memang ketika kita masih seorang mahasiswa, ya kita itu ibara kuli murahnya Lab-lab. hehehehe.. demi sebuah degree kok ya mau banget tersiksa hidup, gitu kan yak? Tapi itu tadilah yang namanya passion, ada satu hal yang gak tau gimana jelasinnya mengapa banyak orang sangat mengidamkan kehidupan seperti ini. You cannot say NO if you passionate on it. Really!!!! Jadi kalau kamu memang benar-benar ingin menikmati hidup yang penuh tantangan begini, then you should do it for the right reasons.....<br />
<br />
<b>1) Kamu ingin bekerja dan menjadi seorang expert pada bidang penelitian tertentu</b><br />
<br />
Aku kok masih percaya, kebanyakan orang yang memutuskan untuk kuliah S3 adalah karena mereka ingin bekerja pada spesifik bidang tertentu dan expert dibidangnya. Alasan ini masih mejadi alasan terkuatku mengapa aku juga masih pingin lanjut kuliah. Banyak mahasiswa PhD yang masih betah berlama-lama di bangku kuliah ya karena mereka memiliki passion untuk meneliti. Meneliti dibidang-bidang tertentu dan mereka ingin menghabiskan waktu mereka hanya untuk meneliti bidang itu. Mereka bahkan mungkin percaya bahwa mereka akan menemukan sesuatu jika mereka terus-menerus melakukan penelitiannya.<br />
<br />
Kesimpulannya adalah, bahwa satu hal yang paling membahagiakan dalam hidup seorang mahasiswa PhD ketika mereka pada akhirnya bisa melakukan penelitian mereka sendiri dan menghasilkan sebuah penelitian atau teori baru yang memang memiliki manfaat atau impact yang besar bagi kehidupan orang banyak. Inilah salah satu bentuk kontribusi mereka sebagai seorang peneliti. Jika pekerjaan mereka bener-bener menarik, banyak orang baik peneliti-peneliti di lingkungan akademik maupun institusi penelitian lainnya bahkan akan tertarik juga untuk mengetahui penelitiannya. Dan ini menjadi hal yang sangat membanggakan bagi diri seorang mahasiswa di sepanjang karir PhD nya. Yeaah.. I will definitely say so.<br />
<br />
<b>2) Untuk Log-term karir</b><br />
<br />
Beberapa mahasiswa PhD juga mendambakan sebuah karir yang panjang begitu mereka bisa memiliki gelar S3. Jelas dong, mereka sudah bekerja begitu lama untuk sebuah karir yang lebih baik. Jadi jangan disalahkan juga jika kebanyakan mahasiswa S3 memeiliki harapan jenjang karir yang memang sangat tinggi. Setinggi langit di surga. Tapi, percayalah, kebanyakan dari mereka memang sudah benar-benar merasakan dan sangat berpengalaman dengan banyak hal yang menantang untuk sebuah karir di dunia pekerjaan. Walaupun tidak semua mahasiswa PhD berharap bisa bekerja dibidang yang sama dengan bidang penelitian mereka waktu PhD, namun dengan gelar PhD mereka bisa memiliki banyak pilihan karir yang baik dan panjang.<br />
<br />
<b>3) Untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan menantang ilmu pengetahuanmu</b><br />
<br />
Beberapa juga berpendapat bahwa menjadi seorang PhD artinya memiliki wawasan dan pengetahuan yang jauh lebih matang dan luas dari kebanyakan orang yang tidak. Ini cukup bisa dipercayai sih kalau menurutku, karena memang mahasiswa PhD secara natural dibentuk untuk mengetahui sesuatu hal yang lebih dalam dan spesifik. Namun perlu menjadi catatan, seorang PhD Kimia tidak akan tau banyak tentang dunia Komputer misalnya, karena mereka bukan belajar dan meneliti di bidang ilmu komputer. Tapi tanyalah mereka di bidang mereka, engkau akan terkesima!!!!<br />
<br />
<b>4) Kenikmatan mempelajari satu bidang tertentu</b><br />
<br />
Hmmm... yang satu ini aku kira sangat jelas adanya hehehe.. Hidup kalau tidak bahagia ya susah ngejalaninya. Jadi jika kamu memang berniat untuk lanjut kuliah di dunia PhD, pikirkanlah bahwa kamu memang akan senang melakukan pekerjaan dan penelitianmu. Ini menjadi poin yang sangat penting bagi seorang insah PhD.... #tsssaah... Karena kamu akan memiliki kehidupan yang intense dan mungkin cukup monoton selama 3 - 7 tahun kedepan. Tanpa passion dan kesenangan dalam melakukan pekerjaanmu, kamu akan merasa cukup berat dan ngedumeul jaban hari... hehe<br />
<br />
<b>5) Kamu senang dunia akademik</b><br />
<br />
Dari semua alasan di atas, satu yang pasti dari seorang mahasiswa PhD adalah karena mereka memang senang dunia akademik. Well, dunia akademik itu bisa saja karena penelitian, belajar dan kemudian mengjarkan ilmunya, dan juga berkontribusi dan berbagi ke banyak orang. Ini menjadi ajang untuk mendemosntrasikan kemampuan intelektual para teman-teman PhD. Jadi, jika kamu senang di dunia akademik, mulailah jajaki, kamu tuh senangnya di bidang akademik yang mana, senang di penelitian apa, dan kedepannya kamu ingin menjadi expert apa. Empat hal yang aku sebut sebelumnya, semua berfondasi dari alasan ini, karena mereka senang dunia akdemik.<br />
<br />
Bagi kamu yang sendang mikir-mikir untuk lanjut studi ke program PhD atau tidak, silahkan baca juga tulisan ku yang lain ya: <b><i><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2015/12/cerita-perburuan-phd-gratis.html" target="_blank">Cerita Perburuan PhD Gratis</a></i>,</b> <i style="font-weight: bold;"><a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2016/02/several-things-you-should-know-about.html" target="_blank">Several Things You Should Know about How To Publish a Publication</a>, </i>dan <a href="https://iam-ismail.blogspot.com/2016/03/what-should-we-do-in-very-first-minute.html" style="font-style: italic; font-weight: bold;" target="_blank">What Should We Do in the Very First Minute of the Day Activities?</a><br />
<br />
<br />
<br /><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-54890899844417236092016-05-22T05:31:00.000-07:002019-03-16T21:26:09.245-07:00Pengalaman Awkward di Jjimjilbang (Sauna) Korea<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-YFVputglV04/V0GttYAZEVI/AAAAAAAAVXk/WZDLFJNlz0UMlClTrsoHT94qyFxpP9CjACKgB/s1600/20160513_020910.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://4.bp.blogspot.com/-YFVputglV04/V0GttYAZEVI/AAAAAAAAVXk/WZDLFJNlz0UMlClTrsoHT94qyFxpP9CjACKgB/s640/20160513_020910.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Wooriland Sauna dekat Kwangwoon University</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
I know you're gonna love this story. It is my first experience to have some time at Sauna in Korea or called Jjimjilbang. Jadi, yang namanya Jjimjilbang itu adalah jenis dari sauna tradisional-nya Korea. Ini bagian dari adat dan budaya mereka. Kalau kamu sering nonton drama Korea baik yang ber-genre history atau romance, kadang-kadang sauna ini diperlihatkan. Dan kamu gak akan pernah tau gimana sensasinya berada di sauna sini kalau belum mencoba. Seenggaknya itulah yang aku pikirkan. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Well, hampir tiga tahun sudah aku tinggal di Korea, tapi baru kali ini aku bener-bener berani untuk mencoba mengunjungi satu tempat yang memang sangat common di Korea ini. Apa yang membuatku pada akhirnya berani untuk datang ke tempat ini?? Karena aku punya temen yang demen banget nginep di Sauna. Catet Nginep di sauna. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Bukan hal yang aneh lagi kalau kamu datang ke sauna dan kemudian kamu menyaksikan banyak orang yang sedang tiduran di sana, karena memang sauna-sauna di Korea terbuka selama 24 jam. Dan harganya murah-meriah. Jadi sangat cocok bagi kamu yang doyan jalan-jalan dengan budget super-duper miring untuk mempertimbangkan sauna sebagai tempat peristirahatan kamu. Katanya si aman. Salah satu temenku dari USA pernah cerita kalau dia datang ke Seoul dia gak pernah nginep di Hotel atau di Motel atau di gosiwon lah yang katakan kamar termurah di Korea. Tapi dia selalu datang ke Jjimjilbang untuk tidur barang sehari atau dua hari. Gileeeeeh pikirku. Karena memang murah banget kalau dibandingkan harus tinggal di hotel. Di sauna, hanya dengan budget antara 6000~10.000 won, kita bisa tinggal di sauna bermalaman. Loker disediakan. Setiap pengunjung mendapat satu loker pakaian, satu loker sepatu juga, dan ku pikir memang cukup besar lah untuk seukuran tas ransel yang berisi perangkat-perangkat seorang backpacker. Selain murah dan aman, pertimbangan lainnya adalah bersih. Jelas, ini bisa dibilang "kamar mandi" umum, jadi tempatnya sudah bisa dibayangkan bersih dan harum nya seperti apa. Kita bisa lah tidur bareng dengan para pengunjung lainnya di sana atau di beberapa sauna, mereka juga menyediakan ruang tidur yang enggak anget karena suhunya yang di atur sesuai dengan suhu ruangan normal. Tambahan informasi lainnya adalah, terkadang kamu juga dapat jatah makan seperti sarapan. Kece gak sih? haha.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Okey, sebelum aku cerita pengalamanku gimana di sauna untuk pertama kali, ini aku upload kan satu video dari youtube yang menggambarkan kurang lebih samalah dengan apa yang aku rasakan. hahaha.. sileh di liat dulu, durasinya pendek kok:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/k70xBg8en-4/0.jpg" frameborder="0" height="320" src="https://www.youtube.com/embed/k70xBg8en-4?feature=player_embedded" width="480"></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Lawak gak sih?? hahahaha</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Jadi jauh-jauh hari sebelum aku pada akhirnya ke sauna, aku sempet tertarik untuk nonton ini, cuma untuk ngeliat kira-kira akan seperti apa di sana nanti. Kurang lebih si sama yak. Kita datang ke kasir dulu untuk bayar dan dapat tiket masuk ke sauna. Setelah itu, kita masuk ke loker sepatu dan mengambil satu loker yang kosong, jangan lupa dikunci dan bawa kuncinya, karena kuncinya nanti akan dikasih ke salah seorang petugas di sana untuk kemudian diganti dengan kunci loker pakaian di ruangan sauna. Note: kunci loker ruangan ini "diganti" dengan kunci loker yang sama dengan loker sepatu kita. Jadi kebayang dong, klo sepatu kita hilang, berarti salahnya ada di si penjaga kunci. Aman kan?? Oh jangan lupa, tiket! Tiket juga harus dikasi si penjaga kunci tadi. Selain itu, dia juga akan ngasih pakaian ganti kita setelah kita selesai berendam di kolam-kolam <strike>anget </strike> panas! Dan semua pakaiannya sama, seragam dengan pengunjung lainnya #grin *anak SD kelees* muehehe..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Okay. Jadi aku berdua dengan temen se-Lab ku. Aku juga sebenarnya baru tau kalau di sekitar Kwangwoon University ada Sauna juga. Dia sering tidur di lab dan kadang tidur di Sauna juga. Kali ini aku ikut dia ke Sauna, karena pingin tau. hahaha. Sampailah di loker pakaian dimana aku harus melepas semua pakaianku dan kemudian akan jalan ke lorong yang agak jauh menuju kolam pemandian. Damn pikirku. Asli, berasa malu, aneh, dan aneh banget telanjang di depan umum. Beberapa kali aku tanya ke temen, boleh gak aku koloran aja ke sana, jawabnya santai: ENGGAK! *lontong araaablaaah* Dia santai banget ngelepas satu per satu pakainnya dan steady ready berdiri di depanku tanpa malu dan tidak juga menutupi anunya. Nengok dia without one single string di badannya aku yang jadi malu sendiri. Aku bahkan masih pake koloran aja udah malu, tapi dia nungguin aku untuk buka semua. *SIAL*. Dengan muka badak, aku jadi memberanikan diri untuk yaaaah..... you know laaaaah..... Jadi apa yang kalian saksikan di youtube itu, ya begitulah kami.. hohoho... tolong mingkem klo ketawak!</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Waktunya berendam!</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tapi sebelum berendam, menuju kolam-kolam nya, kan harus jalan ke lorong dulu tuh, di sana ada beberapa orang yang sedang duduk santai sambil nonton. Aiiiissshh... aku pingin kabur rasanya cepet-cepet ke pemandian. Sampai di pemandian, ya sudah, pemandangan yang sama dengan perawakanku, kami semua satu warna. Cokelat dan <strike>Hitam-hitam</strike>! HAHAH. Aneh??? YA IYALAH ANEH! Bagi orang Indonesia mungkin aneh, tapi bagi mereka Korean kagak tuh. Sudah biasa banget sepertinya. Aku kan bukan Korean kan, jadi ngerasa jadi pusat perhatian gituw. Mereka ngeliatin guweh! Mudah-mudahan bukan karena tertarik yak *na'ujubillahimindjalik*, tapi mungkin karena pembawaanku yang malu-malu kayak lemper kali. hahah. Kami sih awalnya mandi pake shower dulu pakai air yang anget terus sabunan dan gosok-gosok badan lah untuk pemanasan, kemudian baru berendam dan mecoba satu kolam ke kolam yang lainnya. Kolam yang pertama kali ku coba adalah kolam dengan suhu 34 derajat celcius, di sini asik banget. Rasanya pingin merem, refreshing banget. Sumpeh deh. Terus temen ngajak pindah ke kolam-kolam yang lebih panas, seperti 37 derajat, 39 derajat, dan 43 derajat. Anjirrrrr! Kolam yang terakhir memang ampun Panasnya. Kurang lebih sekitar 30 menitan lah kami berendam. Terus kami memutuskan untuk sudahan, dan berpakaian lengkap menuju ruang-ruang sauna. Nah, di ruangan sauna inilah aku menyaksikan manusia-manusia berumur tergeletak dan merem santai di sana. Iya sih, setelah berendam tengah malem, memang enaknya ya langsung merem sih. hohoh. Tapi aku masih penasaran sama sauna-sauna nya. Aku coba mulai dari suhu-suhu tinggi, kemudian memutuskan untuk stay agak lama di ruangan sauna yang suhurnya paling rendah! CEMEN! hahah. Panas loh itu ruangan. Klo gak kuat bisa dehidrasi. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sekitar jam 2 pagi, aku memutuskan untuk pulang. kurang lebih satu jam setengah sahaja saya bertahan di sana. ketepatan kita ke lokasi sauna memang agak malem, jam 12.30an malem. Karena si kawan memang berencana tidur di sauna. Aku sih di ajak, tapi emmoh! rumah dekat ginih dari saunanya. ya mending tidur di kasur empuk hahaha. busuk ati. Begitulah pengalaman aneh di Sauna pertamaku. Norak yak? biar aja lah. haha. Beberapa dokumentasi jeleknya ada nih berikut inih:</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-clw4PWaflBM/V0GtrIND70I/AAAAAAAAVW8/VypinJL92N8TDy-19Tcm-xfDI-sTnXgmQCLcB/s1600/20160513_015312.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://2.bp.blogspot.com/-clw4PWaflBM/V0GtrIND70I/AAAAAAAAVW8/VypinJL92N8TDy-19Tcm-xfDI-sTnXgmQCLcB/s640/20160513_015312.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruangan Sauna, beberapa orang bergelempangan di sini.</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-2ZjNetgtO0Y/V0GtlhMVlsI/AAAAAAAAVWc/mIiG8_n9d-wv3ifqzQ-eGLzkWol6NFLagCLcB/s1600/20160513_010926.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-2ZjNetgtO0Y/V0GtlhMVlsI/AAAAAAAAVWc/mIiG8_n9d-wv3ifqzQ-eGLzkWol6NFLagCLcB/s640/20160513_010926.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nomer kunci loker pakaian sama dengan nomer kunci loker sepatu. Catet!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-qVLnCpvFJHQ/V0Gtlp5ekUI/AAAAAAAAVWk/QTun5_g3CGAC8YgG3RVKQgCQa270EsyNQCLcB/s1600/20160513_010838.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://4.bp.blogspot.com/-qVLnCpvFJHQ/V0Gtlp5ekUI/AAAAAAAAVWk/QTun5_g3CGAC8YgG3RVKQgCQa270EsyNQCLcB/s640/20160513_010838.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ukuran dari loker-loker pakaian di sini. Lumayan gede' kan yak? Aman lagi.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-SPkQEmQVmWg/V0GtlhqSmdI/AAAAAAAAVWg/7A6KvI7JqywMFkoy7uKGirzRmHNyPMZygCLcB/s1600/20160513_014433.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-SPkQEmQVmWg/V0GtlhqSmdI/AAAAAAAAVWg/7A6KvI7JqywMFkoy7uKGirzRmHNyPMZygCLcB/s640/20160513_014433.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruangan sauna, suhu terendahnya adalah 58 derajat celcius</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-1KPCjqH-wQg/V0GtoIbNg1I/AAAAAAAAVWw/E_HZ6arx_6cxyQ2DfQptGW9Kpjkrq-kBgCLcB/s1600/20160513_014442.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-1KPCjqH-wQg/V0GtoIbNg1I/AAAAAAAAVWw/E_HZ6arx_6cxyQ2DfQptGW9Kpjkrq-kBgCLcB/s640/20160513_014442.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruangan sauna. Suhu tertinggi 71 derajat celcius, berasa megap-megap masuk di sini</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-9tZVfpj77Cc/V0GtoDyhEnI/AAAAAAAAVWs/N2u7rVx2F5IsZO0gExKERgvVVd3u5DKEwCLcB/s1600/20160513_014651.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://4.bp.blogspot.com/-9tZVfpj77Cc/V0GtoDyhEnI/AAAAAAAAVWs/N2u7rVx2F5IsZO0gExKERgvVVd3u5DKEwCLcB/s640/20160513_014651.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Di dalam ruangan sauna bersuhu 58 derajat</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-XmRd0lb6rJE/V0GtoSxaf9I/AAAAAAAAVW0/34jICtFjS3Y-q5PEtMsInGyuLyF0aODOACLcB/s1600/20160513_014703.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-XmRd0lb6rJE/V0GtoSxaf9I/AAAAAAAAVW0/34jICtFjS3Y-q5PEtMsInGyuLyF0aODOACLcB/s640/20160513_014703.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;">Di dalam ruangan sauna bersuhu 58 derajat</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-JxEn0rPrrlU/V0Gtq4B5aeI/AAAAAAAAVW4/IPEq9araND4WPkDUtH4Xi5r0pR6sBaXOACLcB/s1600/20160513_014735.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-JxEn0rPrrlU/V0Gtq4B5aeI/AAAAAAAAVW4/IPEq9araND4WPkDUtH4Xi5r0pR6sBaXOACLcB/s640/20160513_014735.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;">Salah satu penampakan penunggu ruangan sauna bersuhu 58 derajat. huhahaha</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com5Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-52700937765151644032016-05-20T21:29:00.001-07:002019-03-20T19:59:50.664-07:00Keuntungan Memiliki Asuransi Kesehatan di Korea<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-WZ-GW1232iY/Vz_kFz-WchI/AAAAAAAAVWA/sdEO0aMHOs06Gz4D3QctSbswLFyo2P0eQCLcB/s1600/Corazon-1024x704.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="440" src="https://2.bp.blogspot.com/-WZ-GW1232iY/Vz_kFz-WchI/AAAAAAAAVWA/sdEO0aMHOs06Gz4D3QctSbswLFyo2P0eQCLcB/s640/Corazon-1024x704.png" width="640" /></a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
<amp-auto-ads type="adsense"
data-ad-client="ca-pub-7371333545064287"><br />
</amp-auto-ads><br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Berikut adalah pengalaman pribadi ku yang memang telah merasakan manfaat dari sebuah asuransi kesehatan di Korea. Alhamdulillah, sejauh ini aku merasakan diriku masih dalam keadaan sehat dan bahkan bisa dibilang jarang banget sakit. Sejak sekolah dulu, hampir bisa dibilang aku gak pernah izin sekolah karena alasan sakit. Seingat aku yaa. Jadi karena alasan itu, aku ngerasa kebutuhanku akan yang namanya asuransi kesehatan itu jadi gak begitu penting. Ya untuk apa aku bayar per bulan tapi gak pernah ku pakai karena alasan sakit dan sejenisnya. Iya dong, uang jajan jadi berkurang karena harus bayar asuransi per bulan yang memang gak murah. Belum lagi, babeh ku gak ngasih uang tambahan untuk asuransi ini, jadi mau gak mau, living cost ku bertambah. Tapi itu dulu, sebelum universitasku memaksa semua mahasiswa internasional di Kwangwoon University harus memiliki asuransi kesehatan. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Istilah “memaksa” ini memang sangat berkerja untukku. Walau babeh tetep gak ngasih uang tambahan, tapi pada akhirnya aku jadi punya asuransi kesehatan juga. Haha. Manfaatnya banyak banget ternyata. Jadi, di Korea, ada banyak jenis asuransi kesehatan. Ketepatan, kampusku menganjurkan setiap mahasiswanya untuk punya asuransi dengan <a href="http://www.nhic.or.kr/static/html/wbd/g/a/wbdga0101.html" target="_blank">National Health Insurance Korea</a>. Per bulan aku harus bayar sekitar 46,000 won. Cukup mahal untuk hitungan mahasiswa. Sejak punya asuransi, aku jadi rajin control kesehatanku ke rumah sakit atau klinik-klinik terdekat. Bahasa medannya jadi Mentel lah. Sakit dikit ke rumah sakit, pegel-pegel dikit karena lari tetep juga ke rumah sakit. Well, murah sih jadinya biaya berobatnya.. hehe</div><div class="MsoNormal"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Manfaat yang bener-bener terasa ya di dua bulan terakhir inilah. Pertama, aku pergi ke klinik terdekat untuk cabut gigi. Aku kira awalnya mahal untuk cabut gigi, tapi ternyata health insurance meng-cover biaya perobatanku. Cabut gigi+bersihin gigi klo gak salah kena sekitar 30ribuan won, itu sudah termasuk control setelah pencabutan gigi ya. Kemudian yang baru-baru ini aku jalani adalah operasi wasir. Iya wasir.. kalau seandainya aku gak punya asuransi kesehatan, semua dana perobatan untuk wasir ini bisa mencapai sekitar sejuta seratus ribu sekian won. Dan asuransi memotong lebih dari separoh biaya operasi, control, obat, dan penginapan 3 hari di RS jadi 340ribu won. Keren gak? <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Memang bener terkesan mahal untuk bayar per bulan biaya asuransi itu, tapi ketika kita membutuhkan dana perobatan, Cuma asuransilah yang siap menolong kita untuk membayar biaya perobatan dengan sangat meriah murah. Point yang mau aku bilang ditulisan ini adalah, sekalipun kamu ngerasa gak pernah sakit, jadikan asuransi sebagai pem-back-up biaya kesehatanmu. Asuransi penting. Pada saatnya kamu akan tau kapan harus menggunakannya. Intinya jangan males aja datang ke rumah sakit. Jangan sok kuat, wong strong woman atau batman dan superman aja masih butuh rumah sakit kok. #halah. Hahaha</div></div><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-33845764386101512542016-03-03T23:49:00.001-08:002018-09-04T17:29:23.898-07:00From Agora Movie to Paganist Conclusion <div class="MsoNormal">
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-mKSe55G7pVo/Vtk9u9v3EMI/AAAAAAAAT4U/gRNVZnjkckQ/s1600/MV5BMTA2MjIwMjE0MjZeQTJeQWpwZ15BbWU3MDU4ODIwODI%2540._V1_SX640_SY720_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-mKSe55G7pVo/Vtk9u9v3EMI/AAAAAAAAT4U/gRNVZnjkckQ/s400/MV5BMTA2MjIwMjE0MjZeQTJeQWpwZ15BbWU3MDU4ODIwODI%2540._V1_SX640_SY720_.jpg" width="280" /></a></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;">I just watched a movie called Agora released in 2009. It is a
historical drama film directed by Alejandro Amenabar and written by Amenabar
and Mateo Gil. Agora is actually a central place in an Ancient Greek city that
has literal meaning as a ‘Gathering Place’. If you search by googling word
Agora, you can find a description about Agora from Wikipedia which Agora was
the center of athletic, artistic, spiritual, and political life of the Ancient
Greek city. The movie took a place in this Agora (or mentioned as a
library in the movie) and told about the Ancient Greek people that live with
three different faiths: Pagan, Christian, and Jews. So basically it is about
religions and science.<o:p></o:p></span><u1:p></u1:p></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Let me bring you to be a bit bias of me for this. I have been in friend
with a Paganist from Span since I lived in Seoul. We met once in a conference
and unintended having some conversations about Paganism and Muslim. Poor me
knew nothing about Paganism as a religion, </span><span style="font-size: 18px;">and even I didn’t know Pagan in a word, </span><span style="font-size: 13.5pt;">but lucky me met him. So, according to what his telling me about the Paganism,
many years ago, Paganist was used to be called as a witch and be killed by
Christian. And for all I know, a witch is usually a woman having a supernatural
power with her at first. But not until I watch the Agora movie. In Agora movie,
a Paganist is a person who has faith in philosophy. Just a person who has
curiosity to the philosophy power not the supernatural. A paganist in that
movie is used to spend the entire of life in learning, thinking, and finding a
philosophy about living and non-living things, or anything in this universe.
Then makes a theory, concepts, or philosophy about it. One more thing, Pagan
people are always illustrated as a wealthy group that have slaves and always wear
great clothes.</span><br />
<u1:p></u1:p></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in 0in 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;">A female named Hypatia played by Rachel Weisz is a mathematician,
philosopher, and astronomer in late 4<sup>th</sup>-century in this movie. She investigates
the flaws of the geocentric Ptolemaic system and the Heliocentric model that
have always challenged herself. And she is a Paganist. She teaches and shares
her knowledge to several men interested in her group discussions, but only
until a riot between Paganists and Christians happened, and Agora ruins due to
this. So what next? The Paganists that are used to research and study at Agora
leave that place and move to new place out of city. And Hypatia keeps doing her
curiosity till that day comes when she is called a ‘witch’ by a bisop and his
Christian followers. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;">I am not sure why a Paganists is then called as a witch in the
real life. But according to this movie, it is due to the curiosity of life and
philosophy of live that they fight for. Then I finish with a conclusion that a
Paganist is called a witch because they are quite smart in their argumentation
and high philosophy stuffs.</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-39887059467061854282016-03-03T23:26:00.003-08:002018-09-04T17:27:52.092-07:00What Should We Do in the Very First Minute of the Day Activities?<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-XORMiLkJG00/VtnvfuY3NYI/AAAAAAAAT6c/X8rbp699-jA/s1600/20160305_052435.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-XORMiLkJG00/VtnvfuY3NYI/AAAAAAAAT6c/X8rbp699-jA/s400/20160305_052435.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="background: white; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I am actually now trying to be more productive in my studies. So, these
days I am still looking for to find a best formula into it. Then I found an
article called ‘How the Most Productive People Start Their Work Day’ from <a href="http://greatist.com/">greatist.com</a>.
It is true that what we do when we are starting our day to get to the office
sets the tone for the rest of our day. I usually get bored with works that I
even don’t know which, what, and how to start first with. Learning how to make
priority on what I will do first might help me to run away from non-concentrate
condition. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="background: white; font-size: 12pt; line-height: 150%;">The article tells me that a to-do list activity can improve our productivity
in a day. In this state, a to-do list is a map for one full-day that we’ve drawn
it every night before bedding. And mostly people will do an email checking for
the very beginning activities. And that’s a huge mistake, says Julie
Morgenstern in her books called </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.juliemorgenstern.com/books/neer-check-e-mail-in-the-morning" target="_blank"><span style="background: white; color: #4d4d4d;">Never Check Email
in the Morning</span></a><span style="background: white;">. But the
same with me, I am doing it every day before I know that what I have done is
wrong. The only reason is due to checking email is a reaction needed activity.
That means that once we open an email, we will need extra time to read, or even
to write text in order to reply it. So the real question is: What exactly
should we be doing? To get answers, <a href="http://greatist.com/">greatist.com</a> asked super successful people
killing it in business, fitness, and life in general what they do to be productive
(and resist the siren call of their inbox) the second they step foot into work.
The following information is the answers from those successful people quoted
from <a href="http://greatist.com/">greatist.com</a>:<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 1.2pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt; mso-outline-level: 4;">
<b><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Trap your anxieties
on paper.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">“The
first thing I do when arriving at 'work' (which is usually my wooden table next
to a </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Green_wall" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">living wall</span></a></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> in my house) is journal. I use a notebook
like </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.fiveminutejournal.com/" target="_blank"><i><span style="color: #4d4d4d; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">The 5-Minute Journal</span></i></a></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> to clarify my
goals and priorities for the day, as well as perform a basic gratitude
exercise. If I'm feeling ambitious, I'll drink pu-erh tea [a type of fermented
dark Chinese tea] and free-associate for another two or three pages in a
separate notebook. This often allows me to trap my anxieties on paper so I can
be more productive with less stress throughout the day.” — </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://fourhourworkweek.com/" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tim Ferriss</span></a></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">, author of <i>The
4-Hour Workweek </i>and host of the podcast <i>The Tim Ferriss Show</i><o:p></o:p></span></span></div>
<h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 1.2pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
2. Get your energy up with some
movement.<o:p></o:p></span></h4>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“The first
thing I do is take a walk. (We just got a new puppy!) Then I spend the next
hour checking all my social media. I know experts advise that we don’t waste
our morning alertness on low-value work like email and checking Twitter, but I
know that I can’t focus on more challenging work until I’ve checked in on all
the various forms of communication.” —<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://gretchenrubin.com/" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d;">Gretchen
Rubin</span></a>, author of<span class="apple-converted-space"> </span><em>The Happiness Project</em><span class="apple-converted-space"><i> </i></span>and<span class="apple-converted-space"> </span><em>Better Than Before</em><o:p></o:p></span></div>
<h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 1.2pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
3. Go over your to-do list.<o:p></o:p></span></h4>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“The very
first thing I do—even before I power on my computer—is enjoy a cup of coffee
while reviewing my to-do list, which I make before going to bed every night.
This helps me get pumped and organized. After that, I’m ready to take on the
day!” —<span class="apple-converted-space"> </span><a href="https://www.nourishsnacks.com/" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d;">Joy
Bauer</span></a>, R.D.N., nutrition and health expert
on NBC’s<span class="apple-converted-space"> </span><em>Today</em><span class="apple-converted-space"> </span>Show and founder of Nourish Snacks<o:p></o:p></span></div>
<h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 1.2pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
4. Do quick check-ins with team
members.<o:p></o:p></span></h4>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“The first
thing I do is say a quick hello and check in with one or two members of my
team. It's important to me because it helps me start the day on a happy,
positive note, and it lets me take the temperature of our group. Plus, it's a
good thing for overall productivity as creative teams run on good personal relationships
and positivity. And in the event something is off or tense, it gives me a
chance to find out what's up before things go off the rails. Mostly, though, I
just do it because I enjoy it. I am lucky to work with great people who are a
lot of fun to be around.” —<span class="apple-converted-space"> </span><a href="https://experiencelife.com/" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d;">Pilar
Gerasimo</span></a>, founder of Experience Life
magazine and author of<em>Being Healthy Is a Revolutionary Act</em><o:p></o:p></span></div>
<h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 1.2pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
5. Complete the task that
requires the most mental focus.<o:p></o:p></span></h4>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">"I
pour a cup of coffee and get to work writing. I'm fierce about not letting
anything interrupt that time. I write for two or three hours and then go to the
office for meetings or teaching or student appointments. If I write every day,
even for just an hour, there's a momentum that works for me. I can just pick up
where I left off. I don't write quickly, but the consistency makes it all add
up.” —<a href="http://www.foodpolitics.com/about/" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d;">Marion Nestle</span></a>, Ph.D,
professor of nutrition at NYU and author of forthcoming book,<span class="apple-converted-space"> </span><em>Soda Politics</em><o:p></o:p></span></div>
<h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 1.2pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
6. Make (and use!) a really
effective calendar.<o:p></o:p></span></h4>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“The first
thing I do in the morning is check my calendar. It is far more effective than a
to-do list. This approach radically reduces the number of decisions I have to
make every day because I don't have to decide what to do. I just do it. The
calendar also has something called buffer days where I handle small things,
focus days where I do things that matter the most, and free days where I do
whatever I feel like that isn't work. This is the only way I've found that
makes sure I get time for myself, for family and friends, and for my company.”
—<span class="apple-converted-space"> </span><a href="http://www.amazon.com/Bulletproof-Cookbook-Increase-Energy-Cravings/dp/1623366038" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d;">Dave Asprey</span></a>, creator of Bulletproof Coffee and author of the
forthcoming<span class="apple-converted-space"> </span><em>Bulletproof: The
Cookbook</em><o:p></o:p></span></div>
<h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 1.2pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
7. Hydrate... with a kick.<o:p></o:p></span></h4>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“We have a
morning trifecta that works like a charm each day to make us feel alert,
connected, and energized as soon as we hit the office. First, we always check
in with our team, face-to-face. This interaction in the morning grounds us and
connects us to our purpose as a united, productive team. Second, we prep our
desks with huge mason jars of water. That way, once we sit down, we can be
productive without interruption. Plus, getting hydrated first thing in the
morning gives us energy and keeps us healthy. Finally, we sip on a little
caffeine, like coffee or tea, for a little boost.” —<a href="http://getpound.com/" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d;">Kirsten
Potenza and Cristina Peerenboom</span></a>, creators
of the POUND workout and the POUND Rockout Results System<o:p></o:p></span></div>
<h4 style="line-height: 150%; margin-bottom: 1.2pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 12.0pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">
8. Express gratitude for who
(and what) is working.<o:p></o:p></span></h4>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“I like to
start my day with a little gratitude. I walk all the way through the office to
the kitchen at the back and say hello to the people on my incredible team,
making sure to let each one know how much I appreciate them!” —<span class="apple-converted-space"> </span><a href="https://www.themuse.com/" target="_blank"><span style="color: #4d4d4d;">Kathryn
Minshew</span></a>, founder and CEO of The Muse<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">What about
you…? I am not sure if there is any people who read my blog. But, anytime you
cross by to this page, would you like to share what you do in the very first
day of yours? Please write your story in the comment.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com0Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-55611657102017520542016-02-27T17:37:00.000-08:002018-09-03T16:14:38.474-07:00Several Things You Should Know about How To Publish a Publication<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-IskmXB8GdHE/VtnwgkDduDI/AAAAAAAAT6w/j0nRjL_dSM0/s1600/Capture.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="401" src="https://4.bp.blogspot.com/-IskmXB8GdHE/VtnwgkDduDI/AAAAAAAAT6w/j0nRjL_dSM0/s640/Capture.PNG" width="640" /></a></div>
<br />
Genap setahun sudah,, setelah <a href="http://iam-ismail.blogspot.kr/2015/09/penelitian-itu-kini-berakhir-menuju-scie.html" target="_blank">tulisan ini </a>dibuat. The thing that I want to write down here is about my story in writing a paper. Again,,,, Yeaah.. As you might have already understood that as a student, academician, or researcher, publications are the most important thing to have. It is about to publish what we have worked or researched about to a publisher. The publication that I mean could be book, journal publication, proceedings or conference paper, standardization document, or even patent. Maybe I will discuss them one by one later. The better publisher which our publication will be published the harder and the more difficult the processes are...<br />
<br />
This paper is so special. It was my first research topic which its story has been written here. The things that make me kinda feeling blessed are the processes till I achieve an 'Acceptance' notification from the committee? / editor? / reviewer? whatever. I think I should have understood this better for now on. Totally I spent about a year following the whole processes. Probably it is due once I submitted my revision manuscript in the first review session quite late.<br />
<br />
Well, in general, there could be several steps or processes that we should follow till a decision either a rejection or an acceptance is given. Once we finished in drafting manuscript with fully and properly prepared, we should submit the paper to the committee. Either it is just a conference, proceedings, or even journal. And either it will be submitted completely through schematic system submission or just by sending the manuscript to the committee email. Then, we (all authors written in the manuscript usually) will get a notification that our paper has successfully submitted to the journal we intended to send. In this email notification, we will get several information, but the most important to be noted is how long our paper will be reviewed by several reviewers. For this state, the committee will send our manuscript to several experts and ask them to review our submitted paper. A far as I know, that could be what so-called 'A blind review' which means that our paper will be blindly reviewed by two or more experts that has expertise related to the topic as our manuscript. And of course, it will take several weeks or even months in reviewer hands. So, our first email notification will tell us how long it will be reviewed till we get the second notification.<br />
<br />
Once the paper finishes reviewed by reviewers, we will get a second email notification informing that either the paper still requires more cares (needs revision in Major or in Minor revision) or it could be a decision directly: rejection or acceptance notification. In this email, we will also get some comments from reviewers, and you should be so-ready if your paper is in a Major revision needed status. Bunch of comments will be written along the email text and sometime those comments will make you sick. I mean really sick. And you should very carefully read and understand those comments. However, one thing that you should keep in mind that any comment or any decision for our paper is good for its improvement. Remember, the reviewers are usually expert.<br />
<br />
Once the paper is decided as one that requires revision, it means that we should prepare the revised manuscript version which is prepared according to the given comments from reviewers. Don't forget to prepare a response note also in facilitating your response of all the comments. The response note will make easier reviewers to see what we have revised corresponding to the comments. So remember, prepare both the revised manuscript version and the response note in separate paper. Regarding Minor revision, usually committee will give us shorter time than the Major ones in re-preparing our manuscript revision plus our response note. The more major revision we get, the longer time the committee will give for us. Don't worry for this.<br />
<br />
If everything has been well prepared, you need to resubmit all the required files to the committee again, and wait till another notification reaches you, and again it will be a decision or a revision needed. This notification will certainly depend on the revised manuscript and the response note you prepared. If you get a decision, either it is accepted or no, then this looping procedure ends. So that's why the procedure might take even more longer! Especially for journal or book publications. For conference or proceedings paper, you will get a very soon notification and decision.<br />
<br />
In my case, I have to revise my paper three times. Two times for the major revisions and the last one is only the redaction matter, although it is not a big deal compared two other revisions, but it is still important. My first revision session was the hardest one. Very long comments I got from three reviewers, you know how sick I was in preparing this within one month. At first, I failed in completing all the revised manuscript, I mean I need another month for those comments, lucky me, my supervisor contacted the committee to ask more longer time. In fact that that was the first step review with long comments, so I think one month is a crazy time preparation. And so on and so on, till I got my acceptance notification.. Yeeeeaaaayyy..... I was about screaming loudly at the lab, yet I didn't. What a mess if I do so! hahaha... The whole processes are enjoyable for an experience though. You should have once! :p<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com0Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-86063690460226428242015-12-30T07:56:00.001-08:002020-02-04T14:25:32.698-08:00IPSL Happy New Year 2016 Party <br />
<div style="text-indent: -24px;"><div style="text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="470" src="https://www.youtube.com/embed/5S61i8uTqe0" width="880"></iframe></div></div><br />
<br />
Hari ini adalah hari terakhir untuk tahun 2015. Masih tanggal 31 Desember sih. Tapi malam tadi kami (red: Lab Mates) uda ngerayain atau pesta Tahun Baru 2016. Mengapa? Alasannya karena sepertinya kami gak ingin merayakan tahun baru setelah 2016 masuk. Tanggal 1 Januari 2016 jatuh di hari Jumat. Dan itu pasti libur. Sabtu karena kecepit, dipastikan juga akan libur. Dan takkan ada kesempatan lain untuk pesta-pesta tahun baruan yang memang uda tradisi Lab. Well, kenapa gak besok? Justru aku sih seneng gak besok. Karena di malam tahun baruan aku bisa jalan-jalan. haha.<br />
<br />
Tahun baru ini adalah tahun baru ke-3 untukku di Korea. Gak terasa. Aku menghabiskan waktu kurang lebih 2.5 tahun untuk sekolah S2. Untungnya sih aku kuliah gak pake uang Negara RI. Jadi, masih ada untungnya. Keuntungan lainnya adalah, aku bisa punya lebih banyak waktu untuk menghasilkan beberapa publikasi dalam waktu 6 bulan terakhir di kuliah S2 ku. Yeaah, aku rugi di sisi lain. Yaitu waktu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-0QRG1SkkjaA/VoP-IYeJE_I/AAAAAAAASas/FSQk_dFFk6U/s1600/share.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="358" src="https://1.bp.blogspot.com/-0QRG1SkkjaA/VoP-IYeJE_I/AAAAAAAASas/FSQk_dFFk6U/s640/share.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar beberapa IPSL member. Lainnya uda pulang duluan. Dan aku masih dekil sebelum dan setelah tiba di Korea haha</td></tr>
</tbody></table><br />
<br />
Seperti biasa setiap tahunnya, pesta kita adalah makan bersama, bahagia bersama, dan game berasama. Waktunya untuk bersama-samalah intinya. Seperti pertama waktu aku dulu di sini, aku sama sekali gak bisa berbahasa Korea, begitu juga keadaan ku sekarang. Merugi di sisi lain. Anyways,,, ketika makan, cerita-cerita hangat kebersamaan bareng senior dan professor, juga temen-temen lab lainnya memang jadi momentum yang sangat berbeda. Di dalam lab, terkadang kita terlalu suntuk dengan riset atau kerjaan lain. Nah, waktu yang beginilah yang bener-bener kita nantikan. Game-game kecilpun dimulai sambil makan. Misalnya kayak tebak-tebakkan. Yang salah menebak harus minum alcohol satu gelas tanpa berhenti. Istilahnya satu tegukkah? well, kami nyebutnya "One Shot". Oh,, aku dapat cola-cola atau soda, seperti biasa. So no problem. Tapi tetep aja kan kebayang kalo aku salah nebak dan harus minum segelas cola-cola yang bersoda dalam seteguk. Kerongkongan ampuuunnn sakitnya.... Tapi itulah rule gamenya.. kamu salah, maka dihukum. Dan Game pun dalam bahasa korea. Jelas. Dan aku masih kayak dulu, lebih banyak diam. Kali ini lumayan menarik deng, karena aku bisa mulai ngertilah apa yang mereka bahas dan game apa yang mereka sedang mainkan.<br />
<br />
Beberapa kali aku melihat profesorku ketawak lebar. Dan itu membahagiakanku. Apa ya? ketika kita di lab, kita tu kayak hormat banget dan minim becanda. Tapi ketika di luar, profesor memang humoris, humble, dan down to earth banget. Kelakaran-kelakaran lucu sesekali dilemparkan oleh profesor atau bahkan sesekali mahasiswa "menggodai" profesor dan itu menyenangkan, karena profesor justru membalas godaan itu dengan something yang lucu lagi. Dan suasana restoran pun pecah dengan suara ketawak kita yang menggelegar.<br />
<br />
Selesai game dan profesorpun permisi untuk pulang duluan. Dan dari cerita artike ini, cuma satu point yang mau aku ingat. Tetep baca, sedikit lagi kok sampe ke pointnya :D. Seperti biasa di tahun-tahun baru sebelumnya. Begitu beliau pulang, kita bareng-bareng ngetik SMS dan mengirimnya ke nomer HP profesor. Isinya apa? Apa aja, yang penting something sweet untuk ngucapin tahun baruan. Aku ngetik tiga kalimat. Kata-katanya sebenarnya biasa aja, tapi itu tulus. Pesan yang ku kirim adalah:<br />
<i>"Happy new year, Prof. Wish you all the best. And many thank you for everything, Prof."</i><br />
<br />
Tahun-tahun sebelumnya SMS ku gak pernah di balas. Iya kelesss mahasiswa baru masih ijo royo-royo mau diperhitungkan. heheh *becanda*. Tapi kali ini SMS ku dibalas. What a surprised!! Isi SMS nya masih tetep memotivasi dan meng-encourage ku untuk bener-bener bahagia selama di lab. Ini aku tulis sebagai kenang-kenanganku besok. Pesannya ini:<br />
<i>"I hope you would achieve what you plan next year. Be brave proactively for your own works. Guide other students."</i><br />
<br />
Biasa aja ya????? heheh...<br />
Tapi sama aku ini something yang perlu diingat. Lebay kali ya... hahah<br />
Ah mungkin karena aku cuma terlalu bahagia, SMS ku dibalas. ^..^<br />
<br />
Kalimat pertamanya aku Aamiin kan banget. Kalimat kedua, itu sepertinya penilaian beliau tentang aku yang kurang proactive. Communication problem dan personality ku yang agak introvert nan somewhat pemalu. Kalimat ketiga, sepertinya itu adalah saran beliau. Dan aku makin bersemangat untuk tetep belajar banyak lagi dan berbagi lagi. See, how humble he is..? Beliau bahkan gak nyuruh aku macem-macem, but help other students! We Love You Prof! and Such an honor to have another chance to study and work with you again for the coming story life. Hope we could achieve what we have planned next year. Stay healthy and be more successful.<br />
<br />
Ya Rabb,,, Lead us as always...! ^_^<br />
<br />
Salam Hunter and Happy New Year 2016~~~<br />
What are your resolutions? List them all up!<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com7Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-68979984522411851482015-12-19T09:20:00.002-08:002019-03-19T00:54:33.318-07:00Cerita Perburuan PhD Gratis<div class="MsoNormal">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-oR31iu6ThGQ/VtnyApzKi_I/AAAAAAAAT7E/Aj7htvOVdhA/s1600/phd.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="368" src="https://2.bp.blogspot.com/-oR31iu6ThGQ/VtnyApzKi_I/AAAAAAAAT7E/Aj7htvOVdhA/s640/phd.png" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Source image: </i><span style="background-color: white; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: small;"> </span><a href="https://80000hours.org/2013/10/why-i-m-doing-a-phd/" style="background-color: white; color: #551a8b; font-family: arial, sans-serif; text-align: start;"><span style="font-size: x-small;"><i>https://80000hours.org/</i></span></a></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">So, ini part lain dari cerita ngejer sekolah gratis dan niatnya adalah untuk bercerita lebih dan berbagi kisah dari <a href="http://iam-ismail.blogspot.kr/2015/12/beberapa-pertimbangan-sebelum-kuliah.html" target="_blank">perburuan PhD gratis di tulisan sebelumnya. </a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ada
satu hal yang mungkin bisa ku petik dari semua proses yang ada selama ini.
Bahwa menjaga semangat itu sangat penting. Terutama untuk tipikal-tipikal orang
kayak aku yang ngerasa gak ada apa-apanya dibanding mereka yang wah wah wah.
Aku jelasin lagi nanti gimana caraku maintain semangat. Hal lain adalah bahwa
menjadi <i>a hunter</i> itu mengajarkan aku untuk bisa agak disiplin sama waktu, karena kita harus tahu kapan beasiswa A akan dibuka lagi, dan apa yang harus kita persiapkan jauh-jauh hari.
Menjadi <i>a hunter</i> itu mengajarkanku untuk belajar </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">bisa </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">memahami diri, memperbaiki
diri, memantaskan diri, menghargai diri, dan rendah hati… #eeaak.. aku hatinya
kerendahan sih memang, makanya hatiku ngarep pindah utk dekat ke hatimu..
#krik. The last but not the least adalah </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">bisa </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">belajar arti dari sebuah proses. Anyways…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jadi begini, satu semester terakhir ini aku masih aktif
sebagai mahasiswa Master. Prediksiku, aku </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">bisa </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">selesai lah disemester ini,
gitu. Dan sambil lalu, aku juga mulai hunting beberapa kampus di luar Korea,
dengan catatan penting kalau kampus-kampus yang ku idamkan ini punya research
area yang sama, prof dan lab nya aktif untuk bidang penelitian itu. Nilai
lebihnya adalah kampus-kampusnya di Eropa yang sepertinya lebih baik dari
kampusku sekarang. Sepetinya gitu sih. Dan meraka adalah University of Nantes
di France, Ghent University di Belgium, University of Tampere di Finland, Sheffield
University dan University of Bristol di UK, Purdue University di Indiana-USA, serta
beberapa universitas yang korespondensiku gak direspon seperti Queen Mary
University of London di UK dan kampus di Italy, USA, dan Ireland. Itu aja
kayaknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Well, semua kampus yang aku sebut tadi ku coba dengan proses
yang sama. Cari informasi di google dengan keywork like: <i>open position for PhD for video
coding 2016</i> atau <i>PhD Vacancies for video coding 2016 </i>adalah hal pertama yang
aku lakukan. Cara lain adalah dengan berlangganan atau subscribing
advertisement job vacancies di <i>Linkedlin</i>, <i>Research gate</i>, atau <i>forum-forum
diskusi video coding lain</i>. Beberapa professor yang butuh mahasiswa juga
menyebarkan info atau advertisement tentang ini di sana. Jadi, kita tinggal
setting subscriber kita aja di beberapa research field di linkedlin, research
gate dsb. Setiap kali ada related info yang sesuai dengan bidang kita, kita
akan dapat notifikasinya via email. Easy breezy bukan? </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Cara yang lain adalah
aku cek satu per satu kampus di negara yang aku mau tuju, misal untuk kasus UK.
Karena aku tahu kalau skema support funding di UK itu sama dengan di Malaysia,
yang sifatnya lebih ke Grant funding, makanya aku berniat untuk kuliah pake
beasiswa LPDP atau Mora scholarship dari Indonesia Government. Nah, untungnya
kalau LPDP kan uda punya list universitas terbaik versi LPDP kan, jadi aku cari
by university based on LPDP list. Satu per satu dicek, ada gak research video
coding di kampusnya. Yang ini agak makan banyak waktu sih sebenarnya. Oh ya,, Grant
funding itu maksudnya adalah kita </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">bisa </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">kuliah gratis selama lab dan professor kita
punya project. Sebagian uang projek itu nanti akan mengalir untuk kita yang </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">bisa </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">dimanfaatkan untuk live and school expenses. Artinya selama ada projek, amanlah
hidup kita. Kurang lebih begitu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Butuh beberapa hari untuk ngelist nama-nama Professor dan
lab serta kampus yang sesuai dengan research area ku. Next adalah mempersiapkan
semua dokumen yang perlu disebar ke list yang ada. Standar sih dokumennya:<b> CV
terbaru</b>, <b>Transcript akhir,</b> <b>research statement</b>, dan <b>beberapa publikasi paper</b>.
Semua dokumen ini wajib aku attach bersama email yang aku kirim ke semua list
yang aku punya. Well, selanjutnya buat template email dengan Bahasa yang
hormat, singkat, padat, dan niat kita apa. Inti email yang aku kirim adalah bertanya tentang kemungkinan ada
gak peluang PhD di lab dan kampus dia. Beberapa ada yang kasih response cuma dalam
hitungan jam, beberapa merespon sampe dua-tiga harian, dan beberapa gak
merespon. Kenapa aku lakuin ini semua? Karena aku mau maintain semangat yang
aku punya. Di sisi lain, aku juga berharap ada keberuntungan di sana. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>University of Nantes di France</b>. Aku gak ingat ini kampus
keberapa yang aku coba. Dan diskusi tentang pengalaman ini gak berdasarkan dengan
urutan email ya.. Cuma intisarinya aja yang aku bahas. Jadi, ketepatan setelah
googling dengan keyword yang aku sebut tadi, nemulah satu kesempatan dari
Unviersity of Nantes. Kampus ini punya satu projek yang disebut dengan istilah
Provision. Ini projek adalah semacam kolaborasi projek dengan beberapa kampus
di Eropa kayak University of Bristol dari UK dan satu university di German, juga dengan
Microsoft di China. Peluang ini emas banget sebenarnya, karena ada kesempatan untuk tinggal di German dan China beberapa bulan. Well, aku coba submit
dan apply ini. Dan ada beberapa stage penyaringan untuk candidate PhD yang
berminat, seperti document screening dan wawancara. Mereka (<b>red</b>: projek kolaborasi) punya beberapa list projek yang
berkaitan dengan video coding dan University of Nantes sepertinya punya 4 atau
5 list projek. Tahap pertama adalah document screening. Di tahap ini, candidate cuma perlu kirim email dan kirim beberapa document kayak yang aku sebutkan tadi
ke satu professor yang membutuhkan mahasiswa PhD di University of Nantes. Candidate yang dinyatakan lulus di
tahap ini akan mendapat konfirmasi email untuk wawancara. Dan aku satu
diantaranya. Ini adalah kali perdanaku diwawancarai demi sekolah PhD gratis. Kita
(aku dan satu orang professor dari University of Nantes) ngobrol via Skype, dan
aku harus mempresentasikan dua topik projek yang mereka tawarkan. Aku
diagendakan dengan dua kali wawancara karena diwawancara pertama aku ngerasa
gak siap untuk mempresentasikan satu topik projek yang ada. Tapi professor nya
menyetujui permintaanku dengan mengagendakan jadwal wawancara lagi seminggu setelah wawancara
pertama. Singkat cerita, wawancara ini sukses dan berakhir dengan email konfirmasi
kelulusan dan kapan aku harus berangkat ke universitas tersebut serta gaji per
bulan dan sebagainya. Kendalanya adalah projek dimulai terlalu dini, sementara
aku belum menyelesaikan master ku waktu itu. Jadi jelas gak bias ku follow up. Say
good bye untuk kesempatan Kece ini. Tapi sambil nangis dan ngelus dada sih... belum rezki!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Ghent University di Belgium.</b> Satu lab dari universitas ini
punya projek juga di bidang video coding. Nah, informasi kalau Ghent University
ini lagi buka lowongan aku dapat dari Research gate via email. Tahapan untuk
proses ke Ghent University ini juga sama dengan University of Nantes. Document
screening dan kemudian wawancara via Skype. Singkat cerita, di tahap wawancara,
aku harus berhadapan dengan tiga orang examiners. Bagiku, wawancara di sini
lebih menegankan karena aku harus ngobrol dan presentasi dengan satu orang
professor, satu orang Doctor, dan satu orang mahasiswa PhD. Permintaannya
ditahap wawancara ini adalah ada ujian tertulis yang aku gak punya ide
sebelumnya akan seperti apa test nya, interview biasa, dan presentasi thesis ku
terakhir. Ada kesulitan sendiri untukku di test writing. Waktunya singkat dan
dikasi topik yang aku sendiri gak begitu nguasai. Maklum, sekolah master ku
lebih sering main-mainnya dari pada nge lab… #ngeles haha#. Jadi uda taulah ya
kesimpulannya apa. Tapi diakhir cerita Professor nya tanya apakah aku uda
berkeluarga atau belum, ada berencana bawa berkeluarga selama studi atau enggak, dsb, karena mereka akan
mempertimbangkan berapa besar biaya atau gaji yang akan didapat. Pertanyaan ini
bagiku berasa seperti sebuah harapan tersendiri dibalik rasa kekhawatiran akan kegagalan
dari test tertulisku. Dan bener aja, setelah beberapa hari, email konfirmasi dari Ghent
University ku terima. Dan Alhamdulillah aku masih gagal. Uda ngaca diri sendiri
sih kalau aku akan gagal. Tapi kenapa Alhamdulillah? Karena dari test ini aku bisa
mengukur diri dan belajar dari semua proses yang ada. Intinya, gagal pun ya
masih baiklah,, karena ada hal yang bisa bikin kita naik satu level untuk
tantangan lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">So far sih dua universitas ini yang sangat berkesan bagiku. Prosesnya
ituloh,, professional banget. Dan ada tantangan di sana. Karena kampus-kampus
lainnya ku apply memang ketepatan gak ada projek. Atau gak ada informasi
kalau mereka sedang butuh mahasiswa PhD dalam waktu dekat. Aku negelist
kampus-kampus lainnya cuma berdasarkan: "Oh prof dan lab di kampus ini punya
bidang penelitian yang sama denganku." Udah sesimple itu. Kemudian kirim email
personal ke professornya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ambil contoh <b>University of Tampere di Finland </b>dan <b>Purdue
University di Indiana-USA</b>. Setelah aku kirimin email, professornya balas dengan "<i>Unfortunately, currently my lab is not
seeking for a new student. I will inform you personally if I have the vacancies
as your query." </i>Kurang lebih begitulah. Oh ya, University of Tampere aku
dapat infonya dengan baca forum diskusi di linkedlin. Di forum itu dituliskan
kalau satu professor di sana sedang butuh mahasiswa PhD utk video coding. Tapi kayaknya
aku telat deh. Posisinya uda keburu diisi orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Sheffield University </b>dan <b>University of Bristol di UK</b>. Dua
kampus kenamaan dari UK ini aku search berdasarkan list university LPDP. Yang ini
caranya mesti ngubek-ubek web site kampusnya, dan cari research area yang
sesuai dengan yang ku punya. Biasanya ada di menu Research gitulah di
websitenya. Atau kita bisa cari dengan cara browsing daftar professor atau
daftar lab di website kampusnya. Precisely, ke website jurusannya. Nah untuk
dua kampus ini, aku harus daftar online melalui system pendaftaran mereka. Tapi
sebelum ke sana, pertama kali aku tetep kirim email dan dokuemen yang aku sebut
tadi ke professornya. Kemudian mereka menyarankan untuk daftar melalui
system, selanjutnya mereka akan mempertimbangkankan aplikasi bersama dengan tim
faculty mereka. Keuntungannya dari kirim email dan kirim dokumen dulu ke professor
yang kita tuju adalah kita melakukan korespondensi dengan cara memperkenalkan
diri. Dengan mengirim dokumen yang kita punya, professor mungkin bisa menilai
kita lebih awal. Jadi, kemaslah dokumen kalian serapih, dan sejelas, juga
selengkap mungkin. Usahakan bikin orang-orang “terpana” atau merasa tertarik
dengan dengan dokumen yang kita punya. Dan Alhamdulillah kedua kampus ini
memberiku conditional offer karena aku belum melengkapi IELTS. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Kwangwoon University di Korea</b>. Muehehe.. ini adalah kampusku
sekarang. Aku dapat gelar master dari jurusan Computer Engineering di kampus ku
ini. Selama studi di Korea, aku dapat beasiswa partial dari kampus berupa 50%
potongan uang kuliah sebagai mahasiswa international, 50% sisanya di cover sama
lab ku sekarang, biaya hidup per bulan dan biaya publikasi juga di support sama
lab. Keuntungan kuliah dengan skema ini adalah jelas yang pertama kuliah
gratis. Yang lainnya adalah kita punya ikatan professional dengan lab dan
professor kita. Jadi, sebelum aku coba semua kampus yang aku sebutkan di atas
tadi, professorku di Kwangwoon University menawarkan ku untuk kembali belajar
di Lab nya dengan skema funding yang sama seperti master degree, tapi dengan
living expenses support yang lebih besar. Tapi waktu itu aku masih pingin coba
apply phd ke negara-negara di luar Korea. Alasannya karena Bahasa pengantar dan
kesulitan lainnya. Sangat bersyukur bisa belajar di lab dan kenal dengan
professorku yang sekarang. Walau aku bilang kalau aku sedang mempertimbangkan
untuk kuliah di negara lain, tapi kemudian professorku menanggapi dengan Bahasa
yang sangat manis: <i>You may try first
other universities in western, but if you don’t get any, you may back to our
lab.</i> Sejak itulah aku ngerasa sudah dapat home-based utk phd akan kemana
dan mulai mencari kampus yang mungkin aku bisa bilang akan ngebantu aku lebih
mudah belajar video coding tanpa kendala Bahasa. Tapi kalau aku harus mencari
kuliah di Korea, aku gak akan cari kampus atau mendaftarkan diri ke kampus
lainnya. Lab aku ini the best. Professor aku the best, dan temen-temen lab aku
juga the best. Berasa suda seperti keluarga di lingkungan labku, jadi gak
pingin untuk mencoba kampus lain. Karena aku uda belajar bersama expert yang aku
mau. Tinggal bagaimana cara menyelesaikan kendala Bahasa korea ku sahaja. Anyways,
sekarang aku uda daftar ke Kwangwoon University, tinggal nunggu kabar dari
pihak kampus. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">So, that’s all cerita perburuan PhD gratisku. Salam semangat
hunter~</span><o:p></o:p></div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-24622936996626962222015-12-19T06:57:00.000-08:002019-03-19T00:54:53.891-07:00Beberapa Pertimbangan sebelum Kuliah PhD Gratis<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-fz65WDRfNp0/VtnynTqDJoI/AAAAAAAAT7M/-jZM18YUc60/s1600/PhD-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://1.bp.blogspot.com/-fz65WDRfNp0/VtnynTqDJoI/AAAAAAAAT7M/-jZM18YUc60/s640/PhD-1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Source image: </i><span style="background-color: white; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: small;"> </span><a href="http://www.academiaobscura.com/what-phd-life-is-really-like/" style="background-color: white; color: #551a8b; font-family: arial, sans-serif;"><i><span style="font-size: x-small;">http://www.academiaobscura.com</span></i></a></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br />
</span></span> <span style="font-size: small;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br />
</span></span> <br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Akhirnya ada hasrat untuk ngisi blog ini lagi setelah
sekian lama vacuum ntah karena apa… kehkehkehkeh… Setelah agak merasa nyaman
dengan gelar master yang Alhamdulillah akhirnya dapat juga, kali ini aku mau
sharing pengalamanku ngejer kesempatan sekolah gratis lagi untuk S3. Prinsip
utamaku adalah dapat sekolah gratis dimanapun negaranya. Tapi itu dulu, sebelum
tahu bener kalau ternyata statement itu kurang baik sekarang. Sebelum aku tahu
apa pentingnya sekolah di tempat yang terbaik di negara terbaik. Sebelum aku
tahu kalau selain sekolah terbaik dan di negara yang terbaik, masih ada satu
hal yang harus dipertimbangkan lagi, yaitu Lab, Profesor, dan research field
kita.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;">
<br />
Mari kita bahas satu-satu. Bagiku adalah kesempurnaan studi kayaknya ya kalau
bisa dapat semua hal pertimbangan yang baru aku sebut tadi. Tapi, ada kalanya
kita harus dengan terpaksa merelakan satu hal untuk satu hal lain yang lebih
penting. Ini yang namanya pertimbangan. Untuk bahas ini, mungkin lebih mudah
kalau kita melihatnya dari sisi kepentingan atau <i>priority </i>dulu,
kemudian kita bahas kemungkinan adanya <i>alternative </i>lain. Karena
ada mungkin beberapa orang yang beranggapan bahwa dirinya gak akan mampu bisa
duduk di Kampus A di Negara A dengan nilai dan kemampuan dia yang dirasa gak
setara dengan A – A yang tadi. Tapi sebagai scholarship hunter bukankah
seharusnya kita gak boleh pantang mundur ya? Bukannya kita harus tetep
memperjuangkan segala kemungkinan, sekecil apapun itu? Bukannya kita harus
menempatkan bahwa kesempatan adalah jalan keberhasilan kita kelak? Pointku di
sini adalah jangan meremehkan diri sendiri dengan menjustifikasi terlalu dini
kalau kita gak berhak untuk Kampus A di Negara A. Ingat, ada faktor <i>gambling </i>dan <i>luckiness </i>yang
juga bisa mempengaruhi keberhasilan seorang hunter. Jadi,,, perjuangkanlah
terus kalau memang uda <i>sreg </i>sama Si A, tadi walau kita cuma
punya something yang bernilai B atau bahkan Z. <o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;">
<br />
Sambil coba-coba si A, mungkin ada baiknya kita juga coba Kampus B di Negara B
atau negara manapun yang mungkin bisa dan mau nerima kita secara <i>professional
dengan apa adanya</i> (#adaGitu? :D). Ini yang namanya <i>alternative</i>.
Oh,, mungkin di Kampus B Negara B kita uda pasti diterima, tapi kalau hati kita
terlalu mendambakan Kampus A Negara A, terus gimana? Inget kalau kita adalah <i>a
hunter</i>, jadi <i>behave </i>lah seperti <i>a professional
hunter</i>… #gayaKali aku bah#. Hahaha. Intinya, coba dan tetep coba apapun
kemungkinannya.<br />
<br />
Jadi, mulailah untuk menentukan jawaban atas pertanyaan <i>“sebenarnya
kemana sih arah hidup kita?”</i> Caranya gimana? Salah satunya bisa kita
jawab dengan tiga prioritas tadi. That works for me, so I m sure it would work
for you too. Otherwise, you would like to try another way which I don’t really
know what is that. Kalau dulu aku pernah bilang kalau aku bakalan ok untuk belajar
dari nol lagi, tapi untuk S3, NO WAY! (tuh pake capital letter segala).
Research field is suggested to be the first priority, then meet the lab and
expert to cover and help our research interest. Then university and country are
the last option. Tapi kalau aku boleh memilih dan kalau kesempatannya ada ya,
aku berharap bisa kuliah di Kampus A Negara A dengan lab, professor, dan
research field yang juga A. #ya iyalaaah..# Tapi no matter mau sepertia apalah
nilai-nilai dan kemampuan ku, yang penting <i>hunting </i>dulu dan
tetep memperbaiki diri… you should have loved to be a hunter, shouldn’t you?<br />
<br />
Salam semangat hunter~<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;">
<br />
Selanjutnya aku mau bahas prioritas lain, yaitu Lab, Professor, dan research
field nya. Setelah sadar kalau Kampus A dan Negara A enggak lah cukup, tiga
prioritas ini sangat ngebantu banget untuk nentuin kemana kita (kita..?) akan
hanyut dan terbuai dalam lamunan sekolah #halah opo toh >..<? Well, untuk
case ku, ini malah jadi prioritas utama sih sekarang. Karena aku uda tau
research area ku apa, goalnya mau kemana dan jadi apa, terus kenapa aku masih
perlu menjadikan kampus sebagai prioritas utama. Udah enggak lagi!!! Ketiga
prioritas ini jauh lebih penting sekarang. Kampus terbaik tetep harus
diidam-idamkan dan dipertimbangkanlah, tapi apalah arti kampus TOP kalau
ternyata kita gak bias belajar pelajaran yang kita demenin banget. Apalah
artinya harta tanpa ilmu…? #eeaak,, padahal OOT! :D. <o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br />
</span><div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.566535 126.97796919999996 37.566535 126.97796919999996tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-46269687644173548682015-09-27T08:39:00.002-07:002020-02-04T14:24:14.801-08:00Start to Live in Korea<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-4e2JTDxoIVs/VgetjEyjj5I/AAAAAAAAQb0/OiEkvJ1YM_A/s1600/LivingInKorea.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-4e2JTDxoIVs/VgetjEyjj5I/AAAAAAAAQb0/OiEkvJ1YM_A/s640/LivingInKorea.jpg" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br />
<div style="text-indent: -24px;">
<div style="text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="470" src="https://www.youtube.com/embed/5S61i8uTqe0" width="880"></iframe></div>
<br /></div>
Hi,,,, This is a blog and story I made for me and anyone who comes over to my pages.<br />
<div>
I am an International Student in Kwangwoon University for the Computer Engineering Department. Yeaah,, I am an Engineer but I do love in writing and filling any info about me and my life in this blog. For now on, I've decided to work on one of my categories in this blog, "Live in Korea". Im going to inform you about Korea and how to live here. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
First of all, let yourself to think why you want to live in Korera. Sure, Korea is definitely a very nice country for living, but not for working. That's my opinion though. Korea is a very beautiful country for living, travelling, or doing something like to learn or to experience how your life would be. But again, for me, Korea is not really good for working. Well, I have reasons for what I am talking about. Even though so, I have been in Korea for over two years for studying. And I could say that as a student, I'd love to stay here.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hence, I would like to kick of several beautiful points why we should visit Korea. No matter whether you are a Korea Lover or yah just like me before that "I don't know anything about Korea".</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<ol>
<li><b>A Historical Country</b>. You know what, Korea has tons of places and statues telling us about what country the foregone like is. Come and see this country, you will find amazing spots labelling with UNESCO name. The great thing is that all the historical objects are well-cared. Oh,, sure you will not find those are as an object put to see, but they are also provided with the information about what they are and when they are made or found, and sooo on! You must want to know that in Korea there are some amazing palaces including all the antique trinkets to visit. You can also experience to wear the king, the queen, and even the guardian of palace clothes. If you are lucky, there are such festival in Korea allowing foreigners to have experience in guardian palaces convoying. Interesting? <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-X3tlEC8vDH0/VggXHQOXhDI/AAAAAAAAQco/x37Luc9Z-qQ/s1600/C360_2014-05-05-13-45-12-586.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-X3tlEC8vDH0/VggXHQOXhDI/AAAAAAAAQco/x37Luc9Z-qQ/s640/C360_2014-05-05-13-45-12-586.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>A Modern Country</b>. Guess what? Although Korea is very well known with the historical stories of it, Korea is also popular as one of developed country in Asia. You definitely already knew that both Samsung and LG are the huge companies from Korea. And you must know that Hyundai is also one of the best company in producing cars in the world. This country has been concerned in developing and improving many good environments to be one of developed country with a short time. If you come to Korea, you will experience the health environments, the modern technologies, the very comfortable transportation, and everything are tried to be improved in modern way. The life style and also the way how people to live in Korea are significantly changed for several years very shortly. Everything is prepared very amazing.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>A High Tech Country</b>. This thing is in line with the second point mentioned earlier. Oh goodness, I was surprised when I came and arrived in Korea for the first time. Landed at Incheon Airport as the biggest airport in Korea then saw that everything is perfectly amazed me. And then I ran into the city by car and experienced the modesty of the Korea's transportation, no traffic, it seemed no air pollution, and also very cheap. The water is very fresh and clean. Oh what I would like to say here is that everything is settled very nice with the technology environments. But come to then, I surprised that all of them are mostly created by the Korean. Amazing!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-DEYP5N_1sBU/VggeQdm7_lI/AAAAAAAAQjw/VeKl0YFF-Qs/s1600/C360_2014-05-05-14-35-26-994.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-DEYP5N_1sBU/VggeQdm7_lI/AAAAAAAAQjw/VeKl0YFF-Qs/s640/C360_2014-05-05-14-35-26-994.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>The Safest Country.</b> I don't believe either by the way about this, but it is true! Google it with this keyword, the answer is KOREA. So if you are a girl working in over midnight you don't need to worry with your safety, just walk on straightly. Because Korean people usually stay up very late. The cities are also still lighted up. That's what I did. This country specially for the Seoul city, you would be easy to walk alone and feel safe as always. In fact, if you are feeling somewhat unsafe, Taxies are very easy to stop by after you waving your hands. But you should aware to only the taxi with the red sign or red word in korean letter right on the wind-shield of the driver. Anyway, the taxi fare here is cheap also, I think so. Whenever I get lost, I use this taxi service. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>Providing The Best Internet Environment Country</b>. Do you know that Korea is the best country for Internet? I am not kidding anyway. You could google for it, otherwise you could come here, yeah in Korea and feel your web surfing or download Gigs size files to proof my word here. If you decide to come and live here for some months for studying probably, you could find this effortless network. And the awesome part is that you could get free wify with super high speed in everywhere. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>Everything is about the Politeness here</b>. If you decide to live in Korea, so the 'Age' is really really a big thing that you have to deal with. Don't ever try to mess it up. Trust me, you could face a big trouble for your politeness. #Grin. yeap... that's Korea! It's seriously like an age hierarchy. The older should be treated very very polite, so you'd better to learn how to use your languages with anyone you'd know to them. Person with the same age with you usually could be really nice somehow to talk. But if you are the younger, you should prepare yourself to learn how to respect and give your great honour to your older friends. heheh.. even when you are seating in front a table, you should really realize how to bring yourself in treating or servicing, or it could be more difficult sometime. Once you learn about the politeness of Korea, you would understand that it could be somewhat awful. Well, I mean, it is good for being polite to anyone, but the awful stuffs are that everything is like ruled here even for a word. SO, Don't try to mess it up, I really mean it. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>One of Countries Providing The Best Educational Environment.</b> For the educational things, I would say that Korea could be one of the best country for this. Because mostly universities in Korea would give us about 50% or more tuition fee waved for the international students. No matter you get the government or private universities. This is good, right? So, it's time for us to use this occasion to feed our brain. But probably you also should know that the language is the problem for some departments here. But don't worry, there are plenty places to study Korean language free. One of them is Seoul Global Centre or Puren. You could be easy to find them by using your keyboard to google it. hehe... Regarding the researching, Oh Korea is really serious in researching and education. The government allocates huge funding into these. One example is what I have now. I am a Master candidate student with computer engineering background. It's true that I have been a recipient of 50% tuition fee waved from my university. The rest 50% is supported by my current lab where I am studying. How about the living expenses? Owh, my lab is the main sponsor for my funding here. Hence, I practically don't think about how to feed myself or get monthly money. So if you know any information about opportunity to study in Korea, I suggest you to go for it. It's really worthy. If you need more for your living, you could find plenty part time jobs, but with some regulations absolutely. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-YBIE-Mwq50A/Vggd5NJ1vfI/AAAAAAAAQjk/9-J69ngbSzo/s1600/1235931_10201971188704970_1667951568_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-YBIE-Mwq50A/Vggd5NJ1vfI/AAAAAAAAQjk/9-J69ngbSzo/s640/1235931_10201971188704970_1667951568_n.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>Four Seasons? Ah~you can find them here.</b> For several countries or regions of Asia, having experiences with winter and autumn are really dreamy. But, you could find it in Korea. It could be cheaper option to find these weathers than go to Europe countries. Interesting. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>Culinary Tour must be one of these lists.</b> Exactly, culinary tour! It is pretty nice to taste any kind of Korean foods. For me, the worst food is called Kimchi but if you could find the fresh kimchi, it could be different. I could really like to eat the fresh Kimchi. Another thing is if you are a "spicy food eater". Aaahh~~ Korea is somewhat bad for this. I dont say that there is no spicy food here. It does have. But what we think it's not spicy enough, for korean it could be super spicy though. hehe.. If you turn trying to cook, the spicy chilly could be one of those problems too.. Anyway, Korea has many things to eat. The tastes are amazing for me. I mean mostly they are really nice. So I recommend you to have experience in any kind of Korean foods. Highly recommend it.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-2EwylcB-ows/Vgga3YnlgLI/AAAAAAAAQi0/3DIdXv3XNNc/s1600/C360_2014-07-20-03-17-04-187.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="360" src="https://2.bp.blogspot.com/-2EwylcB-ows/Vgga3YnlgLI/AAAAAAAAQi0/3DIdXv3XNNc/s640/C360_2014-07-20-03-17-04-187.jpg" width="640" /></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</li>
<li><b>Country with "Thousand Festivals"</b></li>
<li><b>Fashion and Beauty</b></li>
<li><b>For The Music Live</b></li>
</ol>
<div>
<br /></div>
</div>
<div>
What about are the things that I told you before? The negative things ones. But those are minor things that would not change a lot to the good things providing by this country. Believe me, these negative issues are very subjective opinion coming from me. I know there are thousand people out there that probably they don't even find anything bad from Korea. So, I would like to talk about it with another page.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com0Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-32782083651107034422015-09-21T23:56:00.006-07:002018-09-04T17:57:31.484-07:00Penelitian itu Kini Berakhir Menuju SCIE<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-debZWFAhIbw/VgSGBduCzBI/AAAAAAAAQO8/E7wzGB2S6k8/s1600/badgeResearchStory.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-debZWFAhIbw/VgSGBduCzBI/AAAAAAAAQO8/E7wzGB2S6k8/s640/badgeResearchStory.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<i>You must not lose faith in humanity. Humanity is an ocean; If a few drops of the ocean are dirty, the ocean does not become dirty.<br /><b>~Mahatma Gandhi</b></i></blockquote>
<br />
<br />
<br />
<br />
Mendadak
aku teringat tentang cerita perdanaku dulu tentang <a href="http://iam-ismail.blogspot.kr/2014/03/cerita-ku-tentang-perjalanan-risetku.html" target="_blank">perjalanan risetku</a>.
Dulu sekali, hehe, sekitar setahun setengah yang lalu laah,, itu uda lama beud
kah…? Anyway, aku Cuma mau melupakan aksi nekat bodoh waktu itu aja. Tapi
itu jelas jadi catatan hidup yang cukup berarti juga untuk aku pribadi, untuk perjalanan riset dan proses belajar ku khususnya. Bukankah
kita memang banyak belajar dari kesalahan-kesahalan kita? Aku pernah dengar pepatah
bahwa “Successful will not teach us” artinya adalah kesuksesan tidak akan mengajarkan kita. Somewhat true for me. Karena seharusnya
kita semakin sukses semakin banyak belajar untuk bisa memberi, berbakti, dan
mengabdikan ilmu, tapi di sisi lain kesuksesan juga tidak akan mengajarkan kita
bagaimana mengejar sukses itu sendiri,, logis dongss,, wong uda sukses kok ya,
ngapa harus belajar mengejar kesuksesan yang sama, #eeeaakk,, kayak bener aja
gue!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
By
the way, tulisan ini akan menjadi tulisan akhir dari pembelajaranku tentang
intra coding yang pernah aku bahas sebelumnya. Ini gegara ada mahasiswi yang
mengingatkanku untuk mengupdate tulisan aku yang keren nan belaguk ituw…. Iyaaa
beneran, aku teringat salah satu mahasiswi di jurusan Teknik Informatika, UIN
Suska Riau (ini tempat aku sekolah looh…!! #Banggaaaaa) pernah bilang begini: “Bapak
aja mengalami jatuh bangun waktu belajar intra coding, apalagi aku”. Dalam hati
sebenarnya aku pingin kali bilang gini: “Maksud loh…?” sambil masang wajah
bertopeng agak devil yang keluar asap dari telinganya. Dia (mahasiswi tadi)
sedang belajar tentang intra coding, tapi merasa kesulitan dengan bidang itu
sendiri. Wajar dong aah…. Siapa juga yang gitu “kenal” dengan bidang penelitian
baru langsung bisa “akrab” seakrab akku dengan kammyuu… wajar dong yaa kalau
harus jatuh bangun dulu. Bayi superman aja merangkak dulu baru bisa terbang
#apaSih…? #skip #skip #skip. untuk mahasiswiku yang sabar tadi… semoga lancar TA nya ya nakk…!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Yaaah….
Setelah <a href="http://iam-ismail.blogspot.kr/2014/05/happy-ending-tentang-perjalanan-risetku.html" target="_blank">berhasil mempresentasikan dua topik di penelitian ini</a>, akhirnya
professor ku dengan bahagia memintaku untuk mempublikasikan riset tsb ke jurnal
internasional bertaraf lumayan baguslah.. Tapi ini juga setelah aku improve
banyak, dan berhasil memberikan performansi yang lebih baguslaah sebesar 50%
better dari penelitian sebelumnya. Seneng dong yah setelah kita kenalkan hasil
penelitian kita ke supervisor, kemudian secara langsung supervisor bilang
minta ditulis hasilnya dan dipublished ke jurnal SCIE. Yang pingin tauk jurnal
SCIE itu apaan googling gih, aku juga baru tauk ada jurnal bejituan… #songong kali. haha<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Jadi, SCIE itu adalah singkatan dari <b style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.4px;">Science Citation Index Expanded</b><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.4px;">, </span>yang sebenarnya sama dengan si <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Science_Citation_Index" target="_blank">Science Citation Index (SCI)</a><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.4px;">. </span>Beda keduanya apa jadi..? Penjelasannya bisa <a href="https://www.dropbox.com/s/b6of3r9nnsvswdr/SCIE_Letter.pdf?dl=0" target="_blank">dilihat di link ini</a>, atau ini aku kutip penjelasan dari Thomson Reuters customer support:</div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">The Science Citation Index (SCI) is a sub-set of the Science Citation Index Expanded (SCIE), containing journals that rank competitively among the most highly-cited core journals in their category or categories. The Science Citation Index Expanded is essentially the web version of what used to be a database available only on CDRom/Diskette.</span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">When selecting the journals for the Science Citation Index we choose the top journals from each subject category and supplement this with top regional journals from each category to give broad geographic and multidisciplinary coverage.</span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">The evaluation of and acceptance of a journal for the Science Citation Index Expanded or the Science Citation Index is essentially the same with one major difference.</span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">This difference is in the application of citation analysis to the journal. While every science journal in our database is covered in the Science Citation Index Expanded and only those journals of relatively significantly higher citation impact are selected for the Science Citation Index. In other words, Science Citation Index covers only the most highly cited, highest impact journals in each category. This is because of the constraints of the CDROM and print media there is no difference in the selection process for Science Citation Index and Science Citation Index Expanded journals.</span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Anybody can contact them for clarifications.</span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Asia Pacific Customer Support</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Ya begitulah,
karena penelitian ini sudah dicoba untuk dipublikasikan ke jurnal yang agak
bagus, maka aku mutuskan untuk menghentikan penelitian ini untuk sementara. Gak
lucu lah selama aku sekolah aku taunya Cuma tentang intra coding. Well,
waktunya untuk move on! Jadi, setelah di tahap ini, aku juga pernah lihat hasil tulisan yang dulu pernah ku kirim ke konfrensi yang gak minta izin dulu ituw,, iya bener paraah abis ternyata. Dalam hati aku malu sendiri setelah tau (maksudnya bener-bener tau) kalau aku sudah mempermalukan diri sendiri, pingin teriak lagi setelah itu, dan bener-bener marah iya juga..Sorry Indonesia. Tapi, aku bersyukur bisa belajar dari itu semua. Alhamdulillah.. dan sekarang waktunya untuk bener-bener move on sejenak. Dan berharap ada kisah manis di tahapan ini.. Aamiin... :)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Sekarang
aku sedang mencoba mainan baru di bagian Rate Control dan Context Adaptive
Binary Arithmetic Coding. (Bingung kan? Sabar ya, aku masih menunggu wangsit untuk rajin nulis blog lagi. Wangsit biar rajin nulis di blog video coding ku yang niatnya didedikasikan untuk
diriku sendiri dan orang lain yang pingin tau tentang video coding). Sempat
hatiku terpaut di bidang fast encoding juga untuk Inter Prediction part, tapi kemudian
seniourku menyarankan untuk focus ke rate control aja. Baiklah..! apa kata kakanda
aja. So far so good, walau gak good good bangetlah, Cuma sedang menunggu hasil
experimentasinya. Mudah2an bisa dikatakan layak lah ya… aamiin… Riset ini,
khususnya rate control niatnya akan dibawa ke meeting standarisasi video coding
ke Switzerland Oktober ini. Yeeeaayy!!! Mudah2an semua lancer aja, doain
yaa,,,, aku padamu pokoknya. Untuk beberapa hari kedepan ada lah catatan-catatan
kecil yang bisa di ceritakan di blog ini sebelum berangkat dan setelah kembali
dari Switzerland. <o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Salam sukses, Beasiswa Hunter!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-61987583506701116832015-07-12T23:23:00.001-07:002020-02-04T14:19:46.584-08:00Jadi Beda, Satu Bulan Puasa Ramadhan di Korea dan di Indonesia?<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-1z6xjXtNtLc/VgSPtEkbLyI/AAAAAAAAQPg/QaW0XPFva2E/s1600/ramadan_mubarak_by_rizvigrafiks.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="426" src="https://2.bp.blogspot.com/-1z6xjXtNtLc/VgSPtEkbLyI/AAAAAAAAQPg/QaW0XPFva2E/s640/ramadan_mubarak_by_rizvigrafiks.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://moosetheloose.blogspot.kr/2011/08/ramadhan-al-mubarak.html" target="_blank">Source Picture: Ramadan al-mubarak</a></td></tr>
</tbody></table><br />
<br />
Menurut loh???? Memang espektasi loh Puasa Ramadhan itu apa? *Tiba-tiba hening. Heniiing bangeeet*.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Sekarang, coba <i>bayangin deh</i>, seandainya kamu belajar dan tinggal di Korea selama satu bulan penuh dan sedang berpuasa Ramadhan. Summer lagi, yang memang siangnya lebih lama dari pada malam, kurang lebih 17 jam-<i>an lah</i>. Selain itu, <i>bayangin</i> juga kondisi di mana kamu puasa sendiri diantara teman-teman Korea kamu. Kemudian salah satu temen kamu <i>ngajak</i> kamu <i>farewell party </i>karena dia baru menyelesaikan thesisnya. ketika kamu jalan keluar di sekitaran kampus, kamu melihat ada toko-toko makanan dan minuman segar di sana. Atau kamu jalan sedikit keluar dari arah gerbang kampus, terus di seberang kamu ada toko buah, dan dengan tidak sengaja mata kamu tertuju ke salah satu buah di luar toko, yaitu Semangka. Summer <i>plus</i> semangka jawabannya adalah <i>sudah pasti seger banget!!! </i><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Yeeaah,,, itu jadi pertanyaan penting yang seharusnya kamu punya sebelum bertanya, <i>“Gimana ya rasanya puasa Ramadhan di Luar Negeri yang siangnya lebih lama di musim panas? Tahan gak ya?”</i> (di tambah emoji wajah memelas). Alih-alih bertanya dengan pertanyaan mainstream itu, kamu bisa tambahkan pernyataan ke diri kamu, <i>“Ah~ sepertinya menarik!”,</i> misalnya. Karena jawabannya memang jelas menarik berpuasa Ramadhan di negara yang siangnya lebih lama dari pada di malam hari. Bukan karena tantangan juga <i>sih</i>, tapi karena kamu sudah tahu bahwa puasa Ramadhan itu esensinya tidak lain adalah untuk beribadah <i>lillahi ta’ala</i>. Bukan sekedar menahan haus dan lapar! Jadi, berpuasa karena Allah adalah persamaan dasar kita berpuasa Ramadhan di Korea atau di belahan bumi manapun bahkan di luar bumi sekalipun dengan di Indonesia. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Kamu pasti pernahkan mengalami <i>bener-bener</i> merasa lapar karena kamu belum makan seharian, di luar dari kata ‘karena bepuasa’? Kemudian bandingkan dengan kamu lapar dan haus karena berniat berpuasa, atau karena ingin hemat demi sebuah smartphone baru di bulan depan <i>sajalah</i> misalnya, <i>bedakah</i>? Jawabnya beda! Apapun rintangannya selama kamu berniat untuk berpuasa, kamu pasti akan sanggup menghadapinya, walau lupa sahur sekalipun kemudian berpuasa esok harinya selama 17 Jam. Sama halnya dengan berpuasa di bulan Ramadhan. Kenikmatan dan keistimewaan Ramadhan itu akan tetap kita dapatkan dimanapun kita berada. Jadi, <i>insyaallah</i> <i>no worries-lah</i>, jika kita harus berpuasa di musim panas di negara-negara seperti Iceland sekitar 22 jam, Swedia selama 21 jam, atau Alaska sekitar 20 jam. Atau pernah dengar tidak bahwa ada dua astronot muslim yang pernah merasakan Ramadhan di luar angkasa? Muslim pertama adalah Sultan Salman Al Saud dari Arab Saudi, yang terbang dalam misi STS 51-G pada 17 Juni 1985. Dan yang terakhir adalah astronot asal Malaysia, Sheikh Muszaphar Sukhor, yang terbang dalam misi Soyuz TMA-11 pada 10 Oktober 2007. Jadi sudah jelas-<i>kan</i> bahwa puasa Ramadhan itu akan memiliki keistimewaan yang sama dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, dan tetap akan menjadi bulan yang suci dan penuh nikmat bagi umat islam di seluruh dunia, di manapun! Kita tidak perlulah merasa harus mendapat perlakuan <i>special</i> dari orang yang sedang tidak berpuasa selama kita berpuasa Ramadhan, karena Ramadhan itu memang sudah <i>super special</i> dari Allah SWT untuk umatnya yang beriman. #Aamiin ya rabbal ’alamin.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Lantas, apa yang menarik berpuasa Ramadhan di Korea? Untuk hal yang ini, setiap orang memiliki kesannya sendiri-sendiri, tapi berikut adalah beberapa kesan yang saya dan mungkin beberapa orang Indonesia di Korea punya selama berpuasa di Korea.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"></div><ol><li><span style="text-indent: -0.25in;"><i>Menarik melihat reaksi orang Korea ketika mereka tahu tentang Ramadhan. </i></span>Belum banyak orang Korea atau masyarakat internasional yang mengetahui tentang Islam dan aktifitas umat Islam lebih dalam. Ceritakanlah bahwa seorang mulim harus melaksanakan shalat 5 kali sehari, ceritakanlah bahwa binatang babi dan minuman beralkohol tidak boleh dikonsumsi oleh umat Islam, ceritakanlah bahwa kamu harus bangun setiap pagi untuk shalat subuh, ceritakanlah bahwa dalam setahun ada satu bulan penuh dimana kamu akan berpuasa, dan bersiaplah melihat reaksi mereka ketika kamu bercerita bahwa kamu wajib tidak diperbolehkan untuk makan dan minum apapun dari sebelum matahari terbit sampai matahari terbenam. Ini akan menjadi pemandangan yang sangat menarik bagimu. Lihat sorot matanya ketika kamu bercerita tentang Islam dan aktivitas umat Islam, karena <i>mendadak </i>kamu menjadi sedikit istimewa setelah itu.</li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;"><i>Bagi yang suka tantangan, berpuasa selama musim panas di Korea, di mulai sekitar jam 3 subuh dan berbuka puasa pada jam 8 malam. </i></span>Terkadang memang menjadi agak khawatir kalau kehidupan kamu selama di Korea seperti saya atau mahasiswa lain yang memiliki kewajiban untuk <i>stay </i>di Lab sampai larut malam. Tidak sedikit mahasiswa di Korea yang harus bersedia menghabiskan waktu dari jam 9 pagi sampai menjelang atau bahkan lewat tengah malam. Ini sudah menjadi pemandangan yang sangat umum di Korea. Jadi bagi mereka yang memang memiliki siklus hidup seperti ini, maka tantangan terberatnya adalah bangun untuk sahur disekitaran jam 2 atau jam 3 subuh. Ini jelas akan menjadi sedikit menantang awal hari puasa kamu.</li>
<li><i><span style="text-indent: -0.25in;">Bagi yang anti-mainstream, kamu akan merasa Ramadhan kamu sangat special karena </span><span style="text-indent: -0.25in;"><b>you are the only one</b></span><span style="text-indent: -0.25in;"> yang berpuasa. </span></i>Berpuasa sendirian ditengah-tengah teman Korea kamu yang memang notabenenya non-muslim itu ternyata memiliki kesan yang berbeda. Ada energi yang lain yang bisa kamu rasakan ketika kamu harus berpuasa dengan mereka yang tidak. Kamu tidak akan merasa lemas sama sekali karena kamu hidup seharian layaknya kamu tidak sedang berpuasa. Tidak ada treatment khusus yang akan kamu dapat dari sekitarmu, <i>but because you are the only one</i>, kamu justru akan mendapat energy dari teman-teman sekitarmu. Dan ini yang bisa membuat Ramadhan di Korea lebih special dari pada di Indonesia. Suka merasa tidak sih kalau temanmu lemas karena puasa, kamu akan cenderung ikut merasa lemas juga? Hehe. Bahkan 17 jam lamanya berpuasa itu tidak berasa. Mungkin karena ada energy tambahan dari sekitar kamu. Sebab kamu tetap akan mendapat porsi bekerja yang sama dengan mereka yang tidak sedang berpuasa.</li>
<li><i><span style="text-indent: -0.25in;">Secara otomatis, kamu akan tergabung dengan </span><span style="text-indent: -0.25in;">clan</span><span style="text-indent: -0.25in;"> pemburu takjil-takjil gratis di KBRI. </span></i>Sudah jelaslah selama kamu tinggal di negara selain Indonesia, makanan Indonesia akan cukup jarang kamu temui. Jadi, ketika kamu mendengar istilah <i>“Buka bareng di KBRI” </i>atau dimanapun, ini menjadi kesempatan yang sangat menarik untuk menyantap lezat makan-makanan Indonesia lagi. Tidak jarang para mahasiswa yang datang ke KBRI juga membawa <i>stoples</i> atau kantong-kantong plastik untuk kemudian diisi dengan takjil-takjil atau makanan Indonesia untuk sahur esok harinya :D :D. Dari asrama hati sudah girang dulu, membawa tas berharap bisa pulang membawa takjil dan teman-temannya untuk bekal sahur esok hari. <i>haha</i></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Kamu akan melihat dan merasakan suasana indah yang berbeda ketika berbuka puasa di Islamic Center Seoul. Pemandangan yang tidak biasa tentu. Seantero gedung dan halaman dipenuhi dengan wajah-wajah timur tengah, dan kamu berdiri sendiri dengan pemandangan itu berseri membawa wajah asia tenggara kamu. <i>#lebay deh.. haha</i></span></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Ini menarik tidak ya,, kayaknya menarik bagi mereka yang sering tidur lagi setelah subuh. </span><i style="text-indent: -0.25in;">hehe. </i><span style="text-indent: -0.25in;">Karena kita itu sudah subuh jam 3 an atau setengah empat pas summer, jadi kebayangkan betapa panjangnya jam tidur kamu setalah subuh sampai jam 9 atau 10 pagi.</span></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Kamu akan semakin sadar bahwa kamu memang sangat mencintai keluarga dan orang-orang terdekatmu di Indonesia. Bahasa ringkasnya adalah kamu jadi kaaangeeen berrrraaattt dengan Ayah Ibu dan sanak saudaramu. Yang kamu bisa cuma mengais memori beberapa tahun silam sebelum kamu hijrah ke Korea, atau justru bisa jadi j</span><span style="text-indent: -0.25in;">auh dari keluarga, beribadah selama di bulan Ramadhan lebih khusyuk.</span></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Kamu jadi sadar, Ramadhan justru bisa hidup lebih hemat. Yang ini jelaslah yak. Kamu jadi rajin masak dan mengurangi jajan yang berlebihan.</span></li>
</ol><div style="text-indent: -24px;"><br />
</div><div style="text-indent: -24px;"><div style="text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="470" src="https://www.youtube.com/embed/5S61i8uTqe0" width="880"></iframe></div><br />
</div><br />
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com2Seoul, South Korea37.566535 126.9779691999999637.1637645 126.33252219999996 37.969305500000004 127.62341619999997tag:blogger.com,1999:blog-6642447795618621232.post-91498895769415033382014-10-23T20:41:00.001-07:002018-09-04T17:30:35.320-07:00Hari Ini, Masih Membenak si Ugly Alert<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-3UrbZxT7qvM/VgSMHV3r9pI/AAAAAAAAQPQ/W22SM9Ctvo0/s1600/monnani04.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="328" src="https://2.bp.blogspot.com/-3UrbZxT7qvM/VgSMHV3r9pI/AAAAAAAAQPQ/W22SM9Ctvo0/s640/monnani04.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://koreainmyworld.wordpress.com/k-drama/ugly-alert-sbs-drama-%EB%AA%BB%EB%82%9C%EC%9D%B4-%EC%A3%BC%EC%9D%98%EB%B3%B4/the-casts-ugly-alert-sbs/" target="_blank">Source Picture: The Cast 'Ugly Alert (SBS)'</a></td></tr>
</tbody></table>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Dua hari ini aku sedang semangat begadang lagi. Bahkan kemarin malam aku berhasil gak tidur dan gak ngerasa ngantuk walau harus stay di lab paginya dari jam 10 pagi sd 7 malam. Dan balik ke apartment utk dinner dan lanjut begadang sampe jam 3 pagi.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Aku begadang bukan tanpa alasan. Selalu ada alasan utk begadang sesuai pesan om H. Rhoma Irama → Jangan begadang kalau tiada artinya... =_=. Menurutku pesannya ini ms ngambang si... om Rhoma gak serius berpesannya. Begadang yang *berarti* itu begadang yg bijimana...? Kalau begadangnya untuk nonton drama korea itu berarti ndak? =_=!!. Samaku itu berarti sih. Ada kepuasan hati bisa ngabisin drama tiap episodenya. :p<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Well, jadi drama yang berhasil buat aku begadang dan gak tidur ini judulnya *ugly alert* haha... banyak yg nyaranin untuk bisa bahasa korea harus nonton drama korea sering2. So far aku ngerasa ada benernya. Ngefek. Karena mostly apa yg ku drengar istilah2 komunikasi sehari-hari di lab sama dengan gaya bahasa di drama. Many cases aku bisa ngerti apa topik atau mereka sedang ngomong apa. Tapi percayalah, bahasa korea gak sesimpel itu T.T<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Baiknya adalah drama korea bisa ngelatih telinga utk beradaptasi dgn gaya ngomong org korea yg biasanya cepet (maklum mereka fasih banget #apasih). Lainnya adalah kita bisa ngerti beberapa kalimat komunikasi oral. Kalau mau agak rajin dikit kayak aku, siapin note atau kertas coretcoret dan pencil juga utk nyatat kalimat atau kata2 yang menurutku menarik dan biasa dipake sama teman lab. Hal lainnya adalah nambah kosakata. Note: cuma kalimat yg pendek dan menarik menurutku. Seenggaknya itu metode belajar yg bs dipertimbangkan. Jeleknya adalah kita ngabisin banyak waktu dgn nonton atau ada bbrpa kerjaan yang bisa agak tertunda karena candu dramanya uda menusuk di sini #nunjukati<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Emmm... drama korea? Aku sendiri gak inget uda berapa judul drama yang uda ku tonton. Kkkkk.. biasanya sebulan dua bulanan klo moodnya ganteng satu drama bisa selesai.</div>
<div dir="ltr">
그런데, aku sangat merekomendasikan nonton drama ugly alert ini... bbrp scene berhasil buat aku mberebes milih dan ngakak. awalnya agak males sih nontonnya. Krn pas ngecek episode nya.. ada 135 episode. Ndak tau akan brp lama aku nonton drama ini. Kkkkk. Biasanya aku batasin nonton drama yg khusus drama dgn episode < 25 episode. Enjoy dramanya. #loh <u>haha</u><br />
<br /></div>
<div class="blogger-post-footer">Coretan Ismail M</div>Ismail Mhttp://www.blogger.com/profile/03086271405570961182noreply@blogger.com